Thursday, December 25, 2014

Live In Mahasiswa Psikologi 6-8 Desember 2014

Pada tanggal 6-8 DEsember 20iatan 14 lalu, Himaprodi Psikologi menyelenggarakan kegiatan live in selama 3 hari di desa Punggawa Ratu, Cianjur. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa baru semester 1 angkatan 2014. Tujuan kegiatan per tahun ini diselenggarakan adalah untuk melatih dan menumbuhkan kepekaan sosial, empati dan kesederhanaan dengan berinteraksi dengan warga desa. Dengan kegiatan live in ini, mahasiswa-mahasiwa juga mengetahui budaya-budaya setempat, banyak pula pengalaman dan perasaan hangat yang dirasakan oleh para mahasiswa dari ketulusan dan senyuman Bapak Ibu di desa Punggawa Ratu. Dalam kegiatan ini, para mahasiswa melakukan bakti sosial dan pemberdayaan dengan anak-anak di lingkungan sekitar.


News Update Psikologi UBM Ganjil 2014/2015

Kunjungan Industri

Pada tanggal 7 November 2014, mahasiswa-mahasiswa semester 3 Program studi Psikologi melakukan kegiatan kunjungan industri ke PT. Perkebunan Nusantara VIII yang terletak di Ciater, Subang. Teh Walini merupakan produk dari PT. Perkebunan Nusantara VIII perkebunan teh terbesar di Indonesia. Hasil produk teh Walini 90% untuk ekspor ke negara-negara di luar Indonesia dan 10% untuk dijual lokal. 

Rombongan disabut oleh kepala pabrik yang bernama Bapak Sutaji. Bapak Sutaji menjelaskan mengenai pemilihan daun teh, pengolahan, ferementasi, penyaringan hingga pengepakan. Rombongan diajak untuk mengamati proses-proses dan keadaan pabrik. 

Kualitas dari teh Walini yang bermutu tinggi merupakan standar yang harus dicapai oleh pabrik teh ini. PT. Perkebunan Nusantara VIII juga telah memenuhi standar ISO 2010-2020. Para mahasiswa juga melakukan tanya jawab seputar keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, seleksi karyawan, kelebihan dan kekurangan implementasi ISO, proses pengolahan dari bahan metah hingga siap produksi. Dari kunjungan industri memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa seputar Psikologi Industri dan Organisasi.



Wednesday, August 13, 2014

Kegiatan-kegiatan Semester Genap 2012/ 2013

Selama semester genap 2012/ 2013, mahasiswa-mahasiswa Psikologi Universitas Bunda Mulia melakukan kunjungan industri di RSJ Dr.Soeharto Heerdjan pada tanggal 8 Mei 2014. Kegiatan diawali dengan pembukaan dengan psikolog-psikolog di RS dan observasi kepada pasien-pasien yang sedang berada di tempat.














Pada tanggal 12 Mei 2014, mahasiswa-mahasiswa kembali mengadakan bakti sosial, melakukan observasi, dan melakukan kegiatan bermain bersama dengan anak-anak SLB 04, Koja, Jakarta. Kehangatan, kepedulian bersama, dan pengembangan empati menjadi pesan penting dalam kegiatan ini.





Tuesday, August 12, 2014

Existential Positive Psychology: Pencarian Arti Hidup Manusia by Clara moningka*


“It is the discovery of an inner vision about ones uniqueness and singularity
 that endows life with deeper meaning (Frankl)”

