Sumber: https://childrenornot.blogspot.com
“Terserah”
“Aku ikut aja sama keputusan kalian”
“Gue ikut apa kata ramalan aja!”
Teman-teman pernah mendengar
kata-kata di atas? Secara umum itu adalah ciri-ciri orang yang takut dalam
mengambil keputusan. Takut mengambil keputusan adalah hal yang umum terjadi
bagi sebagian orang. Cemas akan bagaimana dampak dari keputusan kita di masa mendatang terkadang sampai
mengalami jantung berdebar kencang, pusing, maupun gemetar. Seiring
berkembangnya zaman, kita semakin disuguhkan banyak pilihan. Contohnya, ketika ingin membeli handphone, banyak sekali pilihan yang bisa kita
pilih dengan budget yang dimiliki.
Contoh lain ketika mahasiswa tingkat akhir diharuskan untuk memilih judul
penelitian skripsi, setelah lulus ingin kerja di mana atau ingin mengambil
studi lanjut, setelah bekerja ingin mencari pasangan, dan lain sebagainya.
Bila menarik kesimpulan di awal
sepertinya karena hal-hal tersebutlah sebagian besar orang takut dan cenderung
menghindari mengambil keputusan. Seringkali langkah yang kita ambil untuk
mengurangi kecemasan tersebut adalah dengan mengikuti alur dan
menyerahkan tanggung jawab mengambil keputusan kepada teman maupun orang lain.
Perlu dipahami, tujuan dari tulisan blog
ini adalah untuk memberikan wawasan tentang fenomena dan istilah psikologi yang
sedang populer beredar di masyarakat. Perlu diingat bukan berarti setelah membaca tulisan
ini teman-teman bisa mendiagnosis seseorang mengalami decidophobia, dsb. Untuk mendiagnosis seseorang mengalami suatu gangguan
psikologis atau tidak, perlu menghubungi profesional
seperti psikolog maupun psikiater. Oke, kalo sudah paham maksud dari
tulisan blog ini untuk menambah wawasan tentang psikologi teman-teman,
cuss lanjut baca ya.
Fenomena takut membuat keputusan itu
ada istilahnya di psikologi gak sih? Ternyata ada lho,
teman-teman! Istilahnya Decidophobia,
sekedar tips dari penulis supaya mudah mengingat istilah-istilah psikologi
adalah dengan cocoklogi. Tapi disclaimer ya
teman-teman, bahwa tidak semua istilah psikologi bisa diingat dengan cocoklogi
ini, hehehe. Decidophobia, asal katanya dari decide dan phobia, decide =
memutuskan, phobia = ketakutan yang
irasional terhadap sesuatu. Maka decidophobia
adalah ketakutan yang irasional dalam mengambil keputusan.
Tapi, penulis nggak mau sok tahu nih tentang pengertian decidophobia maka menurut Daramus (dalam Gupta, 2022) decidophobia adalah ketakutan yang membuat kita tidak berdaya karena takut membuat keputusan yang salah. Sebagian besar dari kita memiliki sedikit kecemasan terhadap beberapa keputusan, tetapi seseorang yang mengalami decidophobia akan merasakan ketakutan yang intens dan membuat dirinya tidak berdaya bahkan tentang keputusan sehari-hari. FYI decidophobia termasuk dalam specific phobia dalam klasifikasi gangguan kecemasan.
Menurut Daramus (dalam Gupta, 2022) berikut beberapa gejala seseorang mengalami decidophobia:
- Panic and anxiety: kamu mengalami kecemasan yang parah atau mengalami serangan panik (panic attack) saat kamu harus membuat keputusan. Kamu mungkin juga mengalami gejala lain seperti detak jantung yang bertambah cepat, sesak napas, mual, berkeringat, tremor, dan nyeri dada atau perut.
- Procrastination: takut membuat keputusan yang kurang tepat, membuatmu menunda untuk mengambil keputusan. Akibat dari melakukan procrastination/penundaan adalah kamu mungkin kehilangan banyak peluang.
- Undervalued instinct: daripada mengikuti naluri, kamu memilih untuk meminta pendapat orang lain untuk membuat keputusan. Tetapi, cara ini akan membuat kamu merasa kewalahan akibat terlalu banyak pendapat dari orang lain.
- Strained relationship: dalam suatu relasi kamu cenderung bergantung dan menyerahkan tanggung jawab pada pasangan untuk mengambil keputusan besar tanpa bantuanmu.
- External dependence: kamu memilih orang lain memutuskan sesuatu untuk kamu, daripada membuat keputusan untuk dirimu sendiri.
