Wednesday, November 10, 2021

INSECURE

 

INSECURE

 

Duh, Acel cantik banget ya. Aku jadi minder setiap ketemu dia.”

“Aku ga ikut pergi deh, aku ga percaya diri sama penampilanku. Apalagi Acel ikut juga.”

“Muka ku kok semakin jelek ya, ga kayak Ulan

 


Hal seperti ini bukankah sudah lumrah didengar telinga? Atau bahkan tanpa disadari, kamu sering mengucapkannya? Lalu, apakah berperilaku seperti ini normal dan baik? Sebenarnya apa yang aku alami, ya?  

Tahukah kamu bahwa kalimat diatas secara tidak langsung menunjukkan perasaanmu ketika merasa tidak nyaman dengan seseorang atau dalam suatu kondisi, loh! 

Insecure itu apa sih?

Insecure merupakan sebuah keadaan atau perasaan tidak nyaman yang dialami dan dirasakan seseorang. Perasaan ini biasanya diwujudkan dengan sikap kurang percaya diri sehingga seringkali individu menganggap dirinya lebih rendah daripada orang lain. Insecure atau  rasa  tidak  aman ini bisa diartikan sebagai rasa takut akan sesuatu yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas  diri  sendiri (Wahyuni et al., 2019).

Abraham Maslow juga mengatakan insecure merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois. Orang yang mengalami insecure umumnya merasa ditolak dan terisolasi, cemas, pesimis, tidak bahagia, merasa bersalah, tidak percaya diri, egois, dan cenderung neurotik.

Menurut American Psychological Association dictionary of psychologyinsecure/insecurity adalah perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, dan ketidakmampuan untuk mengatasi suatu masalah, disertai dengan ketidakpastian dan kecemasan secara umum mengenai tujuan, kemampuan, atau hubungan dengan orang lain.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Surcinelli (dalam Ma’rifah dan Budiani, 2012), insecure attachment ditandai dengan pemikiran negatif mengenai self yang diasosiasikan dengan nilai depresi dan kecemasan yang lebih tinggi. Evrika (dalam Hasmalawati & Hasanati, 2018) mengatakan seseorang yang mengembangakan kelekatan tidak aman (insecure) cenderung akan menghadapi berbagai permasalahan seperti ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas, melakukan sesuatu dengan rasa percaya diri yang rendah, bahkan tidak jarang individu ini mengembangkan hubungan negatif yang didasarkan pada mistrust atau ketidakpercayaan.

 Menurut (Meliana et al., 2021) setiap orang pasti pernah merasa insecure, namun remaja dengan kepribadian introvert sering merasa insecure yang berlebihan. Remaja introvert akan sulit terbuka kepada orang lain mengenai masalahnya, sehingga mereka sering tenggelam dalam pikiran negatif.

Penyebab Seseorang Merasa Insecure

Menurut psikolog klinis Melanie Greenberg, Ph.D., terdapat 3 penyebab umum seseorang merasa insecure diantaranya:

1.      Insecure karena kegagalan atau penolakan yang terjadi baru-baru ini

Berdasarkan penelitian tentang kebahagiaan, peristiwa yang baru terjadi sangat mempengaruhi suasana hati dan perasaan kita tentang diri kita sendiri, karena ketidakbahagiaan berdampak pada self-esteem, kegagalan, dan penolakan juga berdampak dua kali lipat pada ketidakpercayaan diri.

2.      Insecure karena mengalami kecemasan sosial

Rasa takut dievaluasi dengan orang lain dapat menyebabkan rasa cemas yang pada akhirnya membuat mereka menghindari situasi sosial karena merasa tidak nyaman.

3.      Insecure yang didorong oleh perfeksionisme

Akan timbul perasaan tidak nyaman dan tidak layak apabila suatu hal yang ia kerjakan tidak mendapatkan hasil yang sempurna.

Insecure juga memiliki beberapa penyebab akibat dampak dari masa lalunya seperti; mengalami kegagalan atau penolakan, mendapat penilaian yang kurang menarik dari orang lain, menginginkan segala sesuatu berjalan sempurna (Tamin, 2020).