           
Psikologi positif pada dasarnya merupakan psikologi eksistensial, karena mempertanyakan mengenai makna dari keberadaan manusia dan bagaimana memperoleh makna dari kehidupan atau bagaimana mendapatkan kebahagiaan. Sebelum sampai pada pertanyaan tersebut, kita dihadapkan terlebih dahulu oleh pertanyaan-pertanyaan seperti siapakah saya, apakah arti hidup ini, mengapa hal ini terjadi pada saya, apakah tujuan hidup saya dan lain sebagainnya. Pada dasarnya setiap pencarian makna terhadap drama kehidupan ini merupakan bagian dari eksistensi manusia. Hal ini juga dikemukaan Wong dan Fry (1998), yang menegaskan bahwa keberadaan manusia dan berbagai pengalaman manusia untuk bisa bertahan hidup dan berkembang merupakan bagian dari eksistensi dan merupakan sesuatu yang positif, yang menekankan pada keberanian, tanggung jawab dalam menghadapi kecemasan yang muncul dalam kehidupan kita (Existential anxieties) untuk hidup yang lebih baik lagi. 

 
            Kita seringkali merasakan ketidakberartian atau ketidaktahuan. Banyak mahasiswa bahkan teman-teman saya yang yang ketika dihadapkan pada pertanyaan mengenai eksistensi mereka, tidak dapat menjawab; cenderung tidak tahu... Terkadang pada usia dimana inidividu diharapkan sudah matang dan memahami diri sendiri, masih ada kebingungan-kebingungan dalam menjawab pertanyaan kehidupan. Salahkan hal tersebut... Hidup sebenarnya adalah suatu  proses pergulatan untuk mencari tahu mengenai diri kita. Dalam kaitannya dengan psikologi eksistensial, cabang ini mempertanyakan banyak hal dalam kehidupan, dan jawaban yang dibutuhkan bukanlah sekedar jawaban yang mudah atau sederhana; cenderung umum (mainstream), namun merupakan perenungan panjang; membutuhkan waktu dan keterbukaan terhadapa berbagai pengalaman hidup, berbagai pendapat. Hal ini merupakan proses menuju kebijaksanaan. Wong dan fry (1998) menyatakan bahwa psikologi eksistensial sebagai psikologi positif menekankan pada kapasitas manusia untuk mampu melakukan perubahan positif dan bertumbuh.
Wheelis (1958), menjelaskan bahwa perasaan tidak nyaman saat kita mengalami krisis dalam hidup kita adalah pencarian dari kehidupan yang otentik; yang sebenarnya. Pada kenyataannya, bukannya menikmati eksistensi kita sebagai manusia dengan segala problematikanya, kita terjebak melakukan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) untuk mengurangi kecemasan dan tekanan sosial. Hal ini merupakan jalur yang mudah untuk melarikan diri dari pencarian kita mencari eksistensi hidup;padahal dengan jalan singkat tersebut kita tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan dalam hidup kita.  Keberartian dalam hidup diperoleh dari segala hal yang kita jalani termasuk dalam penderitaan, risiko yang kita ambil, bahkan bila hal tersebut bertentangan dengan masyarakat. Individu yang berani melakukan hal tersebut kerap dihadapkan pada tekananan sosial, dimusuhi, dicaci, dimarginalisasikan. Pencarian mengenai makna hidup sering kali tidak selaras dengan kebahagiaan ataupun kehidupan yang menyenangkan (King dan Napa, 1998).  Satre (dalam Brennan, 2003), mengemukakan bahwa penting bagi kita untuk dihadapkan pada berbagai pilihan dan mengambil keputusan, karena kitalah yang menjamin pertumbuhan diri kita. Kita bebas memilih mau menjadi apa, namun harus bertanggung jawab terhadap pilihan tersebut, termasuk bila risikonya; penderitaan.
Penderitaan merupakan bagian dari perjalanan kita. Kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan bila merasa tidak puas dengan hidup ini dan merasa menderita, tetapi apakah dengan berada di zona nyaman terus-menerus orang akan bahagia?  (Wong, 2014) Ketidaknyamanan memang bertolak belakang dari kebahagiaan, namun kebahagiaan sejati (authentic happiness) muncul apabila kita bisa menikmati penderitaan kita sebagai bagian dari esensi manusia; menyelaraskan dinamika kehidupan (ingat pandangan Frank mengenai penderitaan), maka kita akan mendapatkan kehidupan yang seutuhnya, kebahagiaan sejati. Want to try?
 

