Sunday, February 17, 2013

FOBIA By Dwi Swastika


FOBIA : APA YANG SALAH DENGAN PIKIRAN ANDA?
Jika dari jarak 50 meter anda melihat seekor binatang, yang secara perlahan diam-diam mendekat. Matanya mengintai diam-diam sambil mempercepat langkahnya. Anda mungkin akan berkata pada diri anda sendiri untuk tetap tenang, tidak ada yang perlu ditakutkan. Tetapi tiba-tiba ketakutan menyergap anda dan membuat anda ketakutan setengah mati. Anda menjadi kesulitan bernapas dan kaki anda terasa lembek seperti jeli. Jantung anda akan berdegup tak beraturan dan bibir anda akan menjadi kaku. Keringat membanjiri telapak tangan anda. Anda mencoba untuk melawannya tapi kaki anda tidak bisa diajak bekerja sama!
Hewan sebuas apakah yang membuat anda ketakutan setengah mati, hingga membuat kaki anda menjadi lemas? Seorang pria pemakan harimau yang kelaparan? Seekor singa yang melindungi hasil buruannya? Bukan. Itu adalah seekor kucing biasa yang tak sengaja berjalan kearah anda. Konyol bukan? Bagaimana bisa seseorang bisa mengalami ketakutan sedemikian rupa hanya karena seekor kucing? Jika anda adalah seorang dari sekian ribu orang yang menderita galeophobia, yaitu ketakutan terhadap kucing, atau fobia lainnya, situasi tersebut dapat anda alami dan mungkin sering terjadi. Situasi dan perasaan takut itu dapat menjadi hal mungkin terjadi.
Ketakutan yang tidak biasa
Fobia adalah ketakutan yang kuat dan tidak realistis terhadap objek, kejadian, atau perasaan. Rata-rata 18 persen dari warga AS menderita beberapa jenis fobia dan seseorang dapat mengembangkan fobia dari berbagai hal, seperti elevator, tempat terbuka, tempat tertutup, jam, hingga pada jamur. Gejalanya dapat dimulai dengan sesak nafas, jantung yang berdebar dengan cepat, serta telapak tangan yang berkeringat. Ada tiga tipe dari fobia itu sendiri yaitu :
-          Spesifik atau simple fobia ialah ketakutan pada objek atau situasi tertentu seperti laba-laba, ketinggian, terbang, dan lain sebagainya.
-          Sosial fobia ialah merasa malu atau dipermalukan dalam situasi sosial.
-          Agoraphobia ialah ketakutan berada jauh dari tempat yang dirasanya aman.
Tidak ada satupun yang tahu bagaimana fobia itu berkembang. Seringkali tidak ada penjelasan yang pasti mengapa sampai munculnya ketakutan tersebut. Dalam banyak, orang seringkali akan sulit mengidentifikasi kejadian yang mungkin menjadi penyebab dari fobia itu sendiri, contohnya saja dikejar anjing. Ini menjadi teka-teki besar, mengapa seseorang bisa mengalami fobia sedangkan yang lain tidak, meskipun mengalami kejadian yang sama. Banyak psikolog yang percaya bahwa penyebabnya terletak pada kombinasi dari predisposisi genetik bercampur dengan lingkungan dan penyebab sosial.
Gangguan fobia diklasifikasikan sebagai bagian dari anxiety disorder, yang didalamnya juga termasuk panic disorder, post-traumatic stress disorder, dan obsessive compulsive disorder. Beberapa obat-obatan yang berkaitan dengan Food and Drug administrasion sekarang digunakan untuk menangani fobia dan gangguan kecemasan lainnya.
Anjing, ular, dokter gigi…
Seseorang dapat mengembangkan spesifik fobia dari apa saja, tapi kasus fobia itu sendiri terdiri dari banyak jenis dan memiliki nama. Fobia terhadap hewan misalnya. Contohnya saja cynophobia (takut terhadap anjing), equinophobia (takut terhadap kuda), dan zoophobia (takut pada semua hewan), rata-rata adalah fobia yang biasa. Demikian juga dengan arachnophobia (takut pada laba-laba), ophidiophobia (takut terhadap ular), pterycophobia (takut terbang), acrophobia (takut pada ketinggian), hingga pada claustrophobia (takut pada tempat sempit). Namun yang paling biasa ditemui juga adalah odontiatophobia atau takut kepada dokter gigi. Orang dengan fobia ini, akan lebih memilih untuk membiarkan gigi mereka rusak ketimbang untuk pergi mengunjungi dokter gigi.