Merasa insecure sangatlah tidak bagus apalagi untuk kebahagian diri sendiri, dampak dari insecure ini dapat menggangu mental kita karena selalu berpikir berlebihan atau overthinking mengenai hal negatif tentang diri kita, berujung sedih dan bahkan bisa sampai ke titik menyakiti diri (Ismaya, 2020). 

Memang sulit untuk mengurangi rasa insecure yang ada dalam diri karena insecure berkaitan dengan perasaan kita. Tetapi meskipun sulit, menurut Ismaya (2020) ada beberapa cara dalam mengatasi insecure diantaranya:

1.      Self-love

Self-love sendiri bisa berupa apa saja, contohnya kamu bisa selalu bilang didepan kaca “kamu cantik hari ini” atau mungkin kamu bisa menulis sesuatu di kertas tentang poin plus yang ada dalam diri kamu, apa yang kamu suka dari dirimu, tentang pujian-pujian positif yang orang-orang pernah sampaikan kepada kamu, dan selalu ingat setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.




2.    Stop membanding-h dirimu dengan orang lain dan tetap bersyukur

Tuhan menciptakan setiap makhluknya berbeda-beda yang pastinya dengan ukuran kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda juga, jangan selalu berpikiran bahwa kamu tidak berharga, kamu tidak pintar ataupun memandang dirimu rendah, dan berakhir selalu membanding-bandingkan dirimu dengan dirinya. Ingat setiap orang mempunyai takarannya masing-masing jadi tetaplah bersyukur dengan apa yang sekarang kamu punya.

3.      Cari lingkungan yang positif

Di saat kamu sedang terpuruk karna rasa insecure, kamu butuh lingkungan yang menyebarkan aura positif, seperti teman, keluarga, atau support system kamu.

4.      Kurangi penggunaan media sosial

Media sosial memang suatu platform yang mengizinkan kita bebas berekspresi, serta gudangnya segala informasi. Tetapi dengan mengurangi penggunaan media sosial, kamu jadi bisa berfokus pada diri kamu dan tidak lagi membanding-bandingkan orang di media sosial dengan dirimu sendiri.

 

Sources:

Greenberg, M. (2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. Diakses pada 1 November 2021, dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them

Hamalawati, N., Hasanati, N. (2018). Perbedaan tingkat kelekatan dan kemandirian mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin. Psikoislamedia Jurnal Psikologi, 3(1), 1-59.

Ma’rifah, N. L., Budiani, M. S. (2012). Hubungan antara attachment style dan self-esteem dengan kecemasan sosial pada remaja. Jurnal Psikologi: Teori dan Terapan, 3(1 Agustus 2012), 17-27.

Maslow, A. H. (1942). The Dynamics of Psychological Security-Insecurity. Journal of Personality, 10 (4), 331–344. doi:10.1111/j.1467-

Ismaya, L. C. (2020). Mengenali Dampak Jangka Panjang Insecure dan Cara Mengatasinya. Winnetnews. https://www.winnetnews.com/post/mengenali-dampak-jangka-panjang-insecure-dan-cara-mengatasinya

Meliana, D., Tanudjaja, B. B., & Kurniawan, D. (2021). Perancangan Komik Digital Tentang Insecurity Pada Kehidupan Sosial Kepribadian Introvert Bagi Remaja Usia 15-21 Tahun. Jurnal DKV Adiwarna, 2(17), 9.

Rahmah, R. A. (2020). Perasaan Insecure Pada Masa Covid-19 Mengakibatkan Maraknya Orang Menjual Produk Kecantikan. SocArXiv Papers, 23(99), 2. hppts./jiwaraga.com

Tamin,  dr. R. (2020). INSECURE. Alodokter. https://www.alodokter.com/insecure

Wahyuni, S., Ramdhan, S., & Aliyudin, A. (2019). Proses Komunikasi Konseling terhadap Anak Asuh yang Memiliki Kepribadian Introvert. Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi Islam, 7(3), 351–374. https://doi.org/10.15575/irsyad.v7i3.78

           

 

 


Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...