Daftar Pustaka:
King, L.A., Napa, C.K. (1998). What makes a life good? Journal of Personality and Social Psychology. 156-165.
Wong, P.T. P., & Fry, P.S. (1998). The Human Quest of Meaning: A Handbook of Psychological Research and Clinical Applications. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Sumber internet:
Wong, P.T. (2014).Existential Positive Psychology:The six ultimate questions of human existence. diunduh dari http://existentialpsychology.org

*Penulis adalah dosen Program Studi Psikologi Universitas Bunda Mulia

Thursday, April 10, 2014

American Psychological Association (APA)


American Psychological Association atau yang biasa sering kita dengar dengan sebutan APA tentunya tidak asing lagi terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang psikologi. Beberapa dari kita mungkin hanya sering dengar APA tanpa tahu apa sih APA? bagaimana sejarah APA? ada apa saja di dalam APA? dan hal-hal lain terkait dengan APA. Yukss kita kenali lebih dekat..

Sejarah singkat APA
APA didirikan pada bulan Juli tahun 1892 dengan jumlah 31 orang anggota dan berkembang pesat setelah Perang Dunia II. G. Stanley Hall (1844-1924) adalah presiden pertama APA. Saat ini APA adalah asosiasi psikologi terbesar, memiliki anggota lebih dari 134.000 orang yang terdiri dari beragam latar belakang seperti peneliti, pendidik, klinisi, konsultas dan pelajar.

APA memiliki 19 divisi pada tahun 1944, kemudian divisi 4 yakni Psychometric Society memutuskan tidak bergabung, sementara divisi 11 yaitu Abnormal Psychology and Psychotherapy bergabung dengan divisi 12 yaitu Clinical Psychology sehingga tersisa 17 divisi. Pertumbuhan APA sampai dengan tahun 1960 tidaklah sepesat saat ini, dalam rentang waktu 1944-1960 hanya bertambah tiga divisi. Dalam rentang waktu tahun 1960-2007 terdapat penambahan 34 divisi sehingga APA memiliki total 54 divisi yang menaungi berbagai cabang ilmu psikologi.

54 Divisi APA antara lain:
1. Society for General Psychology
2. Society for the Teaching of Psychology
3. Experimental Psychology
5. Evaluation, Measurement, and Statistics
6. Behavioral Neuroscience and Comparative Psychology
7. Developmental Psychology
8. Society for Personality and Social Psychology
9. Society for the Psychological Study of Social Issues
10. Society for the Psychology of Aesthetics, Creativity, and the Arts
12. Society of Clinical Psychology
13. Society of Consulting Psychology
14. Society for Industrial and Organizational Psychology
15. Educational Psychology
16. School Psychology
17. Society of Counseling Psychology
18. Psychologist in Public Service
19. Military Psychology
20. Adult Development and Aging
21. Applied Experimental and Engineering Psychology
22. Rehabilitation Psychology
23. Society for Consumer Psychology
24. Theoretical and Philosophical Psychology
25. Behavior Analysis
26. Society for the History of Psychology
27.Society for Community Research and Action: Division of Community Psychology
28. Psychopharmacology and Substance Abuse
29. Psychotherapy
30. Society for Psychological Hipnosis
31. State, Provincial, and Territorial Psychological Associations Affairs
32. Society for Humanistic Psychology
33. Intellectual and Developmental Disabilities
34. Society for Environmental, Population and Conservation Psychology
35. Society for the Psychology of Women
36. Society for the Psychology of Religion and Spirituality
37. Society for Child and Family Policy and Practice
38. Health Psychology
39. Psychoanalysis
40. Society for Clinical Neuropsychology
41. American Psychology-Law Society
42. Psychologist in Independent Practices
43. Society for Family Psychology
44. Society for the Psychological Studies of Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender Issues
45. Society for the Psychological Study of Culture, Ethnicity and Race
46. Society for Media Psychology and Technology
47. Exercise and Sport Psychology
48. Society for the Study of Peace, Conflict, and Violence: Peace Psychology Division
49. Society of Group Psychology and Group Psychotherapy
50. Society of Addiction Psychology
51. Society for the Psychological Study of Men and Masculinity
52. International Psychology
53. Society of Clinical Child and Adolescent Psychology
54. Society of Pediatric Psychology
55. American Society for the Advancement of Pharmacotherapy
56. Trauma Psychology

