Saturday, September 13, 2025

Ivan Pavlov : Dog Experiment

Edisi September 2025

Ivan Pavlov : Dog Experiment

Sumber : https://www.communicationtheory.org/wp-content/uploads/2022/09/ivan-pavlovs-dog-experiment.webp

Penulis : Yonatan Stevano & Jovanka Nartawijaya

PENJELASAN TOKOH

        Ivan Petrovich Pavlov atau yang lebih akrab dikenal dengan Ivan Pavlov merupakan seorang fisiologi asal Rusia yang eksperimennya berpengaruh dalam dunia Psikologi. Beliau lahir tanggal 14 September 1849 dan Wafat pada tanggal 27 Februari 1936. Pavlov adalah seorang putra sulung seorang pendeta, ia menghabiskan masa mudanya di Ryazan. Ia mengikuti sekolah Teologi di seminari, tetapi pada Tahun 1870 ia meninggalkan studi teologinya untuk masuk Universitas St. Petersburg tempat ia belajar kimia dan fisiologi. Ia lulus pada tahun 1879 dan menyelesaikan disertasinya pada tahun 1883. Ia belajar lagi di Jerman pada tahun 1884-1886 dibawah arahan fisiologi kardiovaskular Cal Ludwig dan Fisiologi gastrointestinal Rudolf Hedenhain. Ia menjadi peneliti fisiologi jantung dan pengaturan tekanan darah dari tahun 1888-1890 di laboratorium Boktin di St. Petersburg. Dia menjadi seorang ahli bedah yang terampil sehingga memperkenalkan banyak metode. 

        Pavlov menikahi Istrinya yaitu Eyodor Dostoyevsky pada tahun 1881, tetapi karena Pavlov begitu miskin, maka mereka terpaksa hidup secara terpisah. Pavlov menghubungkan sebagian besar kesuksesannya dengan istrinya yang begitu mendukung dia. Pada tahun 1890 Pavlov menjadi profesor fisiologi di Akademi Kedokteran kekaisaran, Pavlov tinggal disana sampai 1924 tahun dia mengundurkan diri. 

        Pavlov terdorong untuk merumuskan hukum refleks terkondisi karena ia mengamati ketidakteraturan sekresi pada hewan normal. Dari sekitar tahun 1898 hingga 1930, ia menggunakan Sekresi Saliva sebagai ukuran kuantitatif aktivitas psikis, atau subjektif untuk menekankan keunggulan pengukuran fisiologis objektif. Mulai tahun 1930, Pavlov mencoba menerapkan hukumnya untuk menjelaskan psikosis manusia. Ia berasumsi bahwa inhibisi berlebihan menjadi ciri khas orang psikotik, merupakan mekanisme perlindungan menutup dunia luar yang berarti menyingkirkan stimulus berbahaya yang sebelumnya menyebabkan eksitasi ekstrem. Data dari pengukuran ini dicatat secara sistematis ke dalam drum yang berputar, sehingga Pavlov dapat memantau secara cermat laju air liur selama berlangsungnya percobaan.

PENJELASAN EKSPERIMEN 

        Berawal dari gagasan bahwa ada beberapa hal yang tidak perlu dipelajari anjing. Misalnya, anjing tidak belajar mengeluarkan air liur setiap kali melihat makanan. Refleks ini sudah 'terprogram' dalam diri anjing. Pavlov menunjukkan bahwa anjing dapat dikondisikan untuk mengeluarkan air liur saat mendengar suara bel jika suara itu diulang-ulang pada saat yang sama ketika mereka diberi makanan. Anjing-anjing Pavlov ditempatkan secara individual di lingkungan terpencil, diikat dengan tali kekang. Mangkuk makanan diletakkan di depan mereka, dan sebuah alat digunakan untuk mengukur frekuensi sekresi kelenjar ludah mereka.

EKSPERIMEN 

        Pada tahap awal, Pavlov mengidentifikasi bahwa makanan secara alami memicu keluarnya air liur pada anjing—sebuah respons refleks yang disebut unconditioned response (UCR). Makanan itu sendiri disebut unconditioned stimulus (UCS) karena mampu menimbulkan respons tanpa perlu pembelajaran. Namun, ketika Pavlov mulai membunyikan lonceng sebelum memberikan makanan, ia memperkenalkan neutral stimulus (NS)—yaitu lonceng yang awalnya tidak menimbulkan reaksi apa pun.

        Setelah pengulangan yang konsisten, lonceng mulai diasosiasikan dengan kehadiran makanan. Anjing pun mulai mengeluarkan air liur hanya karena mendengar bunyi lonceng, meskipun makanan belum diberikan. Dalam konteks ini, lonceng berubah menjadi conditioned stimulus (CS), dan air liur yang muncul sebagai respons terhadap lonceng disebut conditioned response (CR). Ini membuktikan bahwa respons biologis dapat dipelajari melalui asosiasi antara stimulus netral dan stimulus alami.

HASIL EKSPERIMEN 

        Hasil eksperimen ini memiliki dampak besar dalam dunia psikologi dan pendidikan. Ia menunjukkan bahwa perilaku tidak selalu bersifat bawaan, melainkan bisa dibentuk melalui pengalaman dan pengulangan. Konsep ini kemudian menjadi fondasi bagi pendekatan behavioristik dalam terapi, pendidikan, dan bahkan pemasaran. Misalnya, dalam terapi fobia, stimulus yang menakutkan dapat dipasangkan dengan pengalaman yang menenangkan untuk mengubah respons emosional seseorang.

        Secara lebih luas, eksperimen Pavlov mengajarkan bahwa otak tidak hanya bereaksi terhadap dunia secara pasif, tetapi juga aktif membentuk makna melalui pola dan asosiasi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun mengalami bentuk pengkondisian klasik—seperti merasa lapar saat melihat jam makan, atau merasa tenang saat mendengar lagu yang pernah menemani masa bahagia. Pavlov tidak hanya mengubah cara kita memahami perilaku hewan, tetapi juga membuka pintu untuk memahami bagaimana manusia belajar, merespons, dan berkembang melalui pengalaman.

Ivan Pavlov : Dog Experiment

Edisi September 2025 Ivan Pavlov : Dog Experiment Sumber :  https://www.communicationtheory.org/wp-content/uploads/2022/09/ivan-pavlovs-dog-...