Siapa disini yang pernah atau mungkin sedang mengidolakan seorang public figure atau yang sering kita sebut selebriti? (Akuu!)
Mungkin kita
rata-rata mengidolakan seseorang, entah dari kalangan artis, atlet, pengusaha,
maupun yang lainnya. Tapi ternyata dalam dunia psikologi ada yang namanya Celebrity Worship Syndrome lho. Nah
untuk pembahasan lebih lanjut mengenai Celebrity
Worship Syndrome, yuk dibaca hingga tuntas!
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa Itu Celebrity
Worship Syndrome?
Mungkin istilah “Celebrity Worship Syndrome” terasa kurang familiar jika dibandingkan dengan istilah bipolar atau gangguan psikologis yang lain tapi hal ini ternyata pernah beberapa kali dibahas dan diteliti lho di dunia psikologi. Celebrity Worship Syndrome sendiri merupakan gangguan obsesif adiktif dimana seorang individu menjadi terlalu terlibat dengan detail (intim) terhadap kehidupan pribadi maupun kehidupan professional seorang selebriti (Munica, 2021). Seorang “selebriti” biasanya dicirikan sebagai seseorang yang talenta, pencapaian, status, maupun penampilan fisiknya secara khusus diakui dan dihargai oleh para penggemarnya dan aktivitas celebrity worship ini diketahui sudah semakin umum dilakukan di kalangan anak muda di seluruh dunia (Yue & Cheung, 2000). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Munica (2021) menemukan bahwa selama pandemi Covid-19 ini, aktivitas celebrity worship menjadi aktivitas yang meningkat drastis lho. Hal ini dikarenakan pada saat pandemi aktivitas lebih sering dilakukan di rumah sehingga banyak anak muda yang memilih untuk melakukan aktivitas pengidolaan seperti, live streaming, menonton konten-konten idola, serta melakukan pencarian aktif terhadap idolanya di media sosial.
Menurut Maltby et
al. (2004), terdapat 3 level dalam celebrity worship, antara lain:
- Entertainment-Social
Tahap ini
merupakan tahap terendah dalam celebrity
worship. Pada tahap ini, individu menganggap
idolanya sebagai hiburan sosial dan senang membicarakan selebriti idola mereka sebagai
wujud ketertarikan mereka terhadap kemampuan yang dimiliki oleh selebriti
tersebut (Riadi, 2021).
- Intense-Personal
Tahap ini merupakan tahap menengah dalam celebrity worship. Tahap ini
mencerminkan perasaan intensif dan kompulsif individu seputar selebriti
idolanya. Hal ini dapat seperti memikirkan selebriti idolanya ketika sedang
tidak ingin memikirankannya atau menganggap selebriti idolanya adalah soulmate-nya. Sebuah penelitian juga
menemukan bahwa perempuan yang berusia 14-16 tahun yang menunjukkan level intense-personal dalam celebrity worship syndrome akan cenderung
memiliki body image yang buruk
(Newpost Academy, 2021).
- Borderline-Pathological
Tahap ini adalah tahap terekstrem dari celebrity worship yang ditandai dengan pemikiran individu yang tidak rasional dan tidak terkontrol mengenai selebriti idolanya (Riadi, 2021). Pada tahap ini, individu bahkan bisa sampai rela melakukan hal ilegal jika hal tersebut diminta oleh idolanya. Peneliti menemukan bahwa tahap ini (borderline-pathological) berhubungan dengan sifat-sifat psikotik seperti impulsif, anti sosial, dan egosentris (Newpost Academy, 2021).
Kalau kita lihat dari penjelasan di atas, sepertinya Celebrity Worship Syndrome terdengar
cukup negatif ya. Namun sebenarnya
seperti segala sesuatu yang pasti memiliki sisi positif dan negatif, begitu
pula dengan Celebrity Worship Syndrome.
Celebrity Worship Syndrome juga memiliki sisi positif bagi seorang
penggemar lho. Menurut seorang
psikolog yang bernama Ikhsan Bella
Persada (Anastasia, 2019), apabila seorang penggemar selalu
melihat nilai positif atau karya yang dihasilkan oleh selebriti idolanya, hal
ini dapat dijadikan acuan baginya untuk ikut berkarya. Namun, Celebrity
Worship Syndrome juga bisa memiliki dampak negatif apabila sang
penggemar mulai mempunyai keinginan untuk memiliki sang idola seutuhnya. Celebrity
Worship Syndrome juga berbahaya saat penggemar menganggap dirinya
adalah satu-satunya orang yang paling dibutuhkan oleh sang idola.
Namun, perlu diperhatikan untuk tidak mendiagnosa diri sendiri yaa teman-teman! Teman-teman bisa
menghubungi layanan psikologi jika merasa mengalami ciri-ciri di atas.
“Mengidolakan seseorang adalah hal yang sangat
wajar dan normal sampai hal tersebut dilakukan secara berlebihan.”
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, T. (2019). Ngefans Akut Dengan Idola, Hati-Hati Kena
Celebrity Worship Syndrome!. Retrieved January 20, 2022. https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3635859/ngefans-akut-dengan-idola-hati-hati-kena-celebrity-worship-syndrome
Maltby,
J., Day, L., McCutcheon, L. E., Gillett, R., Houran, J., & Ashe, D. D.
(2004). Personality and coping: A
context for examining celebrity worship and mental health. British Journal
of Psychology, 95(4), 411–428. https://doi.org/10.1348/0007126042369794
Munica, R. (2021). Gambaran celebrity worship terhadap idola-kpop
pada mahasiswa selama pandemi covid-19. Ranah
Research: Journal of Multidicsiplinary Research and Development, 4(1), 247-256.
Newport Academy. (2021). The Connection Between Celebrity Worship
Syndrome And Teen Mental Health. Retrieved January 20, 2022. https://www.newportacademy.com/resources/mental-health/celebrity-worship-syndrome/
Riadi, M. (2021). Celebrity Worship (Pengertian, Penyebab, Aspek,
Jenis Dan Faktor Pendukung). Retrieved January 20, 2022. https://www.kajianpustaka.com/2021/03/celebrity-worship.html
Yue, X. D., & Cheun, C. (2000). Selection of favourite idols and
models among chinese young people: A comparative study in Hong Kong and Nanjing. International Journal of Behavioral
Development, 24(1), 91-98. https://doi.org/10.1080%2F016502500383511