Sumber: https://www.mghclaycenter.org/parenting-concerns/what-is-bulimia-nervosa/ |
Pernahkah kalian mendengar tentang gangguan makan bulimia
nervosa? Bulimia nervosa sendiri merupakan gangguan pola makan yang
ditandai dengan usaha untuk memuntahkan kembali secara terus-menerus apa yang
telah dimakan sebelumnya. Bulimia nervosa terjadi apabila seseorang
memiliki kebiasaan makan berlebihan yang terjadi berulang atau fase binge eating
kemudian dirinya memaksa untuk memuntahkan makanan yang telah dimakan
sebelumnya atau yang lebih dikenal sebagai pembersihan. Gangguan makan ini
menjadi suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri karena seseorang dengan bulimia
nervosa merasa bersalah dengan makanan yang dimakan berlebihan sebelumnya.
Oleh karena itu, seseorang dengan bulimia nervosa langsung melakukan
pembersihan untuk mencegah kenaikan berat badan dari makanan tersebut.
Pembersihan dapat dilakukan dengan cara membuat diri muntah, berpuasa,
penggunaan obat pencahar seperti laksatif, enema, ataupun diuretik sehingga
dapat merangsang seorang penderita bulimia nervosa untuk memuntahkan
makanan yang telah dimakan sampai melakukan olahraga yang berlebihan.
Faktor Penyebab
Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya bulimia nervosa, yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor psikologis,
beberapa pengidap bulimia nervosa memiliki tingkat harga diri yang
rendah, merasa tidak mampu, memiliki sisi perfeksionis yang berlebihan, serta
kecemasan sosial.
2. Tekanan sosial dan
kultural, tak jarang individu yang mengalami bulimia nervosa memiliki
tuntutan tinggi terhadap gambar diri mereka, yang tentu saja dipengaruhi oleh
media sosial, iklan, maupun norma sosial yang tidak realistis.
3. Faktor genetik, tak
dapat dipungkiri faktor genetik juga dapat menjadi salah satu faktor yang tidak
dapat dilewatkan. Riwayat kesehatan keluarga yang memiliki gangguan makan atau
gangguan mental memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi untuk mengalami bulimia.
4. Lingkungan, seseorang
yang memiliki tingkat stres yang tinggi ataupun orang-orang dengan pengalaman
hidup yang berat, seperti pernah mengalami pelecehan seksual maupun fisik juga
dapat mempengaruhi berkembangnya bulimia.
5. Kebiasaan diet ekstrem, saat seseorang sudah terbiasa dengan diet ketat hal tersebut akan mempengaruhi pola makan serta perilaku muntah.
Tanda-tanda Bulimia
Nervosa
Berikut ini adalah
tanda-tanda seseorang mengalami bulimia nervosa, antara lain yaitu
1.
Sangat terpaku pada
berat badan dan bentuk tubuh.
2.
Selalu memiliki anggapan
yang negatif pada bentuk badan sendiri.
3.
Merasa gemuk dan takut
gemuk.
4.
Sering lepas kendali
pada saat makan.
5.
Seringkali pergi ke
kamar mandi setelah makan.
6. Memaksakan diri untuk
muntah, terutama dengan memasukkan jari ke kerongkongan.
Cara
pengobatan/penanganan Bulimia Nervosa
Terdapat berbagai macam cara dan penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi bulimia nervosa. Seseorang dengan bulimia nervosa dapat diberikan psikoterapi, farmakoterapi, hingga konseling nutrisi. Penanganan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien bulimia nervosa sendiri. Terapi psikoterapi yang dapat diberikan kepada pasien dengan bulimia nervosa umumnya dapat dilakukan melalui rawat jalan seperti Enhanced Cognitive Behaviour Therapy (CBT-E), pengobatan berbasis keluarga atau Family Based Treatment (FBT), maupun terapi intrapersonal. Selain itu, pemberian obat-obatan seperti fluoxetine dapat membantu pengobatan bulimia nervosa. Pemberian terapi nutrisional atau terapi gizi yang mengatur jadwal, jumlah, dan jenis makanan dapat diberikan kepada pasien dengan bulimia nervosa bertujuan untuk mencukupi kebutuhan gizi pasien. Penting untuk mengawasi dan memperhatikan asupan kalori yang masuk, keseimbangan elektrolit dan dehidrasi sehingga mencegah terjadinya komplikasi medis lainnya. Dalam upaya pemulihan pasien bulimia nervosa, pemberian suplemen multivitamin dan mineral juga sangat dianjurkan.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, bulimia nervosa merupakan
gangguan makan yang ditandai dengan adanya kebiasaan makan berlebihan secara
berulang dan adanya tindakan yang dilakukan secara paksa untuk mengeluarkan
makanan yang dimakan. Seseorang yang mengalami bulimia nervosa akan
sangat terpaku pada berat badan namun sering lepas kendali saat makan. Mereka
memiliki pemikiran negatif terkait bentuk badan sendiri, bahkan merasa gemuk
dan takut untuk gemuk. Pemikiran ini menyebabkan seseorang dengan bulimia
nervosa setelah makan berlebihan, akan memaksakan diri untuk muntah dan
mengeluarkan makanan melalui berbagai cara. Adapun beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami bulimia nervosa antara lain faktor
psikologis, faktor sosial dan kultural, faktor genetik, faktor lingkungan,
maupun kebiasaan diet yang ekstrem. Bulimia nervosa sendiri dapat
ditangani dengan cara pemberian terapi maupun obat-obatan yang disesuaikan
dengan kondisi pasien.
Daftar Pustaka
Hasna, A. (2021).
Diagnosis dan tatalaksana bulimia nervosa. Jurnal Medika Hutama, 2(4),
h1218–1222. http://jurnalmedikahutama.com
Krisnani, H., Santoso,
M. B., & Putri, D. (2017). Gangguan makan anorexia nervosa dan bulimia
nervosa pada remaja. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat,
4(3), h390–447.
Shabah, Z. M., & Dhanny,
D. R. (2020). Persepsi tubuh dan bulimia nervosa pada remaja putri. Muhammadiyah
Journal of Nutrition and Food Science (MJNF), 1(2), h60–69. https://doi.org/10.24853/mjnf.1.2.60-69
Makarim, R.F. (2023).
Apa itu Bulimia? Gejala, Penyebab dan Pengobatan. Retrieved December 30,
2023. https://www.halodoc.com/kesehatan/bulimia