Tuesday, January 9, 2024

Makan Berlebihan dan Memaksa Mengeluarkannya? Kenali Bulimia Nervosa!

 

Sumber: https://www.mghclaycenter.org/parenting-concerns/what-is-bulimia-nervosa/

Pernahkah kalian mendengar tentang gangguan makan bulimia nervosa? Bulimia nervosa sendiri merupakan gangguan pola makan yang ditandai dengan usaha untuk memuntahkan kembali secara terus-menerus apa yang telah dimakan sebelumnya. Bulimia nervosa terjadi apabila seseorang memiliki kebiasaan makan berlebihan yang terjadi berulang atau fase binge eating kemudian dirinya memaksa untuk memuntahkan makanan yang telah dimakan sebelumnya atau yang lebih dikenal sebagai pembersihan. Gangguan makan ini menjadi suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri karena seseorang dengan bulimia nervosa merasa bersalah dengan makanan yang dimakan berlebihan sebelumnya. Oleh karena itu, seseorang dengan bulimia nervosa langsung melakukan pembersihan untuk mencegah kenaikan berat badan dari makanan tersebut. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara membuat diri muntah, berpuasa, penggunaan obat pencahar seperti laksatif, enema, ataupun diuretik sehingga dapat merangsang seorang penderita bulimia nervosa untuk memuntahkan makanan yang telah dimakan sampai melakukan olahraga yang berlebihan.

Faktor Penyebab

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya bulimia nervosa, yaitu sebagai berikut: 

1.  Faktor psikologis, beberapa pengidap bulimia nervosa memiliki tingkat harga diri yang rendah, merasa tidak mampu, memiliki sisi perfeksionis yang berlebihan, serta kecemasan sosial. 

2.    Tekanan sosial dan kultural, tak jarang individu yang mengalami bulimia nervosa memiliki tuntutan tinggi terhadap gambar diri mereka, yang tentu saja dipengaruhi oleh media sosial, iklan, maupun norma sosial yang tidak realistis. 

3.   Faktor genetik, tak dapat dipungkiri faktor genetik juga dapat menjadi salah satu faktor yang tidak dapat dilewatkan. Riwayat kesehatan keluarga yang memiliki gangguan makan atau gangguan mental memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi untuk mengalami bulimia.

4.   Lingkungan, seseorang yang memiliki tingkat stres yang tinggi ataupun orang-orang dengan pengalaman hidup yang berat, seperti pernah mengalami pelecehan seksual maupun fisik juga dapat mempengaruhi berkembangnya bulimia. 

5.   Kebiasaan diet ekstrem, saat seseorang sudah terbiasa dengan diet ketat hal tersebut akan mempengaruhi pola makan serta perilaku muntah. 

Tanda-tanda Bulimia Nervosa

Berikut ini adalah tanda-tanda seseorang mengalami bulimia nervosa, antara lain yaitu

1.      Sangat terpaku pada berat badan dan bentuk tubuh.

2.      Selalu memiliki anggapan yang negatif pada bentuk badan sendiri.

3.      Merasa gemuk dan takut gemuk. 

4.      Sering lepas kendali pada saat makan.

5.      Seringkali pergi ke kamar mandi setelah makan. 

6.  Memaksakan diri untuk muntah, terutama dengan memasukkan jari ke kerongkongan. 

Cara pengobatan/penanganan Bulimia Nervosa

Terdapat berbagai macam cara dan penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi bulimia nervosa. Seseorang dengan bulimia nervosa dapat diberikan psikoterapi, farmakoterapi, hingga konseling nutrisi. Penanganan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien bulimia nervosa sendiri. Terapi psikoterapi yang dapat diberikan kepada pasien dengan bulimia nervosa umumnya dapat dilakukan melalui rawat jalan seperti Enhanced Cognitive Behaviour Therapy (CBT-E), pengobatan berbasis keluarga atau Family Based Treatment (FBT), maupun terapi intrapersonal. Selain itu, pemberian obat-obatan seperti fluoxetine dapat membantu pengobatan bulimia nervosa. Pemberian terapi nutrisional atau terapi gizi yang mengatur jadwal, jumlah, dan jenis makanan dapat diberikan kepada pasien dengan bulimia nervosa bertujuan untuk mencukupi kebutuhan gizi pasien. Penting untuk mengawasi dan memperhatikan asupan kalori yang masuk, keseimbangan elektrolit dan dehidrasi sehingga mencegah terjadinya komplikasi medis lainnya. Dalam upaya pemulihan pasien bulimia nervosa, pemberian suplemen multivitamin dan mineral juga sangat dianjurkan.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang ditandai dengan adanya kebiasaan makan berlebihan secara berulang dan adanya tindakan yang dilakukan secara paksa untuk mengeluarkan makanan yang dimakan. Seseorang yang mengalami bulimia nervosa akan sangat terpaku pada berat badan namun sering lepas kendali saat makan. Mereka memiliki pemikiran negatif terkait bentuk badan sendiri, bahkan merasa gemuk dan takut untuk gemuk. Pemikiran ini menyebabkan seseorang dengan bulimia nervosa setelah makan berlebihan, akan memaksakan diri untuk muntah dan mengeluarkan makanan melalui berbagai cara. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami bulimia nervosa antara lain faktor psikologis, faktor sosial dan kultural, faktor genetik, faktor lingkungan, maupun kebiasaan diet yang ekstrem. Bulimia nervosa sendiri dapat ditangani dengan cara pemberian terapi maupun obat-obatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

Daftar Pustaka

Hasna, A. (2021). Diagnosis dan tatalaksana bulimia nervosa. Jurnal Medika Hutama, 2(4), h1218–1222. http://jurnalmedikahutama.com

Krisnani, H., Santoso, M. B., & Putri, D. (2017). Gangguan makan anorexia nervosa dan bulimia nervosa pada remaja. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), h390–447.

Shabah, Z. M., & Dhanny, D. R. (2020). Persepsi tubuh dan bulimia nervosa pada remaja putri. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF), 1(2), h60–69. https://doi.org/10.24853/mjnf.1.2.60-69

Makarim, R.F. (2023). Apa itu Bulimia? Gejala, Penyebab dan Pengobatan. Retrieved December 30, 2023. https://www.halodoc.com/kesehatan/bulimia

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...