- Exaggerated consequences: kamu melebih-lebihkan konsekuensi dari keputusan kecil. Hal ini dapat menyebabkan kamu merasa stres untuk membuat pilihan yang tepat.
Lalu
apa sih penyebab seseorang bisa mengalami decidophobia ini?
Dalam Psych Time (2023) tidak ada penyebab pasti decidophobia,
namun genetik dan lingkungan dapat menjadi peran atau faktor yang signifikan
dalam perkembangan kondisi decidophobia ini.
- Learned behavior: phobia sering kali merupakan hasil dari
perilaku yang dipelajari. Ada saat dimana kita perlu membiarkan orang lain
mengambil keputusan untuk diri kita. Akibatnya, kita mungkin telah belajar
untuk menghindari mengambil keputusan sendiri.
- Past experience: ketika pernah membuat keputusan di masa lalu yang ternyata hasilnya buruk, kemudian kita menggeneralisasikannya dari “saya mengacau” menjadi “saya selalu membuat keputusan yang salah”. Dari hal ini, phobia sering kali terjadi saat kita menggeneralisasikan satu peristiwa buruk menjadi rasa takut dalam semua peristiwa serupa.
- Genetic factors: faktor genetik juga menjadi peran dalam perkembangan phobia disini. Gangguan kecemasan dapat diturunkan secara genetik.
Dari penyebab diatas, apa sih dampak dari decidophobia ini? Dari pengertian decidophobia sendiri, penderitanya mengalami ketakutan yang intens dalam membuat keputusan. Dalam Forbes Coaches Council (2017) decidophobia dapat menyebabkan pemikiran kabur, kurangnya kejelasan dan peningkatan ketergantungan pada orang lain yang berperan menentukan pilihan untuk diri sendiri, dan semuanya mengarah pada kehilangan arah dan kendali. Selain bergantung pada orang lain, juga dapat bergantung pada pseudoscience atau hal-hal yang tidak berdasar pada pembuktian ilmiah seperti ramalan, kartu tarot, astrologi, dsb (Medina, 2021). Teman-teman pasti tidak asing lagi ya dengan ramalan-ramalan atau kartu tarot. Membaca hal-hal yang berbau pseudoscience tidaklah salah, namun jika dilakukan untuk membuat keputusan bukanlah hal yang baik dilakukan karena kebenarannya tidak didasarkan pada suatu yang sudah teruji secara ilmiah.
Penderitanya juga bisa mengalami
kecemasan yang cukup kuat sehingga mungkin dalam beberapa kasus dapat
menyebabkan serangan panik atau gejala fisik seperti peningkatan detak jantung,
peningkatan laju pernapasan, tekanan darah tinggi, ketegangan otot, gemetar,
berkeringat, atau gejala fisik lainnya (Psych Time,
2023). Namun gejala tersebut tidak semua terjadi dan berdampak pada semua
penderita decidophobia.
Jadi dapat disimpulkan ya dampak bagi seseorang yang menderita decidophobia itu bisa mempengaruhi fisik juga. Jika terlalu sering dan intens memiliki rasa ketakutan saat mengambil keputusan akan beresiko membuat penderitanya kehilangan kontrol juga. Penghindaran untuk mengambil keputusan juga mungkin dilakukan untuk mengurangi rasa takut dengan cara mengikuti pilihan dari orang lain atau melihat suatu ramalan. Namun perlu diingat dan menjadi catatan bahwa tidak semua ketakutan dalam mengambil keputusan bisa selalu dikatakan sebagai decidophobia. Ada saat dimana kita juga merasa takut untuk mengambil sebuah keputusan karena hal tertentu.
Setelah memahami penjelasan singkat di atas, teman-teman ada yang merasa cemas gak nih? Tapi gak perlu panik, di bawah ini ada beberapa tips untuk menghadapi decidophobia yang ditawarkan oleh 14 anggota Forbes Coaches Council (2017) yang bisa membantu kamu maju dalam pekerjaan dan kehidupan. Tertera dalam Medina (2021), beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menangani decidophobia diantaranya sebagai berikut:
1. Kurangi pilihan yang harus dibuat
Salah satu penyebab kamu takut dalam membuat keputusan bisa jadi karena terlalu banyak pilihan. Oleh karena itu, coba kurangi hal-hal yang bisa membuatmu sulit dalam menentukan pilihan seperti ketika memilih makanan atau pakaian. Kamu bisa mencoba dengan memakan makanan yang kamu punya dulu, atau memilih pakaian yang kasual saja. Yang terpenting adalah tidak membuat hal-hal sehari-hari menjadi rumit karena kamu kesulitan membuat sebuah keputusan.
