Indonesia dan negara-negara lain,
saat ini tengah berperang melawan COVID-19. Seperti yang diketahui, penyakit
yang dapat menular melalui cairan (droplets) ini bersifat pandemi. Suatu
wabah dikatakan bersifat pandemi, ketika wabah tersebut sudah menyerang
orang-orang dari negara manapun dan menular dengan cepat. Begitu pun di
Indonesia. Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, dan menyebar dengan cepat, maka
dari itu, pemerintah mengambil langkah untuk memperlambat bahkan berusaha
mengurangi angka penularan akibat covid-19. Salah satunya adalah kerja jarak
jauh atau work from home (WFH). Sejak pertengahan Maret 2020, Pemerintah
mulai mendorong ratusan perusahaan untuk melakukan kerja jarak jauh atau work
from home (WFH).
Tidak hanya perkantoran atau kantor
pemerintahan saja yang menerapkan WFH tersebut, melainkan sekolah, perguruan
tinggi, hingga rumah ibadah. Berdasarkan fakta yang ada di lapangan, banyak
orang yang mengungkapkan bahwa mereka mengalami beberapa kendala ketika melaksanakan
WFH. Salah satu kendalanya adalah prokrastinasi.
Menurut Wikipedia, prokrastinasi
adalah tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas
berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Definisi lain dari
prokrastinasi adalah penundaan yang disengaja dalam memulai atau menyelesaikan
tugas sampai menit terakhir atau setelah batas waktu yang telah ditentukan,
atau tanpa batas waktu, yang secara ideal dapat diselesaikan di masa sekarang
(Freeman, Cox-Fuenzalida & Stoltenberg, 2011; Gupta, Hershey & Gaur.
2012; Rozental & Calbring, 2013; Steel, 2007; dalam Abbasi & Alghamdi,
2015).
Fenomena ini dapat dialami oleh
semua orang, terutama pelajar/mahasiswa dan pekerja kantoran. Schubert &
Stewart (2000) dan Steel & Ferrari (2013) mengungkapkan bahwa level
prevalansi prokrastinasi pada mahasiswa mencapai 80%. Kemudian disebutkan lebih
lanjut bahwa 1/4 dari orang-orang yang bekerja mengaku bahwa mereka melakukan
prokrastinasi (Nguyen, Steel & Ferrari; 2013; dalam Abbasi & Alghamdi,
2015).
Cukup banyak dan beragam penyebab
dari prokrastinasi ini. Beberapa di antaranya adalah kurangnya motivasi dan
ketidak mampuan untuk berkonsentrasi, seperti yang diungkapkan oleh Balkis dan
Duru (2007). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyebab seseorang melakukan
prokrastinasi adalah kurangnya motivasi dalam belajar atau bekerja. Pendapat tersebut
disetujui oleh mahasiswa. Menurutnya, perkuliahan yang dilakukan secara daring
membuat mereka kurang memahami apa yang dijelaskan oleh dosen. Sehingga
akhirnya mereka melakukan prokrastinasi, sampai mereka mengerti apa yang
dimaksud oleh dosen tersebut.
Ada pendapat dari mahasiswa lain
yang mengungkapkan bahwa mereka tidak mampu untuk berkonsentrasi. Alasan mereka
tidak mampu untuk berkonsentrasi adalah suasana rumah yang kurang mendukung,
sehingga mereka cenderung lebih mudah terganggu oleh aktivitas di dalam rumah.
Lalu, muncul pertanyaan, bagaimana
mengatasi prokrastinasi? Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan untuk
mengatasi prokrastinasi.
1. Buatlah daftar
tugas
Untuk membuatmu tetap berada di jalur yang benar pertimbangkan untuk membuat daftar tugas yang harus dikerjakan sehari sebelumnya. Beri pula tenggat waktu untuk setiap pekerjaan tersebut.
2. Ambil langkah kecil
Bagilah daftar tugas kamu menjadi langkah-langkah kecil yang dapat diatur sehingga tugas tersebut tidak tampak terlalu berat
3. Lakukan proyek/tugas
paling sulit di pagi hari
Cobalah menilai tugas atau proyek yang harus kamu kerjakan di hari itu lalu selesaikan tugas yang paling menantang dan paling membosankan di pagi hari. Dengan cara ini kamu tidak perlu khawatir terjebak dalam tugas tersebut sepanjang hari. Kita seringkali ingin menghindari pekerjaan yang sulit. Namun alih-alih menghindarinya, lebih baik menyelesaikan lebih cepat daripada menundanya bukan?
4. Matikan
notifikasi
Kurangi gangguan dalam pekerja yang dapat mendorongmu untuk menunda pekerjaan dengan cara mematikan notifikasi di smartphone kamu. Dengan begitu kamu bisa fokus pada tugas yang sedang dihadapi.
5. Berikan hadiah pada
diri sendiri
Untuk memperbaiki kebiasaan menunda, kita harus memberikan otak kita apa yang disebut sebagai penawaran yang lebih baik. Salah satu caranya dengan memberikan hadiah pada diri sendiri setiap kali kamu berhasil menyelesaikan proyek dan tugas kamu. Kamu bisa memberi reward pada diri dengan hal-hal yang dapat memotivasi kamu.
6. Bergaul dengan orang
yang menginpirasi kamu untuk aktif mengambil tindakan
Lingkungan dan orang di sekitar sedikit banyak mempengaruhi perilaku kita. Identifikasi teman atau kolega yang menurutmu dapat membawa energi positif lalu bergaullah dengan mereka. Jadikan mereka inspirasi dan pemacu semangat kamu saat bekerja.
7. Tentukan kembali
tujuan
Jika selama ini kamu sudah terlalu sering
melakukan prokrastinasi dalam pekerjaan mungkin ini mencerminkan adanya
ketidakselarasan antara apa yang kamu inginkan dan apa yang sedang kamu
lakukan. Cobalah ambil rehat sejenak dari pekerjaan dan luangkan
waktu untuk memikirkan apa yang sebenarnya ingin kamu capai dan cara yang harus
kamu lakukan untuk sampai ke sana.