Edisi Mei 2025
P.T.S.D
Peristiwa Traumatis Lalu Sampai Sekarang Dampaknya
Penulis : Bryan Oswald Suwandi
Pernahkah sebelumnya pada suatu malam anda tiba-tiba terbangun, keringat dingin di sekujur tubuh, napas tersendat-sendat dan hal yang diingat sebelum bangun adalah suatu mimpi buruk yang ternyata terkait dengan suatu kejadian masa lampau yang menurut anda traumatis? Jika pernah maupun mengenal dengan kawan yang mengalami kejadian serupa ada kemungkinan besar teman anda saat ini pertanda sedang mengalami PTSD. Tapi PTSD itu apa sih? PTSD yaitu singkatan dari Post Traumatic Stress Disorder merupakan kondisi dimana seseorang yang setelah mengalami suatu kejadian traumatis seperti kecelakaan yang berujung maut atau luka serius, kekerasan atau pelecehan seksual.
Siapa Saja yang Bisa Mengalami PTSD?
Siapa pun bisa terkena PTSD, tidak peduli usia, jenis kelamin, atau latar belakang yang diperlukan hanya seseorang yang terpapar pada kejadian Traumatis . Namun, risiko PTSD akan lebih tinggi jika mereka;
- Pernah mengalami trauma serius
- Tidak memiliki dukungan sosial yang baik
- Mengalami trauma berulang
- Memiliki riwayat gangguan mental lainnya
TANDA-TANDA PTSD
Menurut DSM-5, gejala PTSD dikelompokkan menjadi 4 gejala utama, yaitu:
Pengalaman Ulang (Intrusion) : gejala Intrusion ini artinya sifatnya mendadak dan tidak diinginkan adalah seperti mimpi buruk, terjadinya kilas balik pada pengalaman traumatis (flashback), pikiran mengganggu yang terus berulang dan bersifat mendadak/intrusif/tidak diinginkan
Penghindaran (Avoidance) : Avoidance ini ditunjukan lewat perilaku penghindaran seperti menghindari tempat, orang, atau aktivitas yang mengingatkan akan trauma, serta juga bisa menemui diri enggan membicarakan peristiwa itu.
Perubahan Emosi & Pikiran (Negative Changes) : individu dengan PTSD dapat terjadi perubahan emosi dan pikiran yang negatif, contoh perasaan bersalah, malu, atau putus asa, selain itu juga individu dengan PTSD juga sulit merasa bahagia maupun gairah, dan pada umum juga bisa menemui dirinya memiliki pemikiran dan perasaan dalam diri yang memisahkan diri mereka dari orang lain.
Reaksi Berlebihan (Arousal and Reactivity) : individu menjadi terlalu responsif dan kadang menghasilkan reaksi yang berlebihan atau tidak sesuai seperti mudah marah, susah tidur, terkejut berlebihan, sulit berkonsentrasi.
Perlu diketahui lagi perlu ada gejala ini berlangsung lebih dari satu bulan dan mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang agar bisa disebut PTSD meski ada baiknya anda yang memiliki gejala serupa namun tidak cukup lama tetap mencoba mencari bantuan.
Dampak PTSD pada Kinerja dan Kehidupan Sehari-hari
PTSD berdasarkan dari Smith, M. E., & Vogt, D. (2016) dalam jurnalnya yaitu “Journal of Anxiety Disorders” dapat memiliki dampak dalam pekerjaan seperti lewat kesulitan berkonsentrasi, cepat merasa stres, DLL yang bisa menurunkan produktivitas kerja dan meningkatkan risiko konflik dengan rekan kerja.
Selain itu dari Monson, C. M., & Taft, C. T. (2005) dalam jurnalnya berjudul “Clinical Psychology Review” dan DSM V, penderita PTSD bisa menjadi tertutup terutama apabila jika memiliki gejala avoidance, mereka jadi menarik diri dari keluarga dan teman-teman, atau bahkan mengalami ledakan emosi yang tidak terkendali. Ini sering merusak hubungan pribadi.
Bagaimana Mengatasi dan Mencegah PTSD
Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk membantu ataupun melawan PTSD apalagi dengan gejala demikian
Bantuan Ahli : Mencari bantuan ahli seperti psikolog untuk konsultasi preskripsi obat-obatan dari dokter atau psikiater apalagi ketika sehabis melewati kejadian traumatis.
Dukungan Sosial : Teman, keluarga, dan komunitas sangat membantu proses pemulihan dan menjadi jaringan untuk mencegah dan overcome gejala-gejala PTSD.
Kesimpulan
Perlu diketahui bahwa PTSD ini bisa dialami oleh semua orang. Pola hidup yang positif serta dukungan dari orang-orang terdekatlah yang mampu melawan dan meredakan gejala dari PTSD, namun jika PTSD ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan gejala semakin intens, sebaiknya langsung anda mencari pertolongan kepada profesional seperti psikolog yang akan membantu anda dalam menempuh perjalanan melawan PTSD. Mengalami trauma bukan berarti seseorang lemah. PTSD adalah reaksi normal terhadap pengalaman yang tidak normal. Meminta bantuan adalah langkah berani untuk sembuh.
