Membawakan berita terbaru terkait kegiatan Program Studi Psikologi UBM dan artikel-artikel menarik meliputi seluruh kajian ilmu psikologi secara ilmiah dan faktual.
Friday, August 18, 2017
Friday, August 11, 2017
Menggunakan Competence Based Interview (CBI) Dalam Proses Rekrutmen
Ketika mewawancarai calon karyawan untuk suatu posisi tertentu, teknis suatu pekerjaan kadang menjadi masalah. Kita ambil contoh ketika kita mewawancarai karyawan untuk posisi Chemist Staff di sebuah industri petrokimia. Deskripsi pekerjaan dan kompetensi yang diperlukan perlu dipahami dengan benar, dan akan lebih baik jika interviewer mengetahui sedikit hal terkait teknis pekerjaan. Apakah calon karyawan yang memiliki jiwa sosial tinggi diperlukan untuk posisi Chemist Staff? Mungkin ya, namun itu bukan yang terutama. Bagaimana dengan IQ yang diatas rata-rata? Bisa merupakan nilai plus, namun setidaknya pengetahuan dan kemampuan mengolah zat kimia seperti hidrokarbon sudah memenuhi salah satu checklist kompetensi yang diperlukan. Intinya, kita tidak ingin salah menyeleksi calon karyawan karena terlalu terfokus pada salah satu faktor dan gagal melihat gambaran besar terkait calon karyawan.
Competence Based Interview (CBI) bermula dari artikel yang dipublikasikan di tahun 1973 oleh David McClelland, seorang Psikolog Universitas Harvard, yang menekankan pentingnya mengetes kompetensi daripada mengetes intelegensi. Beliau merangkum beberapa studi yang menemukan bahwa intelegensi tidak mampu memprediksi kinerja seseorang. Berbagai tes intelegensi juga seringkali memiliki bias karena dasar budaya yang ada. Lebih lanjut lagi, proses rekrutmen tradisional, seperti pemeriksaan hasil dan koneksi, juga merupakan prediktor yang buruk dalam memprediksi kesuksesan kerja.
Untuk menjawab permasalahan ini, beliau mengembangkan pengukuran yang mendalam terkait kompetensi seseorang. Kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik mendasar seseorang yang memampukan mereka untuk menghasilkan kinerja yang luar biasa dalam pekerjaan, situasi, atau peran yang diberikan (McClelland, 1973). Kompetensi adalah sebuah konsep yang menghubungkan tiga parameter : pengetahuan, kemampuan, dan sikap. Indikator / parameter dari kompetensi yang terutama adalah perilaku.
source: baxterium.org.uk |
Wawancara berbasis kompetensi hadir sebagai salah satu teknik wawancara yang sistematis dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
- Membuat wawancara dan proses seleksi fokus pada informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
- Menyusun proses seleksi kedalam suatu sistem yang efisien
- Memperoleh informasi perilaku yang tepat dan dapat dipakai secara akurat untuk memprediksi perilaku mendatang
- Menjadikan keputusan penilaian dapat dipertanggungjawabkan karena terdapat bukti tingkah laku dari kandidat.
Penerapan konsep wawancara berbasis
kompetensi akan lebih mudah dilakukan dengan mengingat STAR:
- Situation : pengalaman yang pernah dialami interviewee dan tujuan yang diharapkan saat itu. Merupakan latar belakang interviewee dalam melakukan tindakan tertentu.
- Task : Tugas yang pernah dipercayakan kepada kandidat untuk diselesaikan. Bersama-sama dengan poin pertama, tugas/ situasi yang dialami harus merupakan pengalaman pribadi.
- Action : Apa yang dilakukan sebagai respon dari tugas / situasi tersebut. Ini merupakan poin utama dari wawancara berbasis kompetensi. Perilaku interviewee dapat menjadi penilaian kompetensi ketika ia menghadapi situasi / tugas serupa di tempat kerjanya nanti.
- Result : Hasil yang didapatkan setelah menerapkan aksi, menggambarkan perubahan yang diakibatkan oleh tindakan kandidat. Perlu diingat penggalian informasi terkait hasil tetap penting, namun bukan menjadi indikator penilaian kompetensi interviewee. Ini dikarenakan keberhasilan atau kegagalan dalam menerapkan perilaku juga dipengaruhi faktor-faktor eksternal lainnya, sehingga bukan merupakan indikator penilaian kompetensi yang utama.
