Thursday, December 10, 2020

PENGARUH PANDEMI TERHADAP SELEKSI KARYAWAN

 

PENGARUH PANDEMI TERHADAP SELEKSI KARYAWAN

            Pandemi diambil dari Bahasa Yunani, pan yang berarti semua dan demos yang artinya orang, merupakan epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, seperti misalnya di beberapa benua atau di diseluruh dunia. Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini seluruh dunia dan Indonesia khususnya sedang dilanda pandemi COVID-19.

Apa sih COVID-19 itu?

COVID-19 (coronavirus disease 2019) merupakan jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus yaitu SARS-CoV-2 yang juga disebut virus corona. Karena adanya pandemi ini banyak sekali perubahan situasi dan aturan yang diterapkan, contoh sederhananya seperti muncul peraturan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak) yang selalu ditekankan oleh pemerintah. Selain itu pandemi ini juga berdampak pada semua sektor di Indonesia, termasuk diantaranya sektor pendidikan dan ketenagakerjaan. Seperti yang kita ketahui, dalam menjalankan sebuah perusahaan ataupun organisasi, tentu saja membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Tidak terpikirkan jika sebuah perusahaan atau organisasi bergerak tanpa ada SDM. Oleh karena itu, SDM menjadi salah satu faktor yang terpenting dan bahkan tidak dapat dilepaskan dari jalannya sebuah perusahaan atau organisasi.

Walaupun dalam situasi pandemi, hal ini tidak dapat dijadikan halangan untuk seseorang mendapatkan pekerjaan karena hingga saat ini terdapat beberapa perusahaan yang tetap melakukan seleksi karyawan melalui online seperti perusahaan-perusahaan fintech, banking dan insurance. Selain itu, selama pandemi berlangsung, perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Facebook dan Amazon juga sudah menerapkan strategi interview online. Dalam proses seleksi karyawan terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan salah satunya ialah durasi yang dibutuhkan untuk melakukan seleksi karyawan (recruitment). Dalam pelaksanaannya, perusahaan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk melakukan proses recruitment karena terkendala oleh jarak dan juga kebijakan Work from Home (WFH) yang berlaku.

Kebijakan social distancing dan Work from Home (WFH) memunculkan tren baru dalam melakukan seleksi karyawan berbasis online. Perusahaan kini melakukan pengumuman recruitment secara online guna meraih para applicant melaui job portal hingga sosial media seperti instagram dan facebook. Jika sebelumnya para applicant dapat datang secara langsung untuk melakukan screening pertama sambil membawa berkas seperti CV dan surat lamarannya, maka kini applicant juga dapat diminta mempersiapkan sebuah video pendek untuk memberikan sedikit gambaran mengenai applicant tanpa harus datang ke kantor yakni melalui email. Dengan cara ini maka HRD dapat lebih mudah menemukan bibit karyawan terbaik sehingga proses recruitment dapat berjalan dengan lebih efisien.

Dalam melakukan tes, maka perusahaan kini dapat melakukan tes secara online melalui website yang dapat diunduh dan dilaksanakannya ujian secara real time. Namun beberapa perusahaan juga melakukan tes melalui email guna melakukan seleksi karyawan. Tidak hanya tes, interview yang dilakukan oleh HRD pun juga dilakukan secara online yakni melalui video conference sehingga dapat meminimalisir terjadinya kontak langsung. Interview melalui video conference dinilai cukup efektif dan efisien serta memangkas anggaran dalam melaksanakan recruitment, namun perlu diperhatikan sekalipun interview dilakukan secara online para applicant juga tetap harus memperhatikan gaya berpakaian dan sikap selama proses interview berlangsung.

