Sebelum kita menghadapi realita kehidupan (ciailah), mari kita berandai-andai sebentar. Misalnya, kalian melihat seseorang yang jatuh dari kendaraan di jalan yang ramai, kira-kira apa yang akan kalian lakukan? Atau ketika kalian melihat teman kalian di bully di sekolah, apa yang akan kalian lakukan? Apakah kalian akan segera membantu atau hanya diam menonton? Jika kalian memilih untuk diam menonton, kalian perlu tahu nih kalau ternyata fenomena "diam menonton" ini ada istilahnya lho dalam dunia psikologi. Fenomena ini dinamakan dengan Bystander Effect. Kita mungkin sudah pernah mendengar mengenai bystander effect yaa. Tapi mari kita ulas fenomena "diam menonton" atau bystander effect ini secara lebih mendalam!
Menurut Sarwono (dalam Setiawan, 2009), bystander effect adalah sebuah gejala sosial yang berhubungan dengan psikologis individu. Kondisi ini terjadi ketika dalam sebuah tempat berkumpul orang dengan jumlah banyak, maka kemungkinan untuk individu mau menolong sesamanya menjadi sangat kecil. Moralitas berkaitan dengan sebuah penilaian terhadap tindakan seseorang yang dibandingkan dengan aturan norma yang berlaku. Proses terjadinya bystander effect, menurut Latané dan Darley (1970), dapat digambarkan seperti keadaan darurat (1) menangkap perhatian individu, (2) individu mengevaluasi keadaan darurat, (3) memutuskan tanggung jawab dan (4) kepercayaan akan kompetensi, dan akhirnya (5) membuat keputusan untuk membantu atau tidak. Namun, perhitungan ini, dalam proses pengambilan keputusan, tidak harus terjadi pada tingkat kognitif yang reflektif (Garcia et al., 2002), namun dapat juga mencerminkan hasil dari proses refleksif.
Sumber: https://www.online-psychology-degrees.org/wp-content/uploads/2019/12/shutterstock_1391743985.jpg
Sejarah bystander effect ini diambil dari kasus Catherine Susan Genovese alias Kitty Genovese, seorang wanita kelahiran New York. Kasus Kitty terjadi pada 13 Maret 1964 di apartemennya, di mana Kitty baru saja pulang kerja dan keluar dari mobilnya lalu secara tiba-tiba ada seorang laki-laki menerjang Kitty menggunakan pisau sebanyak dua kali. Kitty berteriak sambil menangis meminta pertolongan, tetapi di hari itu semua jendela tertutup sehingga tidak banyak orang yang menyadari teriakan Kitty. Akhirnya, seorang tetangga Kitty yang bernama Robert Mozer berteriak kepada laki-laki tersebut untuk meninggalkan Kitty sendiri dan jangan mengganggunya. Lalu laki-laki itu pergi dan Kitty kembali lagi untuk menyerang Kitty dengan memberikan beberapa kali tusukan dan memperkosa Kitty di belakang bangunan tempat tinggal Kitty. Saksi bernama Karl Ross menghubungi polisi dan beberapa saat kemudian polisi dan ambulans datang bersamaan. Kitty segera dibawa ke rumah sakit tetapi nyawanya tidak dapat ditolong saat perjalanan menuju rumah sakit. Polisi menginvestigasi kejadian tersebut dan berkata bahwa ada 37 orang yang tahu Kitty diserang tetapi tidak ada yang menolong Kitty. Penyerangan tersebut menjadi simbol bystander effect sebagai konsep psikologi yang menimbulkan patahnya semangat orang lain untuk campur tangan dalam serangan atau keadaan darurat lainnya jika ada orang lain di tempat yang sama. Kasus pembantaian terhadap Kitty Genovese menjadi inspirasi bagi banyak studi psikologi.
Setelah kita mengetahui definisi dan
sejarah munculnya istilah “bystander
effect”, rasanya tidak lengkap kalau kita tidak membahas juga nih apa saja yang bisa menyebabkan
terjadinya fenomena bystander effect.
Dikutip dari Student Development Center (2021), menurut Bibb Latane dan John
Darley yang adalah pencetus istilah bystander
effect, terdapat 2 penyebab
terjadinya fenomena bystander effect
ini, yaitu:
- Difusi tanggung jawab
Difusi tanggung jawab di sini
artinya orang merasa tidak berkewajiban atau bertanggung jawab untuk memberikan
pertolongan. Adanya anggapan bahwa menolong orang di ruang publik adalah
tanggung jawab bersama. Maka ketika semakin banyak orang yang berada di ruang
publik, akan semakin sedikit keinginan orang untuk memberi pertolongan.
- Terlalu melihat situasi
Umumnya ketika ingin memberi pertolongan, orang cenderung akan mempertimbangkan bagaimana reaksi orang lain yang juga berada di lokasi kejadian. Orang juga akan memperhatikan keadaan sekitar apakah orang lain yang juga melihat akan membantu atau tidak. Jika yang menolong hanya sedikit, maka orang akan merasa tidak perlu menolong karena sudah cukup ada orang yang menolong.