Hati-hati dengan STAR yang semu atau tidak lengkap. Pertanyaan yang diajukan atau
jawaban yang didapat seolah-olah sudah bagus, namun sebenarnya masih perlu
digali lebih dalam. Sebagai contoh:
- Daripada menanyakan “bisa anda ceritakan
tentang diri anda?” (yang mana tidak terfokus
dan basi) anda bisa mulai dengan mencoba “saya minta anda ceritakan pengalaman sulit yang pernah dialami/tugas yang pernah dipercayakan di tempat anda bekerja sebelumnya.” (poin Situation/Task). Tanyakan satu persatu agar tidak membingungkan interviewee, dan tetap fokus pada pencarian informasi terkait perilaku. - Coba lakukan probing (penggalian informasi) jika:
- Jawaban terlalu menggeneralisasi, seperti “…saya selalu…“, “biasanya/umumnya…”, dll.
- Jawaban merupakan penilaian/pandangan pribadi si kandidat, tapi tidak menunjukkan perilaku, misalnya “saya merasa…”, “menurut saya…”, dll.
- Jawaban bersifat teoritis, namun sebenarnya belum dilakukan, seperti “seharusnya…”, “saya akan…”, dll.
Untuk memantapkan pemahaman terkait
wawancara berbasis kompetensi, berikut beberapa contoh pertanyaan dan jawaban
dalam proses wawancara:
Ceritakan ketika anda mengelola suatu proyek dalam jangka waktu yang cukup panjang. Pihak-pihak mana saja yang dilibatkan? Bagaimana pengaturan jadwal yang dibuat pada saat itu? Apa yang anda lakukan untuk memastikan prosesnya berjalan sesuai dengan target?
Panduan wawancara pada contoh tersebut
sudah menggali poin Situation/Task dan Action, namun masih belum menggali poin Result. Pertanyaan bisa dilengkapi dengan menanyakan hasil
dari tindakan-tindakan yang sudah dilakukan.
Saya ditunjuk sebagai PIC acara dies natalis ke-50 universitas saya, namun saat itu sulit sekali meminta kesediaan para dosen untuk menjadi panitia di acara ini. Tapi pada akhirnya saya berhasil meyakinkan para dosen dan membuat struktur kepanitiaan secara lengkap yaitu 25 dosen dari 8 fakultas.
Jawaban yang diberikan sudah membuka
informasi terkait Situation/Task dan Result, namun masih belum menggali poin Action. Disini interviewer
bisa melakukan probing untuk mengetahui tindakan yang dilakukan interviewee sehingga bisa membentuk
kepanitiaan lengkap.
Perlu diingat, prinsip dasar dalam wawancara dan teknik-teknik terkait dari membangun good rapport hingga penutup tetap perlu diikuti. Wawancara rekrutmen pada umumnya sudah memiliki kerangka pertanyaan yang dibakukan, jadi interviewer biasanya hanya perlu mengikuti panduan wawancara yang ada. STAR hanya berperan sebagai alat bantu, karena itu perlu didampingi dengan assessment tools yang lainnya.
*****
Sumber Referensi:
Hay, McBer. (1996). Scaled Competency
Dictionary. Boston : Hay, McBer.
McClelland, D.C., & Litwin, G. (1967).
A Brief Scoring Manual for Achievement
Motivation, MA: McBer & Co.
Spencer, L.M., & Spencer, S.M. (1993).
Competence at Work. New York: Wiley.
Workshop Behavioral Event Interview, 2009.
Workshop Competence Based Interview, 2010.
Workshop Targeted Selection, 2016.
Kuliah Umum Competence Based Interview,
2017.
Friday, June 30, 2017
Liputan Kuliah Umum “Wawancara Berbasis Kompetensi” (Competence Based Interview) oleh Selly Feransa, M.Psi., Psikolog
Adakah
cara untuk melakukan wawancara rekrutmen yang benar-benar mampu mengetahui
kemampuan karyawan yang akan diseleksi tanpa terganggu oleh bias-bias yang ada?
Model wawancara seperti apa yang perlu digunakan? Bagaimana cara menggali informasi
yang diperlukan secara mendalam selama proses wawancara?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut, Mahasiswa/i Program Studi Psikologi Universitas Bunda Mulia angkatan
2015 menghadiri kuliah umum “Wawancara Berbasis Kompetensi” pada tanggal 17
April 2017. Kuliah umum ini diadakan oleh dosen mata kuliah Observasi dan
Wawancara (Linda, M.Psi) dengan mengundang Selly Feransa, M.Psi., Psikolog,
sebagai dosen tamu. Ibu Selly adalah Dosen Tidak Tetap Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara. Saat ini beliau mengajar mata kuliah "Observasi dan Wawancara" dan "Tes Intelegensi dan Bakat-Minat", serta membimbing mahasiswa PKPP (praktek kerja) Bid. Pendidikan di Magister Psikologi Universitas Tarumanegara.