Tidak hanya perubahan pada proses recruitment tapi juga pada keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh applicant juga mengalami perubahan. Adanya kebijakan WFH maka para applicant diharapkan bekerja secara remote yang mana menuntut fleksibilitas dan juga keterampilan dalam berkomunikasi yang baik dikarenakan terbatasnya interaksi secara tatap muka dalam bekerja selama pandemi berlangsung. Selain itu keterampilan time management juga dibutuhkan oleh para applicant dikarenakan pekerjaan yang dilakukan di rumah akan menimbulkan perbenturan antara kewajiban pekerjaan dengan kewajiban rumah yang mana sama-sama penting. Spesialisasi seperti digital marketing, copywriting, dan social media specialist menjadi suatu spesialisasi yang sangat berharga dimasa pandemic ini dikarenakan aktivitas ekonomi harus tetap berjalan sekalipun kebijakan social distancing dan WFH tetap berlangsung.

Sehingga dapat dikatakan bahwa dunia psikologi industri terutama pada aktivitas recruitment terjadi perubahan sebagai bentuk adaptasi terhadap pandemic COVID-19 terutama pada kebijakan dan ketentuan social distancing dan work from home yang mana yang semula berlangsung secara tatap muka kini dengan memanfaatkan teknologi maka proses recruitment dilaksanakan secara online guna meminimalisir terjadinya kontak langsung. Tidak hanya perubaha pada proses recruitment tapi juga pada keterampilan yang perlu dimiliki oleh applicant yang mana penting untuk dimiliki guna beradaptasi pada perubahan yang ada.

 

Sumber Referensi:

Dima, Jessica. (2020, 30 Juni). Tren Rekrutmen Karyawan di Masa Pandemi Covid-19, Kayak Apa ya?. Diakses dari https://magazine.job-like.com/tren-rekrutmen-karyawan-saat-pandemi/

Pane, M. D. C. (2020, 11 November). COVID-19. Diakses dari https://www.alodokter.com/covid-19

Poernomo, H., Hartono. (2019). Pengaruh recruitment dan seleksi terhadap kinerja karyawan PT Telkom Indonesia, Tbk Cabang Sidoarjo. Journal of Management and Accounting, 2(1 April 2019), 87-101.

Rommalla, Syiti. (2020, 2 Juli). 10 Tips Rekrutmen Karyawan Saat New Normal. Diakses dari https://employers.glints.id/resources/10-tips-rekrutmen-karyawan-saat-new-normal/

Tri, M. H. (2020, 30 April). Begini proses recruitment karyawan perusahaan di tengan pandemi. Diakses dari https://www.ekrut.com/media/proses-recruitment-karyawan.

Wuryasti, Fetry. (2020, 26 Mei). Lima Langkah Merekrut Karyawan di Tengah Pandemi. Diakses dari https://mediaindonesia.com/read/detail/315885-lima-langkah-merekrut-karyawan-di-tengah-pandemi

https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi

Tuesday, November 10, 2020

MEDITASI DI TENGAH KELUARGA

 

Di tengah kondisi sulit yang dialami dunia saat ini karena pandemi Covid-19, menimbulkan kecemasan dan ketakutan bagi masyarakat atau individu. Tidak hanya menyebabkan kecemasan dan ketakutan, kebosanan pun mulai melanda sebagian besar individu pasca pemberlakuan PSBB dan Work From Home (WFH). PSBB dan WFH membuat masyarakat diharuskan melakukan serta mengerjakan segala sesuatu dari rumah. Baik itu pekerjaan, pendidikan ataupun usaha yang sedang dimiliki dan dijalani. 

 

Meskipun pandemi Covid-19 membuat individu harus berada di rumah serta mengerjakan sesuatu apapun dari rumah sehingga individu menjadi bosan, tetapi dengan pandemi ini kita menjadi lebih memiliki banyak waktu bersama dengan keluarga di rumah. Dengan adanya waktu yang lebih banyak bersama keluarga, kita bisa melakukan berbagai aktivitas di tengah keluarga. Berkumpul bersama keluarga, menonton film, belajar memasak, dan berolahraga mungkin menjadi sebagian besar aktivitas yang bisa dilakukan bersama di tengah keluarga. Tetapi, hal ini tidak akan mengurangi ataupun mengusir kecemasan dan ketakutan dengan kondisi pandemi Covid-19 ini.

