Thursday, September 10, 2020

Mengatasi Prokrastinasi (Menunda Tugas) Ketika WFH (Work From Home)

 

           Indonesia dan negara-negara lain, saat ini tengah berperang melawan COVID-19. Seperti yang diketahui, penyakit yang dapat menular melalui cairan (droplets) ini bersifat pandemi. Suatu wabah dikatakan bersifat pandemi, ketika wabah tersebut sudah menyerang orang-orang dari negara manapun dan menular dengan cepat. Begitu pun di Indonesia. Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, dan menyebar dengan cepat, maka dari itu, pemerintah mengambil langkah untuk memperlambat bahkan berusaha mengurangi angka penularan akibat covid-19. Salah satunya adalah kerja jarak jauh atau work from home (WFH). Sejak pertengahan Maret 2020, Pemerintah mulai mendorong ratusan perusahaan untuk melakukan kerja jarak jauh atau work from home (WFH).

            Tidak hanya perkantoran atau kantor pemerintahan saja yang menerapkan WFH tersebut, melainkan sekolah, perguruan tinggi, hingga rumah ibadah. Berdasarkan fakta yang ada di lapangan, banyak orang yang mengungkapkan bahwa mereka mengalami beberapa kendala ketika melaksanakan WFH. Salah satu kendalanya adalah prokrastinasi.

            Menurut Wikipedia, prokrastinasi adalah tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Definisi lain dari prokrastinasi adalah penundaan yang disengaja dalam memulai atau menyelesaikan tugas sampai menit terakhir atau setelah batas waktu yang telah ditentukan, atau tanpa batas waktu, yang secara ideal dapat diselesaikan di masa sekarang (Freeman, Cox-Fuenzalida & Stoltenberg, 2011; Gupta, Hershey & Gaur. 2012; Rozental & Calbring, 2013; Steel, 2007; dalam Abbasi & Alghamdi, 2015).

            Fenomena ini dapat dialami oleh semua orang, terutama pelajar/mahasiswa dan pekerja kantoran. Schubert & Stewart (2000) dan Steel & Ferrari (2013) mengungkapkan bahwa level prevalansi prokrastinasi pada mahasiswa mencapai 80%. Kemudian disebutkan lebih lanjut bahwa 1/4 dari orang-orang yang bekerja mengaku bahwa mereka melakukan prokrastinasi (Nguyen, Steel & Ferrari; 2013; dalam Abbasi & Alghamdi, 2015).

            Cukup banyak dan beragam penyebab dari prokrastinasi ini. Beberapa di antaranya adalah kurangnya motivasi dan ketidak mampuan untuk berkonsentrasi, seperti yang diungkapkan oleh Balkis dan Duru (2007). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyebab seseorang melakukan prokrastinasi adalah kurangnya motivasi dalam belajar atau bekerja. Pendapat tersebut disetujui oleh mahasiswa. Menurutnya, perkuliahan yang dilakukan secara daring membuat mereka kurang memahami apa yang dijelaskan oleh dosen. Sehingga akhirnya mereka melakukan prokrastinasi, sampai mereka mengerti apa yang dimaksud oleh dosen tersebut.

            Ada pendapat dari mahasiswa lain yang mengungkapkan bahwa mereka tidak mampu untuk berkonsentrasi. Alasan mereka tidak mampu untuk berkonsentrasi adalah suasana rumah yang kurang mendukung, sehingga mereka cenderung lebih mudah terganggu oleh aktivitas di dalam rumah.

            Lalu, muncul pertanyaan, bagaimana mengatasi prokrastinasi? Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengatasi prokrastinasi.

1.      Buatlah daftar tugas 

Untuk membuatmu tetap berada di jalur yang benar pertimbangkan untuk membuat daftar tugas yang harus dikerjakan sehari sebelumnya. Beri pula tenggat waktu untuk setiap pekerjaan tersebut. 

2.      Ambil langkah kecil

Bagilah daftar tugas kamu menjadi langkah-langkah kecil yang dapat diatur sehingga tugas tersebut tidak tampak terlalu berat

3.      Lakukan proyek/tugas paling sulit di pagi hari 

Cobalah menilai tugas atau proyek yang harus kamu kerjakan di hari itu lalu selesaikan tugas yang paling menantang dan paling membosankan di pagi hari. Dengan cara ini kamu tidak perlu khawatir terjebak dalam tugas tersebut sepanjang hari. Kita seringkali ingin menghindari pekerjaan yang sulit. Namun alih-alih menghindarinya, lebih baik menyelesaikan lebih cepat daripada menundanya bukan?

4.      Matikan notifikasi 

Kurangi gangguan dalam pekerja yang dapat mendorongmu untuk menunda pekerjaan dengan cara mematikan notifikasi di smartphone kamu. Dengan begitu kamu bisa fokus pada tugas yang sedang dihadapi.

5.      Berikan hadiah pada diri sendiri

Untuk memperbaiki kebiasaan menunda,  kita harus memberikan otak kita apa yang disebut sebagai penawaran yang lebih baik. Salah satu caranya dengan memberikan hadiah pada diri sendiri setiap kali kamu berhasil  menyelesaikan proyek dan tugas kamu. Kamu bisa memberi reward pada diri dengan hal-hal yang dapat  memotivasi kamu. 

6.      Bergaul dengan orang yang menginpirasi kamu untuk aktif mengambil tindakan 

Lingkungan dan orang di sekitar sedikit banyak mempengaruhi perilaku kita. Identifikasi  teman atau kolega yang menurutmu dapat membawa energi positif lalu bergaullah dengan mereka. Jadikan mereka inspirasi dan pemacu semangat kamu saat bekerja.

7.      Tentukan kembali tujuan 

Jika selama ini kamu sudah terlalu sering melakukan prokrastinasi dalam pekerjaan mungkin ini mencerminkan adanya ketidakselarasan antara apa yang kamu inginkan dan apa yang sedang kamu lakukan. Cobalah ambil rehat sejenak dari pekerjaan  dan luangkan waktu untuk memikirkan apa yang sebenarnya ingin kamu capai dan cara yang harus kamu lakukan untuk sampai ke sana.

No comments:

Post a Comment

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...