Pernah gak sih kamu merasa bahwa orang-orang lagi memperhatikan kamu? Sehingga ketika berada di tempat umum kamu ingin tampil sempurna, atau ketika kamu sedang makan di restoran, kamu merasa orang-orang mengomentari cara makanmu yang aneh. Apabila kamu pernah mengalami hal ini, mungkin kamu dalam kondisi yang disebut spotlight effect.
Sebenarnya spotlight effect itu apa sih? Spotlight effect merupakan suatu kondisi kecemasan sosial yang dialami seseorang dan menyebabkan orang tersebut melebih-lebihkan bahwa orang lain memperhatikan sesuatu tentang dirinya (Gilovich et al., 2000).
Sumber: Sketchplanations
Ilustrasi di atas mencerminkan salah satu fenomena spotlight effect dalam kehidupan sehari-hari. Sering kali terjadi saat bertemu orang baru, melakukan suatu kesalahan, mengalami kejadian yang tak terduga, dsb. Kita berpikir semua perhatian orang lain teruju pada kita bahkan menertawakan dan mengolok-olok perilaku tersebut. Namun, sering kali orang lain pun berfokus pada dirinya sendiri-bukan orang lain.
Ilustrasi gambar Barry Manilow. Sumber: www.nbcnews.com
Gilovich et. al. (2002) mendemonstrasikan spotlight effect ini dengan meminta responden penelitian memakai baju dengan gambar memalukan (gambar Barry Manilow) dan berjalan di antara kerumunan orang yang sedang mengerjakan kuesioner. Ketika responden penelitian diminta untuk menebak berapa banyak orang yang memperhatikan bajunya, peserta terlalu melebih-lebihkan jumlahnya. Dengan kata lain, responden penelitian membiarkan fokusnya teralihkan ke baju yang dipakai dan apa respon orang lain ketika melihat mereka. Hal inilah yang menyebabkan responden penelitian terlalu melebih-lebihkan jumlah orang yang menyadari mereka menggunakan baju dengan gambar memalukan.
Menurut Rapee dan Lim (dalam Brown & Stopa, 2007) ketika mengalami spotlight effect, akan terjadi perbedaan pendapat antara orang yang sedang dalam social spotlight dengan observer yang mengamati individu dalam social spotlight (social spotlight adalah individu yang sedang diperhatikan oleh lingkungannya). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Gilovich et. al. (2002) yaitu responden penelitian diminta berjalan dalam keramaian sambil menggunakan baju dengan gambar memalukan, dikatakan bahwa responden melebih-lebihkan jumlah orang yang dirasa memperhatikannya.
Dampak yang ditimbulkan dari spotlight effect adalah cenderung dapat membuat individu mengalami peningkatan kecemasan yang dikarenakan individu percaya bahwa dirinya selalu diawasi atau secara terus menerus diamati oleh orang lain. Selain itu, spotlight effect juga dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan diri individu, terganggunya kemampuan beaktivita individu jika dibiarkan secara berlaru-larut.
Tips mengatasi spotlight effect dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu sebagai berikut:
- Melakukan analisa: individu dapat melakukan analisa mengapa ia menjadi pusat perhatian, apakah karena kesalahan yang ia lakukan sehingga orang lain memperhatikan individu tersebut.
- Mencari feedback: individu dapat mencari feedback dari rekan-rekan kerjanya untuk memvalidasi asumsi-asumsi yang sudah dibuat.
- Fokus dengan pekerjaan: individu dapat memusatkan perhatiannya kepada pekerjaan-pekerjaannya sehingga individu bisa fokus kepada pekerjaan dan tidak memperhatikan sekitar dan menjadi lebih produktif.
- Meminta bantuan kepada profesional: jika spotlight effect yang dirasakan sudah berlarut-larut dan mengganggu kegiatan sehari-hari, individu dapat meminta bantuan kepada psikolog ataupun psikiater untuk mengatasi hal tersebut
Jadi dapat disimpulkan bahwa spotlight effect merupakan kecenderungan individu yang menganggap bahwa semua perhatian orang lain tertuju pada sesuatu yang ada pada dirinya, baik dari penampilan, perilaku, dll. Di mana hal tersebut merupakan perasaan, ataupun pemikiran yang sebenarnya berlebihan, ataupun belum tentu terjadi. Ciri-ciri dari individu yang mengalami spotlight effect adalah mereka cenderung melebih-lebihkan jumlah orang yang memperhatikannya, dan dampak dari spotlight effect ini yaitu dapat menimbulkan adanya peningkatan rasa cemas dan menurunnnya rasa percaya diri karena individu merasa dirinya terus diamati oleh orang lain. Jika dibiarkna berlarut-larut hal ini juga dapat mengganggu kemampuan individu dalam beraktivitas.
Adapun berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi spotlight effect ini, diantaranya: melakukan analisa penyebab mengapa menjadi pusat perhatian, mencari feedback untuk memvalidasi asumsi yang dibuat, fokus dengan pekerjaan, dan meminta bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.
DAFTAR
PUSTAKA
Alodokter. (2022). Spotlight Effect:
Perasaan Diperhatikan Orang Lain Secara Berlebihan. Diakses pada 04 November
2022 melalui https://www.alodokter.com/spotlight-effect-perasaan-diperhatikan-orang-lain-secara-berlebihan
Brown, M. A., &
Stopa, L. (2007). The spotlight effect and the illusion of transparency in
social anxiety. Journal of anxiety disorders, 21(6), 804-819.
Gilovich,
T., Medvec, V. H., & Savitsky, K. (2000). The spotlight effect in social
judgment: an egocentric bias in estimates of the salience of one’s own actions
and appearance. Journal of Personality
and Social Psychology, 78(2),
211–222.
Mack, J. (2021). What is the
Spotlight Effect in Psychology?. Diakses pada 04 November 2022
melalui https://study.com/learn/lesson/spotlight-effect-psychology-examples.html
Putra, R. P. (2020). Alami 'Spotlight Effect' di Tempat Kerja? Ini 5 Tips
Mengatasinya. Diakses pada tanggal 04 November 2022 melalui https://www.idntimes.com/life/career/rivandi-pranandita-putra/cara-mengatasi-spotlight-effect-di-tempat-kerja-c1c2?page=all