INSECURE
“Duh,
Acel cantik banget ya. Aku jadi minder setiap ketemu dia.”
“Aku ga ikut pergi deh,
aku ga percaya diri sama penampilanku. Apalagi Acel ikut juga.”
“Muka ku kok semakin jelek ya,
ga kayak Ulan ☹”
Hal seperti ini bukankah sudah lumrah didengar telinga? Atau bahkan tanpa disadari, kamu sering mengucapkannya? Lalu, apakah berperilaku seperti ini normal dan baik? Sebenarnya apa yang aku alami, ya?
Tahukah kamu
bahwa kalimat diatas secara tidak langsung menunjukkan perasaanmu ketika merasa
tidak nyaman dengan seseorang atau dalam suatu kondisi, loh!
Insecure itu
apa sih?
Insecure merupakan
sebuah keadaan atau perasaan tidak nyaman yang dialami dan dirasakan seseorang.
Perasaan ini biasanya diwujudkan dengan sikap kurang percaya diri sehingga seringkali
individu menganggap dirinya lebih rendah daripada orang lain. Insecure atau rasa tidak
aman ini bisa diartikan sebagai
rasa takut akan sesuatu yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri
sendiri (Wahyuni et al., 2019).
Abraham Maslow juga mengatakan insecure
merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasa tidak aman, menganggap dunia
sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois.
Orang yang mengalami insecure umumnya merasa ditolak dan terisolasi, cemas,
pesimis, tidak bahagia, merasa bersalah, tidak percaya diri, egois, dan
cenderung neurotik.
Menurut American Psychological Association
dictionary of psychology, insecure/insecurity adalah perasaan tidak mampu,
kurang percaya diri, dan ketidakmampuan untuk mengatasi suatu masalah, disertai
dengan ketidakpastian dan kecemasan secara umum mengenai tujuan, kemampuan,
atau hubungan dengan orang lain.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Surcinelli (dalam Ma’rifah dan Budiani, 2012), insecure attachment ditandai dengan pemikiran negatif mengenai self yang diasosiasikan dengan nilai depresi dan kecemasan yang lebih tinggi. Evrika (dalam Hasmalawati & Hasanati, 2018) mengatakan seseorang yang mengembangakan kelekatan tidak aman (insecure) cenderung akan menghadapi berbagai permasalahan seperti ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas, melakukan sesuatu dengan rasa percaya diri yang rendah, bahkan tidak jarang individu ini mengembangkan hubungan negatif yang didasarkan pada mistrust atau ketidakpercayaan.
Menurut (Meliana et al., 2021) setiap orang pasti pernah merasa insecure, namun remaja dengan kepribadian introvert sering merasa insecure yang berlebihan. Remaja introvert akan sulit terbuka kepada orang lain mengenai masalahnya, sehingga mereka sering tenggelam dalam pikiran negatif.
Penyebab Seseorang
Merasa Insecure
Menurut psikolog
klinis Melanie Greenberg, Ph.D., terdapat 3 penyebab umum seseorang merasa insecure
diantaranya:
1. Insecure
karena kegagalan atau penolakan yang terjadi baru-baru ini
Berdasarkan penelitian
tentang kebahagiaan, peristiwa yang baru terjadi sangat mempengaruhi suasana
hati dan perasaan kita tentang diri kita sendiri, karena ketidakbahagiaan
berdampak pada self-esteem, kegagalan, dan penolakan juga berdampak dua
kali lipat pada ketidakpercayaan diri.
2. Insecure
karena mengalami kecemasan sosial
Rasa takut dievaluasi
dengan orang lain dapat menyebabkan rasa cemas yang pada akhirnya membuat
mereka menghindari situasi sosial karena merasa tidak nyaman.
3. Insecure
yang didorong oleh perfeksionisme
Akan timbul perasaan tidak nyaman dan tidak layak apabila suatu hal yang ia kerjakan tidak mendapatkan hasil yang sempurna.
Insecure juga memiliki beberapa penyebab akibat dampak dari masa lalunya seperti; mengalami kegagalan atau penolakan, mendapat penilaian yang kurang menarik dari orang lain, menginginkan segala sesuatu berjalan sempurna (Tamin, 2020).
