FOBIA
: APA YANG SALAH DENGAN PIKIRAN ANDA?
Jika
dari jarak 50 meter anda melihat seekor binatang, yang secara perlahan
diam-diam mendekat. Matanya mengintai diam-diam sambil mempercepat langkahnya.
Anda mungkin akan berkata pada diri anda sendiri untuk tetap tenang, tidak ada
yang perlu ditakutkan. Tetapi tiba-tiba ketakutan menyergap anda dan membuat
anda ketakutan setengah mati. Anda menjadi kesulitan bernapas dan kaki anda
terasa lembek seperti jeli. Jantung anda akan berdegup tak beraturan dan bibir
anda akan menjadi kaku. Keringat membanjiri telapak tangan anda. Anda mencoba
untuk melawannya tapi kaki anda tidak bisa diajak bekerja sama!
Hewan
sebuas apakah yang membuat anda ketakutan setengah mati, hingga membuat kaki
anda menjadi lemas? Seorang pria pemakan harimau yang kelaparan? Seekor singa
yang melindungi hasil buruannya? Bukan. Itu adalah seekor kucing biasa yang tak
sengaja berjalan kearah anda. Konyol bukan? Bagaimana bisa seseorang bisa
mengalami ketakutan sedemikian rupa hanya karena seekor kucing? Jika anda
adalah seorang dari sekian ribu orang yang menderita galeophobia, yaitu
ketakutan terhadap kucing, atau fobia lainnya, situasi tersebut dapat anda
alami dan mungkin sering terjadi. Situasi dan perasaan takut itu dapat menjadi
hal mungkin terjadi.
Ketakutan yang tidak
biasa
Fobia
adalah ketakutan yang kuat dan tidak realistis terhadap objek, kejadian, atau
perasaan. Rata-rata 18 persen dari warga AS menderita beberapa jenis fobia dan
seseorang dapat mengembangkan fobia dari berbagai hal, seperti elevator, tempat
terbuka, tempat tertutup, jam, hingga pada jamur. Gejalanya dapat dimulai
dengan sesak nafas, jantung yang berdebar dengan cepat, serta telapak tangan
yang berkeringat. Ada tiga tipe dari fobia itu sendiri yaitu :
-
Spesifik atau simple
fobia ialah ketakutan pada objek atau situasi tertentu seperti laba-laba,
ketinggian, terbang, dan lain sebagainya.
-
Sosial fobia ialah
merasa malu atau dipermalukan dalam situasi sosial.
-
Agoraphobia ialah
ketakutan berada jauh dari tempat yang dirasanya aman.
Tidak
ada satupun yang tahu bagaimana fobia itu berkembang. Seringkali tidak ada
penjelasan yang pasti mengapa sampai munculnya ketakutan tersebut. Dalam
banyak, orang seringkali akan sulit mengidentifikasi kejadian yang mungkin
menjadi penyebab dari fobia itu sendiri, contohnya saja dikejar anjing. Ini
menjadi teka-teki besar, mengapa seseorang bisa mengalami fobia sedangkan yang
lain tidak, meskipun mengalami kejadian yang sama. Banyak psikolog yang percaya
bahwa penyebabnya terletak pada kombinasi dari predisposisi genetik bercampur
dengan lingkungan dan penyebab sosial.
Gangguan
fobia diklasifikasikan sebagai bagian dari anxiety
disorder, yang didalamnya juga termasuk panic
disorder, post-traumatic stress disorder, dan obsessive compulsive disorder. Beberapa obat-obatan yang berkaitan
dengan Food and Drug administrasion
sekarang digunakan untuk menangani fobia dan gangguan kecemasan lainnya.
Anjing, ular, dokter
gigi…
Seseorang
dapat mengembangkan spesifik fobia dari apa saja, tapi kasus fobia itu sendiri
terdiri dari banyak jenis dan memiliki nama. Fobia terhadap hewan misalnya.
Contohnya saja cynophobia (takut
terhadap anjing), equinophobia (takut
terhadap kuda), dan zoophobia (takut
pada semua hewan), rata-rata adalah fobia yang biasa. Demikian juga dengan arachnophobia (takut pada laba-laba), ophidiophobia (takut terhadap ular), pterycophobia (takut terbang), acrophobia (takut pada ketinggian),
hingga pada claustrophobia (takut
pada tempat sempit). Namun yang paling biasa ditemui juga adalah odontiatophobia atau takut kepada dokter
gigi. Orang dengan fobia ini, akan lebih memilih untuk membiarkan gigi mereka
rusak ketimbang untuk pergi mengunjungi dokter gigi.
