Wednesday, August 9, 2023

Lapar terus-menerus? Mungkin itu Binge Eating. Yuk kita cari tahu kenapa.

Sumber : https://edfa.org.au/wp-content/uploads/2020/09/Binge-Eating-disordered-brain.jpg


Makan merupakan salah satu kegiatan rutin bagi semua makhluk hidup mulai dari manusia, hewan bahkan tumbuhan juga membutuhkan makan untuk tetap hidup dan berkembang biak. Dengan makan, manusia bisa mendapatkan tenaga untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan mendapatkan nutrisi. Makan tentu saja bisa membuat manusia merasa lebih memiliki stamina lebih, tetapi apakah kalian pernah merasakan sulit untuk mengontrol diri untuk tidak makan dengan porsi yang cukup banyak? Bisa jadi hal tersebut bisa disebut sebagai binge eating disorder. Kenapa sih disebut binge eating disorder? Yuk simak!


Binge eating disorder merupakan suatu episode dimana individu makan dalam jumlah porsi yang besar dan berhubungan dengan perasaan lack of control (Palavras dalam Grace & Elmira, 2021). Bagi para penderita binge eating disorder, biasanya mereka menunjukkan pola makan yang berlebih diluar jam makan mereka (setidaknya sekali dalam seminggu selama 3 bulan) dan makan dengan porsi yang banyak yang merupakan respon terhadap perasaan cemas, stres atau depresi (APA dalam Grace & Elmira, 2021). Binge eating disorder memiliki kaitan dengan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti kolestrol atau diabetes. Selain itu, menurut Telch, Agras, & Linehan (Dalam Grace & Elmira, 2021) menjelaskan bahwa penderita binge eating disorder merasa sulit untuk mengatur emosi negatif dan menjadikan makan secara berlebihan menjadi solusi untuk mengatasi emosi negatif dan suatu penguatan untuk mengatasi emosi negatif.


Penyebab binge eating disorder belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi tersebut diduga berkaitan dengan gangguan pada area otak yang mengatur rasa lapar, kenyang, serta kontrol diri. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena binge eating disorder, yaitu:

  1. Terdapat riwayat gangguan pola makan yang berasal dari keluarga.

  2. Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental seperti depresi, bipolar, dan kecanduan alkohol atau obat-obatan.

  3. Adanya gangguan pada zat kimia di otak yang mengatur pola makan.

  4. Terdapat trauma emosional akibat dari bullying, kekerasan seksual, stres berat atau ditinggalkan.

  5. Memiliki berat badan berlebihan.

  6. Tidak merasa puas terhadap bentuk tubuh dan memiliki citra negatif.


Terdapat beberapa kriteria klinis dari binge eating disorder berdasarkan DSM-V, yaitu:

  1. Episode binge eating berulang. Sebuah episode binge eating dikategorisasikan dalam dua hal:

  1. Makan dalam periode yang singkat (dalam jangka 2 jam) dengan mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan orang pada umumnya di waktu dan periode yang sama.

  2. Kurangnya kemampuan untuk mengontrol makanan yang masuk dalam setiap episode (contoh: individu memiliki perasaan bahwa mereka tidak dapat berhenti makan).

  1. Episode binge eating berhubungan dengan tiga gejala atau lebih sebagai berikut:

  1. Makan lebih cepat dibandingkan biasanya.

  2. Makan sampai kenyang yang tidak nyaman.

  3. Makan dalam jumlah yang besar meskipun tidak lapar.

  4. Makan diam-diam karena merasa malu.

  5. Merasa bersalah, jijik dengan diri, ataupun depresi.

  1. Timbulnya distress yang berhubungan dengan binge eating.

  2. Binge eating umumnya terjadi paling tidak sekali dalam jangka waktu 3 bulan.

  3. Binge eating tidak ada hubungan dengan timbulnya perilaku kompensasi berulang yang tidak wajar seperti bulimia nervosa dan tidak terjadi secara eksklusif selama berlangsungnya bulimia nervosa dan anorexia nervosa.


Lalu bagaimana cara individu mengatasi ataupun mengobati  binge eating disorderBinge eating disorder memiliki beberapa alternatif dalam proses pengobatannya, seperti: 

  1. Psikoterapi

  1. Terapi perilaku kognitif, membantu pasien berpikir lebih positif dan mengontrol pola makan.

  2. Psikoterapi interpersonal, mengatasi masalah psikologis dan gangguan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

  3. Terapi perilaku dialektis, membantu pasien mengelola stres lebih baik.

  1. Konsultasi gizi

Memberikan diet khusus untuk pasien binge eating disorder untuk menurunkan berat badannya. Ahli gizi maupun dokter hanya dapat memberikan terapi diet setelah individu dapat mengatasinya. 

  1. Obat-obatan

Obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi binge eating disorder adalah lisdexamfetamine yang berguna untuk menekan keinginan makan berlebih pada pasien namun dalam tingkat berat. Selain itu, obat yang dapat digunakan untuk pasien binge eating disorder adalah antidepresan, sama halnya dengan obat sebelumnya namun antidepresan membantu pasien yang mempengaruhi sinyal kimia di otak yang berhubungan dengan suasana hati. 


Dengan demikian, binge eating disorder dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu keadaan fisik serta psikologis yang berjalan beriringan sehingga dapat mengakibatkan kondisi kejiwaan yang tidak baik seperti depresi, distress, maupun gangguan sosial. Namun jika individu mengalami hal yang serupa, bukan berarti bahwa individu mengalami binge eating disorder. Oleh karena itu jika sudah mulai merasakan hal-hal yang tidak wajar dari segi pola makan maupun emosional, segeralah pergi menemui tenaga ahli seperti psikolog, psikiater, maupun ahli gizi untuk mendapatkan tindakan yang tepat, agar binge eating disorder tidak semakin parah. 


DAFTAR PUSTAKA


Lala. (2023). Makan Adalah – Pengertian, Fungsi, Jenis Jenisnya. Retrieved July 29, 2023. https://ekosistem.co.id/makan-adalah/


Indrawati, G. & Sumintardjo, E.N. (2021). CBT based therapy: Improved self-regulation of obese young adults with binge eating disorder. Jurnal Psibernetika. 14(2), h111-120. 10.30813/psibernetika.v14i2.2819


Bella, A. (2022). Binge Eating Disorder: Tanda-Tanda, Penyebab, dan Penanganan. Retrieved July 29, 2023. https://www.alodokter.com/binge-eating-disorder-tanda-tanda-penyebab-dan-penanganan


Tim Promkes. (2023). Binge Eating Disorder. Retrieved July 31, 2023. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2266/binge-eating-disorder


Goutama, I.L. (2016). Pendeketan klinis binge eating disorder. Cermin Dunia Kedokteran, 43(12), h901-904. https://media.neliti.com/media/publications/397382-pendekatan-klinis-binge-eating-disorder-9d46d3c0.pdf




Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...