Saturday, February 7, 2015

Somatoform Disorders

Somatoform Disorders

       Kata somatoform berasal dari bahasa Yunani, yaitu soma yang berarti tubuh. Gangguan somatoform bukanlah sesuatu yang dibuat-buat atau pura-pura, melainkan suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (nyeri, mual, pusing, dsb) di mana penyebabnya tidak dapat dijelaskan secara medis serta dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Orang-orang dengan gangguan ini biasanya tertekan dan bingung ketika dokter tidak dapat memberikan penjelasan psikologis bagi keluhan-keluhan mereka.
       Gangguan somatoform terdiri atas beberapa jenis. Yang pertama adalah pain disorder. Individu yang mengalami pain disorer akan merasakan gejala sakit atau nyeri yang tidak dapat dijelaskan dengan pemeriksaan medis maupun neurologis. Intensitas keluhan yang dirasakan berfluktuasi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Rasa sakit yang dirasakan dapat menyebabkan kesulitan atau gangguan yang signifikan, misalnya tidak dapat bekerja dan menjadi tergantung dengan obat pereda sakit.
       Yang kedua adalah body dysmorphic disorder. Orang-orang dengan gangguan ini memiliki “keasyikan” tersendiri dengan kecacatan tubuh yang tidak nyata atau keluhan yang berlebihan tentang kekurangan tubuh yang ringan. Beberapa pasien dengan gangguan ini menghabiskan berjam-jam setiap hari secara kompulsif di depan cermin untuk memperhatikan kekurangan tubuhnya. Contoh dari gangguan ini adalah memakai pakaian yang sangat longgar untuk menutupi imajinasi kecacatan mereka atau mengurung diri di rumah agar imajinasi kecacatan mereka tidak dilihat oleh orang lain. Treatment bisa dilakukan dengan menggunakan cara medis atau behavioral therapy yang dikombinasikan dengan cognitive therapy.
       Kemudian hypochondriasis, yaitu ketakutan bahwa dirinya memiliki penyakit yang serius, meskipun pemeriksaan medis menyatakan hal sebaliknya. Biasanya dimulai pada masa dewasa awal dan cenderung menjadi kronis. Individu yang mengalami hal ini biasanya sering menjalani peran sebagai orang sakit atau merupakan konsumen yang sering menggunakan pelayanan kesehatan. Satu contoh dari gangguan ini adalah menganggap batuk yang diderita merupakan penyakit TBC.
       Yang keempat adalah somatization disorder (Briquet’s syndrome), yaitu beberapa keluhan somatik berulang yang tidak memiliki penjelasan fisik tapi menyebabkan seseorang untuk mencari pengobatan. Orang dengan gangguan ini cenderung sering berkunjung ke dokter dan mencoba banyak obat yang berbeda. Somatization disorder biasanya dimulai pada masa dewasa awal.

       Terakhir adalah conversion disorder, yaitu munculnya gejala sensorik atau motorik secara tiba-tiba. Orang dengan gangguan ini mungkin mengalami kelumpuhan sebagian atau keseluruhan; kejang dan gangguan koordinasi; sensasi seperti ditusuk-tusuk; kesemutan; ketidakpekaan terhadap nyeri; anestesi (kehilangan sensasi); hilangnya penglihatan; atau hilangnya penciuman (anosmia). Gangguan ini mungkin bisa dihilangkan dengan menggunakan hipnosis.

Oleh: Maria Devina (Mahasiswa S1 Psikologi) 

No comments:

Post a Comment

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...