Topik-topik psikologi dalam APA
Begitu banyak topik psikologi yang dapat kita lihat dalam website APA, beberapa topik populer diantaranya adalah mengenai addictions, bullying, marriage and divorce, personality, dan sexuality. Mau cari jurnal? artikel? kerjasama dengan peneliti luar negeri? beasiswa? dan hal terkait dengan bidang ilmu psikologi lainnya? semua bisa dengan mudah dicari dalam website APA berikut ini: https://www.apa.org/about/index/aspx

Keanggotaan APA
APA memiliki kriteria keanggotaan tertentu antara lain:
1. Member
Jika ingin menjadi member APA, minimal harus memiliki doctoral degree (S3) dalam bidang ilmu psikologi atau ilmu yang terkait.
2. Associate
Syarat menjadi associate APA adalah minimal harus memiliki master degree (S2) dalam bidang ilmu psikologi atau ilmu terkait.
3. International Affiliate
Khusus untuk Psikolog yang berdomisili di luar negara Amerika dan Kanada.
4. High School Student Affiliate
Nah, kriteria keanggotaan ini khusus bagi mereka yang sedang menempuh jenjang sekolah lanjutan tingkat atas dan tertarik untuk berkarir di bidang psikologi nantinya.
5. Undergraduate or Graduate Student Affiliate
Khusus bagi mereka yang sudah lulus atau masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan bidang ilmu psikologi.
6. High School Teacher Affiliate
Terbuka bagi guru yang mengajarkan ilmu psikologi di jenjang pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas.
7. Community College Teacher Associate
Bagi mereka yang mengajarkan ilmu psikologi dalam komunitas perguruan tinggi

Berapa harga keanggotaan APA?
Untuk informasi ini, silahkan dilihat langsung di https://www.apa.org/membership/index/aspx

Sekian pembahasan singkat mengenai APA, asosiasi psikologi terbesar di dunia yang memiliki homebase di Amerika, nun jauh disana :d. Apakah di Indonesia ada? Tentu ada! Namanya HIMPSI, kita bahas next time ya..

Noted by: Shanty


Wednesday, March 5, 2014

Kegiatan Seminar HMJ Psikologi

Pada tanggal 22 Februari 2014, telah dilakukan seminar dari Himpunan Mahasiswa Psikologi dengan tema "Rekrutmen dan Seleksi di Dunia Organisasi". Pembicara dari seminar ini adalah Bapak. Ferza Rachmadianto, S. Psi., M. Psi, supervisor dari PT. ABC Indonesia. Seminar ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa Psikologi angkatan 2010 hingga angkatan 2013. Dalam seminar ini para mahasiswa memperoleh pengetahuan mengenai ruang lingkup dari pekerjaan HRD, yang meliputi proses rekrutmen dan seleksi dan teknik wawancara dalam merekrut calon karyawan.




Have you satisfied with your job?