Spesifik
fobia pada umumnya tidak mengganggu kehidupan seseorang secara langsung, dan
ironisnya inilah yang membuat para penderita fobia enggan untuk mencari
pertolongan dari profesional. Mereka akan memilih jalan untuk menghindari
apapun yang dapat membuat mereka panik, atau mereka akan sedikit menahan
distress yang mereka rasakan ketika menghadapi hal yang ditakuti tersebut.
beberapa orang mungkin akan berkonsultasi dengan dokter, meminta obat-obatan
yang dapat menolong mereka mengatasi ketakutannya, seperti harus melakukan
perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang sedangkan disisi lain dia fobia
terbang.
Resep
obat untuk jangka pendek termasuk salah satunya adalah obat anti-cemas benzodiazepine. Xanax (alprazolam) dan Valium
(diazepam) termasuk juga pengobatan yang disepakati untuk penanganan anxiety disorder. Beta-bloker seperti Inderal (propranolol) dan Ternomin (atenolol), berguna untuk
mengontrol tekanan darah tinggi dan beberapa masalah jantung, dan diketahui
dapat membantu dalam situasi cemas sebelum tampil, seperti berbicara didepan
banyak orang.
Beberapa
fobia dapat menyebabkan masalah yang signifikan yang berlangsung jangka panjang
dan membutuhkan bantuan professional. Orang-orang akan cenderung mencari
pertolongan ketika fobia mereka tersebut berkemungkinan untuk mengganggu
kehidupan mereka. Seperti contohnya orang yang akan sering berpergian akan
mencari treatment untuk menyembuhkan
fobia terbangnya. Atau seorang wanita yang akan menikah dan berkeinginan
memiliki anak akan mencari pertolongan untuk mengatasi ketakutannya terhadap
darah.
Ketika
pengobatan anti-cemas mungkin sudah terlalu sering digunakan, penggunaan systematic desensitization sekiranya dapat
menjadi pendekatan yang lebih efektif. Secara teori, penanganan tanpa-obat
dapat lebih manjur ketimbang menggunakan obat itu sendiri, karena dapat secara
langsung menuntaskan kecemasan.
Pertama-tama,
terapis dan pasien mengurutkan situasi yang dianggap menimbulkan kecemasan
seperti sebuah hirarki, mulai dari yang kurang menakutkan hingga yang paling
menakutkan. Contohnya saja bagi orang yang takut ketinggian, dimulai dari
berada jarak dua meter diatas tanah.
Terapi
dimulai dengan pasien dan terapis mempraktekan kejadian atau situasi yang tidak
begitu menakutkan bagi pasien, mengatasi kecemasan tersebut hingga simptom
psikologis dari kecemasan tersebut menjadi berkurang. Tahap ini diulangi hingga
level kecemasan bisa diterima. Kemudian barulah pasien dapat maju ketahap
selanjutnya. Setiap tahap akan kembali diulangi hingga reaksi fisik dan mood
cemas menjadi berkurang atau dengan kata lain pasien bisa dapat lebih rileks.
Semua orang menatapku!
Sosial
fobia adalah gangguan kompleks yang ditandai dengan ketakutan untuk dikritik
atau dipermalukan didepan umum dalam situasi sosial. Terdapat dua tipe dari
sosial fobia yaitu tipe terbatas, yang berkaitang dengan situasi yang spesifik
seperti ‘demam panggung’, dan tipe umum dari sosial fobia yang termasuk
diantaranya berbagai jenis situasi sosial.
Penderita
sosial fobia akan takut menjadi pusat perhatian dari orang lain. mereka akan
cenderung sensitif terhadap kritikan dan cenderung mengasumsikan tindakan orang
lain kepada mereka bertujuan untuk mempermalukan mereka. Mereka takut untuk
masuk dalam sebuah percakapan, takut mengatakan sebuah lelucon, dan mungkin
merasa menderita sekali berjam-jam ataupun berhari-hari kemudian setelah
mengatakan sesuatu (yang menurut memalukan). Banyak orang dengan sosial fobia
akan sangat susah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Mereka akan cenderung
menghindari tempat-tempat umum, makan ditempat-tempat ramai, dan bahkan tidak
ingin menggunakan toilet umum. Sosial fobia sering diasosiasikan dengan depresi
dan alcohol abuse.