 

Hidup di tengah pandemi ini memang tidak mudah dan tidak ada kepastian kapan pandemi ini bisa selesai, tetapi semua hal tersebut tidak bisa kita kendalikan selain mengendalikan dan memerhatikan tentang diri kita sendiri dan keluarga. Perlunya untuk mengendalikan diri kita serta menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19 ini.

 

Berdasarkan beberapa penelitian, meditasi terbukti efektif untuk menenangkan diri selama masa pandemi ini. Tidak hanya bisa dilakukan secara sendirian, meditasi juga bisa dilakukan di tengah keluarga. Selama ini meditasi mungkin dianggap tidak penting oleh sebagian besar individu. Tetapi, belajar melatih fokus yang dimiliki dan juga mengatur pernapasan merupakan cara mudah untuk mengurangi stres.

 

Menurut Dr. Putu, meditasi merupakan teknik latihan konsentrasi yang digunakan untuk dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol secara sadar. Saat orang melakukan meditasi, frekuensi getaran gelombang otak turun, nafas akan melambat, dan oksigen yang terpakai menjadi hemat. Gelombang otak tersebut akan mencapai alam bawah sadar dan gelombang otak akan mendatar dan berada pada keadaan alpha keadaan ini dinamakan keadaan homeostatis atau seimbang, sehingga otak akan mengeluarkan hormon endorphin dan terjadilah self healing.

 

Adapun manfaat dari meditasi, antara lain :

 

  1. Meningkatkan konsentrasi, dimana meditasi dapat menurunkan stress melalui penurunan metabolisme tubuh. Dengan teknik meditasi yang baik maka akan menyebabkan konsentrasi terhadap suatu hal untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi, sehingga individu merasa lebih positif, memperbaiki kondisi tubuh, memberi kenyamanan secara psikologis, menurunkan tingkat stress pada individu, lalu akhirnya dapat menurunkan hipertensi pula.
  2. Bermanfaat dalam menahan nafsu atau kecanduan, seperti menahan nafsu makan saat ingin menurunkan berat badan, kecanduan obat atau minuman keras, dll.
  3. Mencegah insomnia, dengan memiliki pikiran yang tenang maka seseorang menjadi tidak banyak beban dan pikiran saat akan beristirahat.
  4. Menjadi lebih sabar dan pemaaf, ketika seseorang selalu berpikiran positif dan bersikap tenang maka ia akan menjadi lebih bersabar dan mudah memaafkan. Dengan begitupun individu akan mengurangi rasa cemasnya terhadap hal yang dirasa mengganggu kehidupannya.
  5. Melatih fokus agar tidak tersesat dalam pikiran yang buruk.

 

Selain itu adapun manfaat lain meditasi di tengah keluarga yaitu ketika kita melakukan meditasi bersama keluarga, maka hal tersebut bisa meningkatkan kualitas pikiran bersamaan. Sehingga membuat keluarga pun memiliki penyelesaian masalah yang lebih baik dan berdiskusi dalam mencapai suatu keputusan dalam keluarga. Kita juga yang mungkin sudah membangun sebuah keluarga, dapat mengajak anak-anak untuk bermeditasi agar mereka dapat lebih mengontrol perilakunya dan dapat selalu berpikir sebelum bertindak. Selain itu anak-anak juga lebih dapat menyelesaikan masalah dengan lebih bijak dan dewasa karena pikirannya sudah menjadi lebih tenang dan seimbang.

 

Dampak lainnya juga ada pada pembelajaran dalam jenjang apapun secara formal maupun melalui lingkungannya. Kita dapat lebih cepat dalam mengolah informasi, hal ini dikarenakan pikiran kita lebih fokus dan memiliki konsentrasi yang tinggi dibandingkan individu lain yang mungkin tidak melatih pikirannya.

