Saturday, September 28, 2013

Aplikasi Teori Kebutuhan Motivasi Abraham Maslow dalam Dunia Organisasi.

Saat ini, kita hidup dalam era global ekonomi persaingan dengan negara-negara lain sangat ketat. Setiap negara di dunia, sekarang ini mempunyai perangkat teknologi yang sama, mempunyai komputer dengan merek yang sama. Namun, apa yang membuat sebuah perusahaan lebih maju daripada perusahaan lainnya? Perbedaannya terletak pada bagaimana perusahaan memotivasi karyawannya. Contohnya, negara Amerika yang tahu bagaimana bekerja secara efisien dan produktif melalui pengelolaan karyawan yang tepat. Pengelolaan karyawan mampu mengalahkan teknologi karena teknologi sama di semua dunia namun sumber daya manusia memiliki potensi yang kaya dan beranekaragam. 
Oleh karena itu, pertanyaan yang paling penting adalah bagaimana membuat karyawan bekerja keras, kreatif, dan produktif??  Apakah yang membuat seseorang mau melakukan sesuatu? Apa yang membuat seseorang  berperilaku demikian? Motivasi adalah kunci untuk memahami bentuk perilaku.

Kemudian, apakah kegunaan kita mempelajari motivasi di dunia organisasi??
Dalam dunia organisasi mempelajari motivasi berfungsi untuk:
  1.   Memahami  sebab2 dari dinamika perilaku di dunia organisasi seperti kinerja kerja/job performance, perilaku absen karyawan, turnover / tingkat pergantian karyawan dan perilaku tidak produktif.
  2. Dengan mengerti sebab2 dari dinamika perilaku , hal in dapat meningkatkan kemampuan kita untuk memprediksi perilaku yg sama ke depannya. Contoh, jika pemimpin mengetahui motivasi kinerja karyawan, dapat memprediksi kinerjanya di masa depan dan dapat mempertimbangkan kesempatan promosi untuknya,
  3. Membantu pemimpin perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang dapat meningkatkan perilaku produktif dan menurunkan perilaku tidak produktif. Misalnya, kita mengetahui karyawan-karyawan sangat termotivasi dengan uang insentif, maka kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mempengaruhi kinerja mereka dengan strategi kenaikan gaji.

Mengapa teori Maslow?
Karena Maslow dengan penelitiannya membuat apa yang disebut humanistic management, sebuah penerangan bagaimana memotivasi orang-orang. Ia juga disebut sebagai guru motivasi.


Humanistic management ditinjau dari piramida hierarki kebutuhan Maslow:
1.       Kebutuhan fisik, seperti makan, minum, obat. Negara2 maju tidak perlu khawatir untuk memenuhi kebutuhan seperti ini, tapi untuk negara-negara miskin seorang pekerja dapat membuat ini sebagai motivasi utama untuk bekerja. Kebutuhan untuk dapat makan sekai sehari merupakan suatu hal yang amat sangat disukuri di negara miskin,
2.       Rasa aman, di lingkungan kerja kebutuhan rasa aman dapat berupa asuransi kerja, jamsostek. Dengan bekerja seseorang dapat mebuat diri merasa aman karena mempunyai uang pensiun dan dapat tinggal di pemukiman yang aman.
3.       Rasa cinta dan kebersamaan. Kebutuhan untuk membentuk ikatan sosial yang berarti dengan orang lain. Hal ini untuk membantu karyawan2 dalam menghadapi aspek negatif dari lingkungan kerja. Misalnya, kekerabatan antar teman kerja, team kerja, kelompok-kelompok sharing di kantor, arisan dengan teman kantor, atau acara jalan-jalan setelah jam kantor.
4.       Harga diri. Kebutuhan untuk dihargai sebagai individu. Seperti pengakuan sosial, penghargaan dari atasan. Perasaan dihargai sebagai pekerja dari segi pengetahuan dan keterampilan mereka.
5.       Aktualisasi diri. Kebutuhan untuk memenuhi potensi diri. Individu memiliki kebebasan untuk menujukkan kemampuan dan dirinya. Misalnya, pekerjaan yg menantang, otonomi untuk berkreasi.

     Asumsi dari teori kebutuhan Maslow adalah:
-    Setiap orang memiliki lima kebutuhan hierarki, dari basic needs sampai higher order            needs
-    Higher order needs / kebutuhan yang lebih tinggi, tidak berbentuk dan dapat dicapai setelah kebutuhan yang lebih bawah terpenuhi.
-    Kebutuhan-kebutuhan tersebut sebagian dapat saling tumpang tindih, kebutuhan yang lebih tinggi dapat saja muncul sebelum kebutuhan lebih rendah terpenuhi.
Karakteristik dari orang-orang yang mencapai aktualisasi diri menurut Maslow
a)      Persepsi yang luas mengenai realita
b)      Meningkatnya penerimaan terhadap diri, orang lain dan alam.
c)       Meningkatnya spontanitas.
d)      Meningkatnya kemampuan pemusatan masalah-masalah
e)      Berkurangnya kemelekatan dan keinginan sendiri.
f)       Meningkatnya autonomi dan dapat bertahan di norma kultur yang terbatas.
g)      Kemampuan apreasiasi dan reaksi emosional yang jauh lebih baik.
h)      Frekuensi perasaan puncak performansi (peak performance) yang lebih baik.
i)        Meningkatnya kemampuan identifikasi terhadap ras-ras manusia yang beraneka ragam.
j)        Meningkatnya hubungan interpersonal.
k)      Bertambahnya nilai-nilai demokrasi dan karakteristik.
l)        Kreatiftas yang meningkat tajam.
            m)   Sistem nilai yang semakin terstruktur

Oleh karena itu, memahami motivasi perilaku karyawan sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM perusahaan. Aplikasi dari hierarki kebutuhan Maslow berfungsi untuk memahami kebutuhan karyawan dan hal-hal yang dapat memotivasi karyawan. Perlu diingat pula, setiap orang berkeinginan untuk mencapai tingkat kebutuhan yang lebih tinggi/higher order needs. Keinginan mengaktualisasikan diri bukan hanya pemilik perusahaan tapi juga karyawan. 

Organisasi yang sukses adalah organisasi yang mampu 

memperhatikan, mendorong, dan mengembangkan 

potensi karyawan hingga mencapai aktualisasi diri.


By: Devi Jatmika (Dosen Prodi Psikologi UBM)

No comments:

Post a Comment

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...