Kelainan
neurontransmitter-reseptor pada otak dicurigai memiliki peran dalam
berkembangnya sosial fobia. Neurontransmitter adalah substansi seperti
norepinephiren, dopamine, dan serotonin yang dilepaskan diotak. Substansi
tersebut menghambat atau memicu target sel. Kelainan neurontransmitter ini
seringkali dikaitkan dengan beberapa jenis gangguan psikiatris.
Pengalaman
sosial yang negatif, seperti ditolak oleh teman sepermainan atau mengalami rasa
malu yang amat sangat ketika sedang berada ditempat umum, dan kurangnya
kemampuan sosial, mungkin dapat menjadi faktor penyebab. Sosial fobia mungkin
disebabkan oleh rendahnya self-esteem, kurang asertif, dan perasaan inferior.
Treatment
yang dapat dilakukan diantaranya adalah cognitive
behavior therapy (CBT) dan penggunaan obat, meskipun penggunaan obat saat
ini cukup sulit diterapkan pada penderita sosial fobia. Sebagai tambahan, untuk
obat anti-cemas dan beta bloker, pengobatannya mungkin termasuk monoamine oxidase (MAO) inhibitor
antidepresan Nardil (phenelzine) dan Parnate (tranycypromine), serta serotonin specific reuptake inhibitors (SSRIs) seperti Prozac (fluoxetime), Paxil
(paroxetine), Zoloft (sertraline),
dan Luvox (fluvoxamine). Penggunaan
SSRIs dengan terapi perilaku menjadi popular bagi penanganan sosial fobia.
Karena mereka memiliki sedikit efek samping dari obat dan tidak berpotensi
untuk menimbulkan kecanduan. Dan obat antidepresan tersebut dapat juga membantu
pasien dengan depresi karena sosial fobia tersebut.
Luasnya sebuah tempat
terbuka
Agoraphobia
berasal dari kata Yunani yang secara literatur berarti “ketakutan pada pasar”.
Tapi seringkali didefinisikan sebagai takut terhadap tempat terbuka. Agoraphobia
identik dengan panic disorder, dan
pada banyak kasus, agoraphobia berkaitan langsung dengan ketakutan untuk
mengalami serangan panik ditempat umum.
Seseorang
dengan panic disorder dapat mengalami
serangan panik secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Serangan tersebut
dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Pada menit pertama, semuanya terlihat
baik-baik saja. Tapi selanjutnya seseorang bisa dilanda perasaan ketakutan atau
rasa ngeri. Jantung berdebar dengan kencang, nafas terasa sesak, serta seluruh
tubuh menjadi gemetar. Serangan tersebut mungkin hanya terjadi beberapa menit
saja, namun pengalaman tersebut dapat membekas dengan jelas, dan itu dapat
menyebabkan akan cenderung antipati terhadap serangan lain yang mungkin akan
muncul.
Orang-orang
dengan agoraphobia akan menghindari tempat-tempat dan situasi dimana mereka
akan merasa sulit untuk melarikan diri manakala serangan itu muncul. Hal ini
berlaku dimana saja, di tempat perbelanjaan, di kantor, dan lain sebagainya. Ketika
ketakutan akan munculnya serangan itu makin bertambah, maka semakin sempit juga
ruang gerak dari penderita agoraphobia. Mereka benar-benar hanya akan berada
ditempat-tempat yang menurutnya aman. Dan pada kasus yang berat, hanya terbatas
pada rumah saja.
Agoraphobia
merupakan fobia yang paling tidak stabil dan sulit penanganannya karena
melibatkan banyak ketakutan. Sama dengan sosial fobia, treatment yang digunakan
termasuk behavioral therapy yang
dikombinasikan dengan obat anti-cemas atau antidepresan, ataupun keduanya.
Fobia
atau ketakutan terhadap hal-hal tertentu mungkin akan terdengar konyol bagi
sebagian orang, tapi tidak bagi orang-orang yang menderita fobia tersebut.
Cobalah untuk memahami orang lain dan juga diri sendiri.
Dikutip
dari artikel “ Fighting Phobias: The Things That Go Bump In The Mind” oleh
Lynne L.Hall dengan sedikit gubahan.
(Penulis adalah mahasiswa Prodi Psikologi UBM angkatan 2010)
No comments:
Post a Comment