 

Meditasi dapat dilakukan di mana saja. Tidak harus dilakukan ketika kita ke gunung ataupun alam terbuka untuk melakukannya, ataupun pergi ke tempat khusus untuk meditasi, apalagi ditengah kondisi pandemi ini yang mengharuskan kita untuk lebih banyak melakukan aktivitas hanya di rumah saja. Cukup berada di dalam rumah sehingga kita bisa melakukan meditasi, baik itu sendiri maupun bersama keluarga agar lebih seru untuk dilakukan. Pilih waktu yang tepat, di mana kita dan keluarga memiliki waktu luang dan tidak diganggu oleh apapun dan siapa pun. Kemudian kondisikan sekitar kita agar tetap tenang dan nyaman untuk melakukan meditasi. Hal ini dapat membantu untuk meningkatkan fokus ketika bermeditasi.

 

Masih bingungkah bagaimana cara meditasi yang benar dan sederhana? Lakukanlah dengan cara berikut ini :

   Duduk atau berbaringlah. Posisikan tubuh senyaman mungkin. Kita juga bisa menggunakan kursi atau bantal.

   Tutup mata. Bisa juga menggunakan alat bantu dengan penutup mata.

   Tarik napas secara dalam dan perlahan-lahan dengan teknik berulang.

   Fokuskan perhatian kita pada tarikan napas dan perasaan.

 Fokuskan pikiran pada berbagai bagian tubuh secara bergantian sambil terus menarik napas perlahan.

    Ketika melakukan hal ini, bisa juga mengkombinasikannya dengan sambil mengucapkan doa dan ucapan syukur sesuai kepercayaan masing-masing.

   Jika pikiran mulai kehilangan fokus, arahkan kembali pikiran ke napas Anda.

 

Setelah kita dan keluarga sudah terbiasa melakukan meditasi dengan duduk ataupun berbaring, kita juga bisa mencoba bermeditasi dengan berjalan. Fokuskan pada pergerakan kaki dan hindari berjalan terlalu cepat. Lokasi berjalan bisa di mana saja. Bisa dilakukan di taman kota, trotoar yang lapang, atau di dalam mal. Selain itu, membaca dan merefleksi bacaan bahkan bisa menjadi bagian dari meditasi pula. Ataupun dengan mendengarkan musik yang tenang juga dapat menjadi cara untuk menenangkan diri dalam meditasi.

 

Melakukan meditasi ternyata tidak hanya dapat dilakukan dengan menutup mata melainkan ketika membuka mata juga kita dapat melakukan meditasi, semua itu tergantung dengan kenyamanan dan kemudahan masing-masing untuk konsentrasi. Namun perlu adanya penghindaran dalam menyalakan alarm untuk menandai selesainya melakukan meditasi. Selain itu, sebaiknya ketika akan melakukan meditasi, kita tidak melakukannya setelah makan ataupun 2 jam setelah makan melainkan diatas 2 jam setelah makan, karena proses pencernaan dapat mengganggu proses meditasi. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, jadikan meditasi sebagai bagian dari aktivitas rutin dalam keluarga setiap hari.

 

Friday, October 9, 2020

HARI KESEHATAN MENTAL DUNIA (WORLD MENTAL HEALTH DAY)

 

 

Hallo Semua, tepat pada tanggal 10 Oktober kita akan memperingati hari kesehatan mental dunia. Kesehatan mental sendiri merupakan keadaan kesejahteraan yang disadari oleh individu, yang terdiri atas kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan, bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan di dalam komunitasnya.

Persepsi sehat dan sakit seringkali hanya diartikan apabila kita tidak mampu melakukan sesuatu secara fisik saja. Padahal faktanya kesehatan mental memiliki peran yang sama penting dengan kesehatan fisik. Sehingga, tidak dipungkiri bahwa setiap individu memiliki kebutuhan untuk menjadi sehat secara mental, dan berfungsi maksimal dalam kehidupan sehari-hari meskipun adanya keterbatasan secara fisik ataupun mental. Saat ini, individu yang sehat mental dapat dapat didefinisikan dalam dua sisi, yaitu secara negatif dan positif. Secara negatif yaitu dinilai dengan tidak adanya gangguan mental dan secara positif ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental. Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada sifat-sifat positif, seperti: kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang baik, dan karakter yang kuat serta sifat-sifat baik/ kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006).