Spesifik fobia pada umumnya tidak mengganggu kehidupan seseorang secara langsung, dan ironisnya inilah yang membuat para penderita fobia enggan untuk mencari pertolongan dari profesional. Mereka akan memilih jalan untuk menghindari apapun yang dapat membuat mereka panik, atau mereka akan sedikit menahan distress yang mereka rasakan ketika menghadapi hal yang ditakuti tersebut. beberapa orang mungkin akan berkonsultasi dengan dokter, meminta obat-obatan yang dapat menolong mereka mengatasi ketakutannya, seperti harus melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang sedangkan disisi lain dia fobia terbang.
Resep obat untuk jangka pendek termasuk salah satunya adalah obat anti-cemas benzodiazepine. Xanax (alprazolam) dan Valium (diazepam) termasuk juga pengobatan yang disepakati untuk penanganan anxiety disorder. Beta-bloker seperti Inderal (propranolol) dan Ternomin (atenolol), berguna untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan beberapa masalah jantung, dan diketahui dapat membantu dalam situasi cemas sebelum tampil, seperti berbicara didepan banyak orang.
Beberapa fobia dapat menyebabkan masalah yang signifikan yang berlangsung jangka panjang dan membutuhkan bantuan professional. Orang-orang akan cenderung mencari pertolongan ketika fobia mereka tersebut berkemungkinan untuk mengganggu kehidupan mereka. Seperti contohnya orang yang akan sering berpergian akan mencari treatment untuk menyembuhkan fobia terbangnya. Atau seorang wanita yang akan menikah dan berkeinginan memiliki anak akan mencari pertolongan untuk mengatasi ketakutannya terhadap darah.
Ketika pengobatan anti-cemas mungkin sudah terlalu sering digunakan, penggunaan systematic desensitization sekiranya dapat menjadi pendekatan yang lebih efektif. Secara teori, penanganan tanpa-obat dapat lebih manjur ketimbang menggunakan obat itu sendiri, karena dapat secara langsung menuntaskan kecemasan.
Pertama-tama, terapis dan pasien mengurutkan situasi yang dianggap menimbulkan kecemasan seperti sebuah hirarki, mulai dari yang kurang menakutkan hingga yang paling menakutkan. Contohnya saja bagi orang yang takut ketinggian, dimulai dari berada jarak dua meter diatas tanah.
Terapi dimulai dengan pasien dan terapis mempraktekan kejadian atau situasi yang tidak begitu menakutkan bagi pasien, mengatasi kecemasan tersebut hingga simptom psikologis dari kecemasan tersebut menjadi berkurang. Tahap ini diulangi hingga level kecemasan bisa diterima. Kemudian barulah pasien dapat maju ketahap selanjutnya. Setiap tahap akan kembali diulangi hingga reaksi fisik dan mood cemas menjadi berkurang atau dengan kata lain pasien bisa dapat lebih rileks.
Semua orang menatapku!
Sosial fobia adalah gangguan kompleks yang ditandai dengan ketakutan untuk dikritik atau dipermalukan didepan umum dalam situasi sosial. Terdapat dua tipe dari sosial fobia yaitu tipe terbatas, yang berkaitang dengan situasi yang spesifik seperti ‘demam panggung’, dan tipe umum dari sosial fobia yang termasuk diantaranya berbagai jenis situasi sosial.
Penderita sosial fobia akan takut menjadi pusat perhatian dari orang lain. mereka akan cenderung sensitif terhadap kritikan dan cenderung mengasumsikan tindakan orang lain kepada mereka bertujuan untuk mempermalukan mereka. Mereka takut untuk masuk dalam sebuah percakapan, takut mengatakan sebuah lelucon, dan mungkin merasa menderita sekali berjam-jam ataupun berhari-hari kemudian setelah mengatakan sesuatu (yang menurut memalukan). Banyak orang dengan sosial fobia akan sangat susah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Mereka akan cenderung menghindari tempat-tempat umum, makan ditempat-tempat ramai, dan bahkan tidak ingin menggunakan toilet umum. Sosial fobia sering diasosiasikan dengan depresi dan alcohol abuse.
