Sunday, October 9, 2022

People Pleaser

Apakah teman-teman sebelumnya pernah mendengar istilah mengenai people pleaser?

Sumber: knowyourmeme.com

Gambar di atas merupakan beberapa ciri umum perilaku people pleaser. Walau sesibuk apapun, people pleaser akan merasa tidak enakan dan mengiyakan hampir semua permintaan teman-temannya. Tema bahasan kali ini merupakan pembahasan lebih lanjut dari topik yang sempat disinggung pada tulisan “Sibuk vs Produktif” Januari 2022 lalu.

Rachman (2021) mengatakan bahwa individu dapat dikatakan sebagai people pleaser jika ia bertindak demi pengakuan lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain ia jarang berkata ‘tidak’ saat dimintai pertolongan. Menurut Newman (2005), people pleaser adalah istilah bagi individu yang berupaya selalu menyenangkan orang lain, walau tidak sesuai dengan yang dipikirkan dan dirasakannya. Ia melakukannya supaya orang lain tidak kecewa terhadap dirinya.

Sumber: https://www.huffpost.com/

Bila melihat pandangan beberapa ahli tentang people pleaser dapat disimpulkan bahwa people pleaser adalah suatu istilah yang digunakan bagi individu yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, salah satu tindakan khasnya adalah “sulit berkata tidak” kepada permintaan orang lain sekalipun bertentangan dengan pikiran dan perasaannya.

Verdiana (2021) menjelaskan karakteristik masyarakat Sunda, salah satunya masyarakat di Desa Rawabogo, yang memiliki sifat “tidak enakan” atau people pleaser. Hal ini menyebabkan sulitnya menyampaikan suatu hal yang kurang mengenakan kepada orang lain dan cenderung mudah memaafkan untuk menghindari konflik.

            Sifat “tidak enakan” sepertinya lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita juga sulit menyampaikan suatu hal yang mengganjal dalam pikiran kepada teman kita dan cenderung memaafkan kesalahan orang lain untuk menghindari konflik. Maka dari itu, apa saja sih ciri-ciri seorang people pleaser? Yuk, simak lebih lanjut!

Fernanda (2021) menyebutkan ciri-ciri yang bisa menyebabkan seseorang tergolong people pleaser, yaitu:

1. Menghindari konflik

Menjauhi konflik untuk menghindari ketegangan dan situasi tidak nyaman dalam hubungan pertemanan.

2. Takut menyakiti perasaan orang lain

People pleaser akan enggan menolak permintaan teman mereka untuk menjaga perasaan temannya. Sehingga, people pleaser akan menjaga perasaan dan hubungan tetap harmonis dengan teman-temannya.

3. Merasa tidak enak atau sulit menolak

Mungkin beberapa dari kita pernah melihat orang yang selalu memprioritaskan orang lain dibanding dirinya sendiri. Jika dibiarkan sikap ini akan menjadi kebiasaan yang kurang baik.

4. Trauma masa lalu

Masa lalu yang kurang mengenakan karena menolak sesuatu, kemudian ditinggalkan oleh orang kepercayaannya bisa menjadi salah satu penyebab seseorang menjadi people pleaser.

         Menurut Seltzer (dalam Katarina, 2021) sikap people pleasing tentunya dapat membawa banyak dampak buruk, diantaranya adalah: kurangnya rasa percaya diri; kurangnya kemampuan untuk mengurus diri sendiri; tidak bisa menolak permintaan orang lain–kemudian menjadi terlalu sibuk sampai tidak punya waktu untuk diri sendiri; dan selalu merasa takut/khawatir. Selain itu, menurut Guttman (dalam Katarina, 2021) masih ada lagi dampak buruk yang dapat timbul karena sikap people pleasing, yaitu:

-       Tidak memiliki opini sendiri

People pleaser takut menyinggung perasaan orang lain, oleh karena itu mereka biasanya hanya mengiyakan perkataan orang lain. Begitu pula dengan tindakan mereka, people pleaser cenderung hanya mengikuti instruksi orang lain.

-       Menanggung kesalahan orang lain

People pleaser akan meminta maaf dan mengambil tanggung jawab atas kesalahan orang lain ataupun hal yang di luar kendali, karena mereka akan berusaha menghindari konflik walaupun harus mengambil tanggung jawab penuh atas kesalahan yang tidak mereka perbuat.

-       Terus merasa terbebani dan kesal

People pleaser tidak bisa menolak permintaan orang lain karena ketakutan mereka, tetapi pada saat yang sama mereka membenci keadaan seperti ini. Akibatnya, mood mereka menjadi buruk, tetapi masalah ini pun hanya disimpan oleh dirinya sendiri.

        Hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sikap people pleasing menurut Lavender dan Cavaiola (2012) adalah menetapkan personal boundaries (batasan pribadi), yaitu peraturan yang dibuat oleh seseorang terhadap lingkungan sekitarnya tentang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan terhadap dirinya.

Sumber: https://oerban.com

        Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah individu yang memiliki sikap people pleasing atau seorang people pleaser selalu memprioritaskan orang lain dibanding dirinya sendiri, meskipun hal tersebut merugikan dirinya. Tentunya hal tersebut memiliki dampak buruk dan serius untuk seorang people pleaser apabila diabaikan. Maka dari itu, kita perlu menetapkan personal boundaries kepada diri sendiri agar mengetahui batasan terhadap lingkungan kita tentang “apa yang boleh dan tidak boleh” kita lakukan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fernanda, E. (2021). Ciri-Ciri People Pleaser dalam Pertemanan, Salah Satunya Sulit Menolak. Retrieved July 14, 2022. https://www.parapuan.co/read/533005359/ciri-ciri-people-pleaser-dalam-pertemanan-salah-satunya-sulit-menolak

Katarina, K. (2021). Perancanan Buku Panduan Berilustrasi untuk Orang Tua tentang Mencegah Anak Menjadi People Pleaser.

Lavender, N., & Cavaiola, A. A. (2012). Impossible to please: How to deal with perfectionist coworkers, controlling spouses, and other incredibly critical people. New Harbinger Publications.

Newman, S. (2005). The book of no: 250 ways to say it—and mean it and stop people-pleasing forever.

Rachman, F. (2021). 4 Cara Untuk Menghilangkan Sifat Gak Enakan Agar Lebih Produktif. Retrieved July, 14 2021. https://satupersen.net/blog/4-cara-untuk- menghilangkan- sifat-gak-enakan-agar-lebih-produktif-ed

Verdiana, A. (2021). Pemaknaan potensi lokal di Desa Wisata Rawabogo Kabupaten Bandung. Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota, 72-80.





 

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...