Selain karakteristik individu sehat mental, terdapat pula kategori gangguan mental. menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 diketahui terdiri dari gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan), dan gangguan jiwa berat (psikosis). Bentuk gangguan jiwa lainnya daripada data yang dilaporkan pada tahun yaitu postpartum depression dan bunuh diri (suicide). Gangguan mental emosional merupakan keadaan yang mengindikasikan seseorang yang mengalami perubahan psikologis (Ayuningtyas, Misnaniarti, Rayhani, 2018).

Pada konteks kesehatan jiwa dikenal dua istilah untuk individu yang mengalami gangguan jiwa, seperti berikut :

Pertama, Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) merupakan orang yang memiliki masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.

Kedua, Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/ atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Kita semua, baik mahasiswa, pekerja, dosen, ibu rumah tangga, dan masih banyak lainnya harus terlibat dalam menggaungkan kesehatan mental. Jika terdapat kerabat, pasangan, atau keluarga yang mengalami gejala/tanda yang tidak dapat diselesaikan secara individu, maka jangan takut untuk menghubungi pihak profesional seperti psikolog. Sebab, sangat disarankan untuk  pergi ke pihak ahli, dari pada hanya menerka-nerka sendiri dan berakhir self-diagnosed!

Perlu diingat baik-baik yaa, tidak semua orang yang pergi ke psikolog/psikiater dikatakan orang dengan gangguan jiwa! Kecemasan, kejadian traumatis, moodswings, tidak menemukan support system, bahkan ketika anda merasa bingung dengan apa yang anda rasakan, dan masih banyak gangguan lain yang dapat diselesaikan dengan psikolog, lho!

 

-There Is No Health Without Mental Health-


Sumber :

Lowenthal, Kate (2006) Religion, Culture, and Mental Health. New York: Cambridge University Press.

Ayunintyas, D. Misnaniarti. Rayhani, M. (2018). Analisis Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 9(1).1-10. Diunduh dari http://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/download/241/189/363

Thursday, September 10, 2020

Mengatasi Prokrastinasi (Menunda Tugas) Ketika WFH (Work From Home)

 

           Indonesia dan negara-negara lain, saat ini tengah berperang melawan COVID-19. Seperti yang diketahui, penyakit yang dapat menular melalui cairan (droplets) ini bersifat pandemi. Suatu wabah dikatakan bersifat pandemi, ketika wabah tersebut sudah menyerang orang-orang dari negara manapun dan menular dengan cepat. Begitu pun di Indonesia. Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, dan menyebar dengan cepat, maka dari itu, pemerintah mengambil langkah untuk memperlambat bahkan berusaha mengurangi angka penularan akibat covid-19. Salah satunya adalah kerja jarak jauh atau work from home (WFH). Sejak pertengahan Maret 2020, Pemerintah mulai mendorong ratusan perusahaan untuk melakukan kerja jarak jauh atau work from home (WFH).

            Tidak hanya perkantoran atau kantor pemerintahan saja yang menerapkan WFH tersebut, melainkan sekolah, perguruan tinggi, hingga rumah ibadah. Berdasarkan fakta yang ada di lapangan, banyak orang yang mengungkapkan bahwa mereka mengalami beberapa kendala ketika melaksanakan WFH. Salah satu kendalanya adalah prokrastinasi.

            Menurut Wikipedia, prokrastinasi adalah tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Definisi lain dari prokrastinasi adalah penundaan yang disengaja dalam memulai atau menyelesaikan tugas sampai menit terakhir atau setelah batas waktu yang telah ditentukan, atau tanpa batas waktu, yang secara ideal dapat diselesaikan di masa sekarang (Freeman, Cox-Fuenzalida & Stoltenberg, 2011; Gupta, Hershey & Gaur. 2012; Rozental & Calbring, 2013; Steel, 2007; dalam Abbasi & Alghamdi, 2015).