Tidak hanya itu, fenomena bystander effect ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal. Mengutip dari IndoPositive, hal-hal yang mempengaruhi bystander effect antara lain ambiguitas, dimana orang yang ingin memberi pertolongan merasa tidak yakin bahwa kondisi tersebut benar-benar membutuhkan pertolongan sehingga pada beberapa situasi kita kerap merasa ragu. Lalu keanggotaan dalam kategori sosial juga bisa mempengaruhi bystander effect ini. Sebagai contoh, kita adalah salah satu pendukung besar dari suatu tim sepak bola tertentu. Lalu ketika sedang berjalan tidak sengaja bertemu orang asing yang membutuhkan pertolongan sedang mengenakan kaos tim sepak bola yang adalah lawan dari tim favorit kita. Maka ini bisa menjadi pertimbangan seseorang pula dalam memberi pertolongan. Seseorang akan lebih bersedia untuk membantu korban jika mereka tahu bahwa korban adalah anggota dalam kelompok yang sama.
Sumber: https://avive.life/wp-content/uploads/2022/05/bystander-Effect.png
Nah, untuk memperkecil kemungkinan
serta mencegah hal ini terjadi, kita dapat melakukan beberapa hal agar
terhindar dari “diam menonton”. Dikutip dari Hello Sehat, Jennyfer (2019) menyatakan bahwa
hal yang perlu kita miliki terlebih dahulu adalah niatan yang kuat untuk
membantu. Selanjutnya, kita dapat melakukan beberapa tips dalam menghadapi fenomena bystander
effect, antara lain:
● Menumbuhkan rasa empati dan simpati
terhadap orang lain bila Anda adalah seorang pengamat.
● Menghubungi pihak yang dapat
membantu, seperti pertolongan medis, ambulans, atau satpam terdekat.
● Berinisiatif untuk menolong orang
tersebut bila tidak ada yang membantu karena bystander efeknya seperti domino. Jika ada orang yang menolong,
maka semua akan mencoba ikut membantu.
● Ikut mengedukasi orang-orang agar
tetap aktif dan melawan rasa apatis ketika orang lain membutuhkan pertolongan.
Sumber: https://yayasanpulih.org/wp-content/uploads/2022/08/gambar-satuan-3-1024x1024.png
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bystander effect merupakan sebuah gejala sosial yang berhubungan dengan psikologis individu dan dapat terjadi ketika individu mengalami difusi tanggung jawab serta terlalu melihat situasi. Proses terjadinya bystander effect dapat digambarkan seperti keadaan darurat, menangkap perhatian individu, mengevaluasi keadaan darurat, memutuskan tanggung jawab, dan kepercayaan akan kompetensi, yang pada akhirnya individu akan membuat sebuah keputusan untuk membantu atau tidak. Terdapat beberapa hal pula yang dapat mempengaruhi terjadinya fenomena bystander effect ini, yaitu ambiguitas serta keanggotaan dalam kategori sosial. Salah satu kunci agar kita terhindar dari bystander effect adalah dengan memiliki niatan yang kuat untuk membantu. Selain itu, kalian juga dapat menerapkan beberapa tips di atas dalam menghadapi fenomena ini.
Manusia adalah makhluk sosial yang
tidak mampu untuk hidup sendiri. Alangkah lebih baik agar kita saling membantu,
apalagi ketika kita melihat sebuah peristiwa di depan mata kita yang memerlukan
bantuan. Ayo saling membantu! Karena suatu saat kita juga memerlukan bantuan.
Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, M. E. (2021). Pengertian Bystander Effect: Latar Belakang, Proses & Penyebab. Retrieved September 9, 2022. https://www.gramedia.com/literasi/bystander-effect/
Garcia, S. M., Weaver, K., Moskowitz, G. B., & Darley, J. M. (2002). Crowded minds: The implicit bystander effect. Journal of Personality and Social Psychology, 83, 843-853. http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.83.4.843
IndoPositive. Bytander Effect: Pengertian, Proses, dan Faktor yang Memengaruhi. Retrieved September 19, 2022. https://www.indopositive.org/2020/04/bystander-effect-pengertian-proses-dan.html
Jennyfer. (2019). Kenapa Orang Lebih Sering 'Menonton' Sebuah Kecelakaan Bukannya Membantu Si Korban?. Retrieved September 20, 2022. https://hallosehat.com/mental/mental-lainnya/bystander-effect-adalah/
Latane, B., & Darley, J. M. (1970). The unresponsive bystander: Why doesn't he help?. New York: Appleton Century Crofts.
Setiawan, I. K. (2022). Pengaruh bystander effect, moralitas, dan asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hita Akuntansi Dan Keuangan, 3(3), 82-91.
Student Development Center. (2021). Bystander Effect. Retrieved September 19, 2022. https://kemahasiswaan.sahabatuap.id/bystander-efect/#:~:text=Bystander%20effect20%adalah20%suatu20%fenomena,orang%20lain20%yang20%menolong20%korban
Wiradharma, G., & Septiyadi, R. (2018). Bystander effect: Ketidakpedulian orang urban. Seminar Nasional Budaya Urban" Kajian Budaya Urban di Indonesia dalam Perspektif Ilmu Sosial dan Humaniora: Tantangan dan Perubahan.