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5). Arlington, VA: APA Publishing.
Mayo Clinic. (2022). Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Smith, M. E., & Vogt, D. (2016). The impact of PTSD on employment outcomes. Journal of Anxiety Disorders.
Monson, C. M., & Taft, C. T. (2005). PTSD and interpersonal functioning. Clinical Psychology Review.
Pernahkah sebelumnya pada suatu malam anda tiba-tiba terbangun, keringat dingin di sekujur tubuh, napas tersendat-sendat dan hal yang diingat sebelum bangun adalah suatu mimpi buruk yang ternyata terkait dengan suatu kejadian masa lampau yang menurut anda traumatis? Jika pernah maupun mengenal dengan kawan yang mengalami kejadian serupa ada kemungkinan besar teman anda saat ini pertanda sedang mengalami PTSD. Tapi PTSD itu apa sih? PTSD yaitu singkatan dari Post Traumatic Stress Disorder merupakan kondisi dimana seseorang yang setelah mengalami suatu kejadian traumatis seperti kecelakaan yang berujung maut atau luka serius, kekerasan atau pelecehan seksual.
Siapa pun bisa terkena PTSD, tidak peduli usia, jenis kelamin, atau latar belakang yang diperlukan hanya seseorang yang terpapar pada kejadian Traumatis . Namun, risiko PTSD akan lebih tinggi jika mereka;
TANDA-TANDA PTSD
Menurut DSM-5, gejala PTSD dikelompokkan menjadi 4 gejala utama, yaitu:
Pengalaman Ulang (Intrusion) : gejala Intrusion ini artinya sifatnya mendadak dan tidak diinginkan adalah seperti mimpi buruk, terjadinya kilas balik pada pengalaman traumatis (flashback), pikiran mengganggu yang terus berulang dan bersifat mendadak/intrusif/tidak diinginkan
Penghindaran (Avoidance) : Avoidance ini ditunjukan lewat perilaku penghindaran seperti menghindari tempat, orang, atau aktivitas yang mengingatkan akan trauma, serta juga bisa menemui diri enggan membicarakan peristiwa itu.
Perubahan Emosi & Pikiran (Negative Changes) : individu dengan PTSD dapat terjadi perubahan emosi dan pikiran yang negatif, contoh perasaan bersalah, malu, atau putus asa, selain itu juga individu dengan PTSD juga sulit merasa bahagia maupun gairah, dan pada umum juga bisa menemui dirinya memiliki pemikiran dan perasaan dalam diri yang memisahkan diri mereka dari orang lain.
Reaksi Berlebihan (Arousal and Reactivity) : individu menjadi terlalu responsif dan kadang menghasilkan reaksi yang berlebihan atau tidak sesuai seperti mudah marah, susah tidur, terkejut berlebihan, sulit berkonsentrasi.
Perlu diketahui lagi perlu ada gejala ini berlangsung lebih dari satu bulan dan mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang agar bisa disebut PTSD meski ada baiknya anda yang memiliki gejala serupa namun tidak cukup lama tetap mencoba mencari bantuan.
PTSD berdasarkan dari Smith, M. E., & Vogt, D. (2016) dalam jurnalnya yaitu “Journal of Anxiety Disorders” dapat memiliki dampak dalam pekerjaan seperti lewat kesulitan berkonsentrasi, cepat merasa stres, DLL yang bisa menurunkan produktivitas kerja dan meningkatkan risiko konflik dengan rekan kerja.
Selain itu dari Monson, C. M., & Taft, C. T. (2005) dalam jurnalnya berjudul “Clinical Psychology Review” dan DSM V, penderita PTSD bisa menjadi tertutup terutama apabila jika memiliki gejala avoidance, mereka jadi menarik diri dari keluarga dan teman-teman, atau bahkan mengalami ledakan emosi yang tidak terkendali. Ini sering merusak hubungan pribadi.
Bagaimana Mengatasi dan Mencegah PTSD
Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk membantu ataupun melawan PTSD apalagi dengan gejala demikian
Bantuan Ahli : Mencari bantuan ahli seperti psikolog untuk konsultasi preskripsi obat-obatan dari dokter atau psikiater apalagi ketika sehabis melewati kejadian traumatis.
Dukungan Sosial : Teman, keluarga, dan komunitas sangat membantu proses pemulihan dan menjadi jaringan untuk mencegah dan overcome gejala-gejala PTSD.
Kesimpulan
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5). Arlington, VA: APA Publishing.
Mayo Clinic. (2022). Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Smith, M. E., & Vogt, D. (2016). The impact of PTSD on employment outcomes. Journal of Anxiety Disorders.
Monson, C. M., & Taft, C. T. (2005). PTSD and interpersonal functioning. Clinical Psychology Review.