Merasa insecure sangatlah tidak bagus
apalagi untuk kebahagian diri sendiri, dampak dari insecure ini dapat menggangu
mental kita karena selalu berpikir berlebihan atau overthinking mengenai hal
negatif tentang diri kita, berujung sedih dan bahkan bisa sampai ke titik
menyakiti diri (Ismaya, 2020).
Memang sulit untuk mengurangi rasa insecure yang ada dalam diri karena insecure berkaitan dengan perasaan kita. Tetapi meskipun sulit, menurut Ismaya (2020) ada beberapa cara dalam mengatasi insecure diantaranya:
1. Self-love
Self-love sendiri bisa berupa apa saja, contohnya kamu
bisa selalu bilang didepan kaca “kamu cantik hari ini” atau mungkin kamu
bisa menulis sesuatu di kertas tentang poin plus yang ada dalam diri kamu, apa
yang kamu suka dari dirimu, tentang pujian-pujian positif yang orang-orang
pernah sampaikan kepada kamu, dan selalu ingat setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.
2. Stop
membanding-h dirimu dengan orang lain dan tetap bersyukur
Tuhan menciptakan setiap makhluknya berbeda-beda yang pastinya dengan
ukuran kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda juga, jangan selalu
berpikiran bahwa kamu tidak berharga, kamu tidak pintar ataupun memandang
dirimu rendah, dan berakhir selalu membanding-bandingkan dirimu dengan dirinya.
Ingat setiap orang mempunyai takarannya masing-masing jadi tetaplah bersyukur
dengan apa yang sekarang kamu punya.
3. Cari
lingkungan yang positif
Di saat kamu sedang terpuruk karna rasa insecure, kamu butuh lingkungan
yang menyebarkan aura positif, seperti teman, keluarga, atau support system
kamu.
4. Kurangi penggunaan media sosial
Media sosial memang suatu platform yang mengizinkan kita bebas berekspresi, serta gudangnya segala informasi. Tetapi dengan mengurangi penggunaan media sosial, kamu jadi bisa berfokus pada diri kamu dan tidak lagi membanding-bandingkan orang di media sosial dengan dirimu sendiri.
Sources:
Greenberg,
M. (2015). The 3 Most Common Causes of Insecurity and How
to Beat Them. Diakses pada 1 November 2021, dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-mindful-self-express/201512/the-3-most-common-causes-insecurity-and-how-beat-them
Hamalawati, N., Hasanati, N. (2018).
Perbedaan tingkat kelekatan dan kemandirian mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin.
Psikoislamedia Jurnal Psikologi, 3(1), 1-59.
Ma’rifah, N. L., Budiani, M. S. (2012).
Hubungan antara attachment style dan self-esteem dengan kecemasan
sosial pada remaja. Jurnal Psikologi: Teori dan Terapan, 3(1 Agustus 2012),
17-27.
Maslow,
A. H. (1942). The Dynamics of Psychological Security-Insecurity. Journal of Personality, 10 (4), 331–344.
doi:10.1111/j.1467-
Ismaya, L. C. (2020). Mengenali Dampak Jangka
Panjang Insecure dan Cara Mengatasinya. Winnetnews.
https://www.winnetnews.com/post/mengenali-dampak-jangka-panjang-insecure-dan-cara-mengatasinya
Meliana, D., Tanudjaja, B. B., & Kurniawan, D. (2021).
Perancangan Komik Digital Tentang Insecurity Pada Kehidupan Sosial Kepribadian
Introvert Bagi Remaja Usia 15-21 Tahun. Jurnal DKV Adiwarna, 2(17),
9.
Rahmah, R. A. (2020). Perasaan Insecure Pada Masa Covid-19
Mengakibatkan Maraknya Orang Menjual Produk Kecantikan. SocArXiv Papers,
23(99), 2. hppts./jiwaraga.com
Tamin, dr. R. (2020). INSECURE.
Alodokter. https://www.alodokter.com/insecure
Wahyuni, S., Ramdhan, S., & Aliyudin, A. (2019). Proses
Komunikasi Konseling terhadap Anak Asuh yang Memiliki Kepribadian Introvert. Irsyad :
Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi Islam, 7(3),
351–374. https://doi.org/10.15575/irsyad.v7i3.78