2. Gunakan decision-making quadrant
Menurut Forbes (2017), kamu bisa
menggunakan decision-making quadrant
apabila takut membuat sebuah keputusan. Caranya adalah dengan mencoba untuk
membuat hubungan dari keputusan yang akan kamu buat dengan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
“Apa yang akan terjadi jika
keputusan ini dibuat?”
“Apa yang tidak akan terjadi jika
keputusan ini tidak dibuat?”
“Apa yang akan terjadi jika
keputusan ini tidak dibuat?”
“Apa yang tidak akan terjadi jika keputusan ini tidak dibuat?”
Dengan menjawab empat pertanyaan tersebut, kamu jadi bisa mengambil keputusan terbaik karena sudah mempertimbangkan berbagai risiko yang akan terjadi.
3. Lihat sesuatu dari perspektif lain
Apabila kamu kesulitan saat diminta untuk mengambil keputusan, coba posisikan diri sebagai seseorang yang jadi panutan, misalnya senior di kantor atau manajermu. Tanyakan kepada dirimu, keputusan apa yang akan mereka ambil. Terkadang kamu hanya perlu melihat dari perspektif orang lain untuk memberikan keyakinan lebih untuk diri.
4. Ketahui prioritasmu
Jika kamu memiliki decidophobia, ada baiknya coba membuat skala prioritas ketika diminta membuat keputusan. Ketika membuat prioritas, sebaiknya kamu jangan membuatnya lebih dari tiga poin. Hal ini agar kamu tidak kesulitan ketika nanti harus menentukan pilihan. Selain itu, buatlah tujuan dan rencana supaya prioritasmu memiliki progres. Jika pilihan tidak sejalan dengan skala prioritas dan rencana yang sudah kamu buat, maka jawabannya adalah “tidak dulu” atau “tidak untuk saat ini”.
5. Pikirkan risiko sebagai dua sisi koin
Ketika membuat keputusan berdasarkan rasa takut, kamu cenderung melihat akibat terburuk dari hal yang akan dilakukan. Perlu kamu ketahui bahwa risiko adalah dua sisi koin yang berbeda. Bisa saja risiko yang kamu pikirkan tidaklah seburuk kenyataannya. Sebagai contoh, mungkin kamu akan ketakutan saat harus memberitahu atasan tentang sebuah kabar buruk. “Sisi koin” satunya adalah atasanmu akan marah, sementara sisi risiko satunya adalah atasan memaklumi dan membantumu cari solusi. Nah, hal tersebut yang harusnya bisa kamu tanamkan dalam diri, bersiap untuk kemungkinan terburuk, tapi sudah tahu cara menghadapinya.
Dalam hidup kita memang kerap kali
dihadapkan dengan berbagai pilihan yang membuat kita sulit untuk memilihnya.
Mengambil suatu keputusan dalam segala kondisi memang bukan hal yang mudah
karena membutuhkan kondisi hati yang tenang serta pikiran jernih. Akan tetapi,
kita harus cepat dan berani dalam mengambil sebuah keputusan untuk menghindari
banyak hal yang akan dilewatkan jika terlalu lama dalam mengambil keputusan.
Hal terpenting adalah ketepatan dalam menimbang sesuatu
dan mengambil keputusan dilakukan ketika dalam kondisi emosi yang stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Forbes Coaches
Council. (2017). Expert Coaching Tips To Help You Overcome The Fear Of Making Decisions. Retrieved January 13, 2023. https://www.forbes.com/sites/forbescoachescouncil/2017/07/05/expert-coaching-tips-to-help-you-overcome-the-fear-of-making-decisions/?sh=2ca9a1613c92
Gupta,
S. (2022). What is Decidophobia? Retrieved January 10, 2023. https://www.verywellmind.com/decidophobia-symptoms-causes-diagnosis-and-treatment-5222087#:~:text=%E2%80%9CDecidophobia%20is%20the%20paralyzing%20fear%20of%20making%20a%20wrong%20decision.
Medina, M. I. (2021). Kenali Tanda-Tanda Decidophobia, Ketakutan Berlebih saat Mengambil Keputusan. Retrieved January 17, 2023. https://glints.com/id/lowongan/decidophobia-adalah/#hal-yang-bisa-dilakukan-untuk-menghadapi-decidophobia
Psych Time. (2023). Decidophobia (Fear of Making Decisions). Retrieved January 12, 2023. https://psychtimes.com/decidophobia-fear-of-making-decisions/