“Thanks God It’s Friday!!” Rasanya surga dunia kalau sudah masuk weekend. Bebas dari bangun pagi dan bermacet-macet ria. Bekerja bagaikan beban bagi sebagian orang. Jika sudah hari senin lagi rasanya berat untuk memulai hari pergi pagi dan pulang malam. Namun esensi bekerja bukan hanya sekedar berapa uang yang diperoleh dari bekerja, bukan sekedar menyelesaikan tugas dengan baik, bukan itu. Mencapai kepuasan dalam bekerja adalah yang terpenting.
Menurut Howell dan Dipboye (1986) “kepuasan kerja adalah hasil keseluruhan dari derajat suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya”
Hal ini menunjukkan bagaimana kita bersikap terhadap pekerjaan kita. Motivasi bekerjanya setiap individu berbeda-beda, motivasi bekerja inilah yang akan menghasilkan kepuasan kerja. Munandar dalam bukunya Psikologi Industri dan Organisasi menyebutkan 5 faktor penentu kepuasan kerja, yaitu:


1.      Ciri-Ciri Intrinsik Pekerjaan
Meliputi keragaman ketrampilan, identitas tugas (task identity), tugas yang penting (task significance), otonomi, dan Feedback.

2.      Gaji Penghasilan, Imbalan yang Dirasakan
Sejauh mana tenaga kerja merasa imbalan atau gaji yang didapat sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

3.      Penyeliaan
Adanya 2 jenis hubungan antar atasan dan bawahan yaitu hubungan fungsional dan keseluruhan. Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana penyelia membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.

4.      Rekan-rekan Sejawat yang Menunjang
Kepuasan kerja yang ada pada pekerja timbul karena mereka bisa saling bersosialisasi satu dengan yang lain. Jika dalam tim mereka dapat saling berkoordinasi.



1.      Kondisi Kerja yang Menunjang
Kondisi kerja yang memperhatikan prinsip ergonomi salah satu faktor yang akan menimbulkan kepuasan kerja.

Kepuasan kerja menjadi hal yang dinomor sekiankan, padahal kepuasan kerja berdampak besar pada pekerjaan baik bagi individu itu sendiri dan perusahaan. Masih dalam buku Psikologi Industri dan Organisasi yang ditulis Munandar, ada 3 dampak yang dihasilkan dari kepuasaan dan ketidak puasan keja yaitu:
a)        Dampak Terhadap Produktivitas
Jika terjadi ketidak puasan kerja pada karyawan atau pekerja, otomatis produktivitas akan menurun tajam. Jika sebaliknya, pekerja mengalami kepuasaan kerja maka produktivitas akan stabil atau cenderung naik. Jika produktivitas naik, perusahaan akan semakin maju dan berkembang

b)       Dampak Terhadap Ketidakhadiran dan Keluarnya Tenaga Kerja
Ketidak puasan terhadap kerja membuat menurunya motivasi untuk hadir ke tempat kerja dan keluar dari tempat kerja. Namun jika pekerja merasa puas ia akan termotivasi untuk datang ke tempat kerja dan mengurangi turnover atau keluar masuknya tenaga kerja. Dimana jika turnover terjadi otomatis akan menghabiskan uang perusahaan.

c)        Dampak Terhadap Kesehatan
Kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik dan mental, lalu kepuasaan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. 

Salah satu cara mencapai kepuasan kerja adalah dengan mencintai apa yang kita kerjakan. Jadi penting bagi kita untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan apa yang kita inginkan dan sukai. Segala sesuatu yang dikerjakan dengan cinta akan berdampak baik dan  mencapai hasil maksimal dengan itu kepuasan kerja akan terwujud. Jika sekarang sudah terlanjur dalam posisi tidak puas, mungkin kita harus mengubah cara pandang kita terhadap apa yang kita kerjakan. Dengan berpikir mungkin tak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan seperti yang kita kerjakan, lalu mencari sisi positif dari pekerjaan yang dilakukan, bertukar pikiran dengan teman sekantor, hal-hal demikian dapat dilakukan untuk membantu mencari tahu alasan mengapa kita tak bisa mencapai kepuasan kerja.   

Ditulis oleh: Desi Lustiyani Wahono


Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...