Kelainan neurontransmitter-reseptor pada otak dicurigai memiliki peran dalam berkembangnya sosial fobia. Neurontransmitter adalah substansi seperti norepinephiren, dopamine, dan serotonin yang dilepaskan diotak. Substansi tersebut menghambat atau memicu target sel. Kelainan neurontransmitter ini seringkali dikaitkan dengan beberapa jenis gangguan psikiatris.
Pengalaman sosial yang negatif, seperti ditolak oleh teman sepermainan atau mengalami rasa malu yang amat sangat ketika sedang berada ditempat umum, dan kurangnya kemampuan sosial, mungkin dapat menjadi faktor penyebab. Sosial fobia mungkin disebabkan oleh rendahnya self-esteem, kurang asertif, dan perasaan inferior.
Treatment yang dapat dilakukan diantaranya adalah cognitive behavior therapy (CBT) dan penggunaan obat, meskipun penggunaan obat saat ini cukup sulit diterapkan pada penderita sosial fobia. Sebagai tambahan, untuk obat anti-cemas dan beta bloker, pengobatannya mungkin termasuk monoamine oxidase (MAO) inhibitor antidepresan Nardil (phenelzine) dan Parnate (tranycypromine), serta serotonin specific reuptake inhibitors (SSRIs) seperti Prozac (fluoxetime), Paxil (paroxetine), Zoloft (sertraline), dan Luvox (fluvoxamine). Penggunaan SSRIs dengan terapi perilaku menjadi popular bagi penanganan sosial fobia. Karena mereka memiliki sedikit efek samping dari obat dan tidak berpotensi untuk menimbulkan kecanduan. Dan obat antidepresan tersebut dapat juga membantu pasien dengan depresi karena sosial fobia tersebut.
Luasnya sebuah tempat terbuka
Agoraphobia berasal dari kata Yunani yang secara literatur berarti “ketakutan pada pasar”. Tapi seringkali didefinisikan sebagai takut terhadap tempat terbuka. Agoraphobia identik dengan panic disorder, dan pada banyak kasus, agoraphobia berkaitan langsung dengan ketakutan untuk mengalami serangan panik ditempat umum.
Seseorang dengan panic disorder dapat mengalami serangan panik secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Serangan tersebut dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Pada menit pertama, semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi selanjutnya seseorang bisa dilanda perasaan ketakutan atau rasa ngeri. Jantung berdebar dengan kencang, nafas terasa sesak, serta seluruh tubuh menjadi gemetar. Serangan tersebut mungkin hanya terjadi beberapa menit saja, namun pengalaman tersebut dapat membekas dengan jelas, dan itu dapat menyebabkan akan cenderung antipati terhadap serangan lain yang mungkin akan muncul.
Orang-orang dengan agoraphobia akan menghindari tempat-tempat dan situasi dimana mereka akan merasa sulit untuk melarikan diri manakala serangan itu muncul. Hal ini berlaku dimana saja, di tempat perbelanjaan, di kantor, dan lain sebagainya. Ketika ketakutan akan munculnya serangan itu makin bertambah, maka semakin sempit juga ruang gerak dari penderita agoraphobia. Mereka benar-benar hanya akan berada ditempat-tempat yang menurutnya aman. Dan pada kasus yang berat, hanya terbatas pada rumah saja.
Agoraphobia merupakan fobia yang paling tidak stabil dan sulit penanganannya karena melibatkan banyak ketakutan. Sama dengan sosial fobia, treatment yang digunakan termasuk behavioral therapy yang dikombinasikan dengan obat anti-cemas atau antidepresan, ataupun keduanya.
Fobia atau ketakutan terhadap hal-hal tertentu mungkin akan terdengar konyol bagi sebagian orang, tapi tidak bagi orang-orang yang menderita fobia tersebut. Cobalah untuk memahami orang lain dan juga diri sendiri.


Dikutip dari artikel “ Fighting Phobias: The Things That Go Bump In The Mind” oleh Lynne L.Hall dengan sedikit gubahan.
 (Penulis adalah mahasiswa Prodi Psikologi UBM angkatan 2010)


No comments:

Post a Comment

Monophobia: Takut Sendirian?

  Edisi Februari 2025 Monophobia? Takut Sendirian? Penulis : Uday Fauzan           Pernahkah kamu merasa cemas atau panik saat harus berada ...