            Fenomena ini dapat dialami oleh semua orang, terutama pelajar/mahasiswa dan pekerja kantoran. Schubert & Stewart (2000) dan Steel & Ferrari (2013) mengungkapkan bahwa level prevalansi prokrastinasi pada mahasiswa mencapai 80%. Kemudian disebutkan lebih lanjut bahwa 1/4 dari orang-orang yang bekerja mengaku bahwa mereka melakukan prokrastinasi (Nguyen, Steel & Ferrari; 2013; dalam Abbasi & Alghamdi, 2015).

            Cukup banyak dan beragam penyebab dari prokrastinasi ini. Beberapa di antaranya adalah kurangnya motivasi dan ketidak mampuan untuk berkonsentrasi, seperti yang diungkapkan oleh Balkis dan Duru (2007). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyebab seseorang melakukan prokrastinasi adalah kurangnya motivasi dalam belajar atau bekerja. Pendapat tersebut disetujui oleh mahasiswa. Menurutnya, perkuliahan yang dilakukan secara daring membuat mereka kurang memahami apa yang dijelaskan oleh dosen. Sehingga akhirnya mereka melakukan prokrastinasi, sampai mereka mengerti apa yang dimaksud oleh dosen tersebut.

            Ada pendapat dari mahasiswa lain yang mengungkapkan bahwa mereka tidak mampu untuk berkonsentrasi. Alasan mereka tidak mampu untuk berkonsentrasi adalah suasana rumah yang kurang mendukung, sehingga mereka cenderung lebih mudah terganggu oleh aktivitas di dalam rumah.

            Lalu, muncul pertanyaan, bagaimana mengatasi prokrastinasi? Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengatasi prokrastinasi.

1.      Buatlah daftar tugas 

Untuk membuatmu tetap berada di jalur yang benar pertimbangkan untuk membuat daftar tugas yang harus dikerjakan sehari sebelumnya. Beri pula tenggat waktu untuk setiap pekerjaan tersebut. 

2.      Ambil langkah kecil

Bagilah daftar tugas kamu menjadi langkah-langkah kecil yang dapat diatur sehingga tugas tersebut tidak tampak terlalu berat

3.      Lakukan proyek/tugas paling sulit di pagi hari 

Cobalah menilai tugas atau proyek yang harus kamu kerjakan di hari itu lalu selesaikan tugas yang paling menantang dan paling membosankan di pagi hari. Dengan cara ini kamu tidak perlu khawatir terjebak dalam tugas tersebut sepanjang hari. Kita seringkali ingin menghindari pekerjaan yang sulit. Namun alih-alih menghindarinya, lebih baik menyelesaikan lebih cepat daripada menundanya bukan?

4.      Matikan notifikasi 

Kurangi gangguan dalam pekerja yang dapat mendorongmu untuk menunda pekerjaan dengan cara mematikan notifikasi di smartphone kamu. Dengan begitu kamu bisa fokus pada tugas yang sedang dihadapi.

5.      Berikan hadiah pada diri sendiri

Untuk memperbaiki kebiasaan menunda,  kita harus memberikan otak kita apa yang disebut sebagai penawaran yang lebih baik. Salah satu caranya dengan memberikan hadiah pada diri sendiri setiap kali kamu berhasil  menyelesaikan proyek dan tugas kamu. Kamu bisa memberi reward pada diri dengan hal-hal yang dapat  memotivasi kamu. 

6.      Bergaul dengan orang yang menginpirasi kamu untuk aktif mengambil tindakan 

Lingkungan dan orang di sekitar sedikit banyak mempengaruhi perilaku kita. Identifikasi  teman atau kolega yang menurutmu dapat membawa energi positif lalu bergaullah dengan mereka. Jadikan mereka inspirasi dan pemacu semangat kamu saat bekerja.

7.      Tentukan kembali tujuan 

Jika selama ini kamu sudah terlalu sering melakukan prokrastinasi dalam pekerjaan mungkin ini mencerminkan adanya ketidakselarasan antara apa yang kamu inginkan dan apa yang sedang kamu lakukan. Cobalah ambil rehat sejenak dari pekerjaan  dan luangkan waktu untuk memikirkan apa yang sebenarnya ingin kamu capai dan cara yang harus kamu lakukan untuk sampai ke sana.

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...