Selasa, 11 Desember 2012 telah diluncurkan jurnal Psikologi Ulayat, dimana Prodi Psikologi Universitas Bunda Mulia turut bekerjasama sebagai kontributor tetap jurnal tersebut bersama 12 Fakultas/Prodi Psikologi Sumatera Utara dan Jakarta, dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Acara peluncuran perdana tersebut dibarengi dengan diskusi mengenai peran Psikologi Ulayat dan kaitannya dengan perempuan di tataran akan rumput (grass root). Sebagai nara sumber adalah Dra. Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid, Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, dan Rm. Dr. Yoseph Dedi.
Sebenarnya apakah Psikologi ulayat? Kita sebenarnya sudah cukup sering mendengar istilah Indigenous Psychology;Psikologi asli, yaitu psikologi yang mempelajari pendekatan kultural (bukan hanya sekedar pendekatan behavioristik dan pendekatan yang lain yang kita kenal di Psikologi). Matsumoto (2004) menjelaskan pentingnya pendekatan kultural untuk membantu pengembangan masyarakat dan penciptaan lingkungan sosial yang lebih baik. Dengan pendekatan kultural kita dapat melakukan intervensi atau pendekatan yang tepat pada individu ataupun komunitas. Psikologi ulayat sendiri adalah suatu cabang Psikologi yang mempelajari perilaku dan pikiran suatu kelompok budaya yang lahir dan berkembang dalam kelompok tersebut, merupakan hasil kesepakatan nenek moyang, sesepuh, yang diteruskan turun temurun; dari generasi ke generasi (Sarwono, 2012). Ulayat sendiri diadopsi dari ilmu hukum adat, yang menjelaskan hak ulayat atau hak adat.
Dalam kaitannya dengan keberpihakan pada perempuan di tataran akar rumput, sebenarnya sebagai seorang akademisi khususnya di bidang psikologi kita diajak untuk berusaha memberdayakan, menjangkau para perempuan yang merupakan kaum marjinal; kelas bawah (akar rumput), agar mereka tidak menjadi korban kekerasa, diskriminasi,pelecehan dan mau berusaha melindungi diri/tubuh mereka sendiri; dengan pendekatan budaya tersebut. Pendekatan budaya sangat diperlukan karena budaya patrilineal begitu kental di Indonesia, bahkan di kebanyakan budaya di dunia, sehingga perempuan kerap menjadi korban entah dalam keluarga, pendidikan, dan berbagai aspek kehidupan.
Semoga sedikit informasi ini bisa menambah wawasan keilmuaan psikologi.
No comments:
Post a Comment