Isi kuliah umum dikemas dengan sangat
menarik dan mampu menarik minat para mahasiswa. Ini terlihat dari para
mahasiswa yang memperhatikan dengan seksama, meskipun mereka sudah mengikuti
kelas dari pagi hari. Banyak hal baru yang telah dipelajari terkait teknik
Wawancara Berbasis Kompetensi, atau yang dikenal juga dengan Competence Based Interview (CBI) , dan
diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat ketika
bekerja nanti.
Terima kasih kepada Ibu Selly yang sudah
bersedia untuk memberikan kuliah umum yang sangat berguna ini. Terima kasih
juga kepada Ibu Linda yang sudah mengadakan kuliah umum ini untuk membantu
proses pembelajaran para mahasiswa Prodi Psikologi UBM angkatan 2015.
Liputan Kunjungan Industri Ke PT. Nestle, Karawang
Pada
tanggal 17 Maret 2017 Mahasiswa-mahasiswi Prodi Psikologi UBM Angkatan 2015
melakukan Kunjungan Industri ke PT. Nestle, Karawang. Perjalanan dilakukan
dengan menggunakan bus dari pagi hari untuk memastikan para mahasiswa sampai
tepat waktu. Setelah sampai di tujuan, kami disambut dengan hangat dan
dipersilakan untuk bersiap-siap di aula. Sembari menunggu, kami juga disuguhi
produk minuman dari PT. Nestle yang baru saja selesai diproduksi. Para
mahasiswa dan dosen kemudian diberi pengarahan singkat terkait protokol
keselamatan; aturan-aturan yang harus pengunjung taati demi keselamatan dan keamanan selama
berada di lingkungan pabrik. Setelah itu, Selama beberapa jam kami dipandu oleh
pihak PT. Nestle berkeliling di bagian produksi dari dalam galeri khusus
pengunjung. Kunjungan ditutup dengan ucapan terima kasih dan foto bersama, sebelum
akhirnya para mahasiswa dan dosen kembali ke gedung kampus dengan menggunakan
bus.
Disini para mahasiswa mendapatkan
kesempatan untuk belajar lebih banyak
tentang banyak hal. Beberapa hal yang dipelajari diantaranya adalah
sejarah singkat Pt. Nestle, program yang sudah dilaksanakan, strategi-strategi
pengembangan organisasi (OD) yang diterapkan sehingga mereka tetap relevan,
serta praktek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang berlaku dalam proses
produksi di pabrik. PT. Nestle juga memiliki program-program Pemberdayaan
Kepada Masyarakat (PKM) yang sudah berjalan, seperti pengadaan sumber daya
biogas di wilayah terpencil, donasi ke sekolah-sekolah, dan pengadaan
acara-acara lainnya.
Terima kasih PT. Nestle atas kesediaanya
untuk menyambut dan membimbing pihak Prodi Psikologi UBM dalam program
Kunjungan Industri kali ini. Terima kasih juga kepada pihak kampus dan para
panitia yang sudah membantu melancarkan acara ini.
Penutupan Program Kerja Pemberdayaan Kepada Masyarakat (PKM) di RPTRA Sunter Jaya Periode 2016-2017
Pada tanggal 3 Juni 2017 Divisi
Pemberdayaan Kepada Masyarakat (PKM) dari HMJ Prodi Psikologi UBM kembali
mengunjungi RPTRA Sunter Jaya sebagai bagian dari program kerja. Kunjungan kali
ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya, yakni sebagai penutupan program
kerjasama RPTRA Sunter Jaya dan HMJ Prodi Psikologi UBM. Kunjungan kali ini
diikuti oleh 8 mahasiswa perwakilan HMJ Prodi Psikologi UBM dan terabsen
sebanyak 16 anak yang hadir.
Acara berlangsung kurang lebih dari pukul 13.00-15.00.
Antara anak-anak dan mahasiswa sama sekali tidak terlihat canggung. Keakraban
yang kental terlihat ketika mereka bermain dan belajar bersama-sama melalui
serangkaian kegiatan berikut:
- Acara dibuka dengan penampilan tari daerah diiringi oleh Kak Desti Handayani sebagai perwakilan mahasiswa.
- Kegiatan prakarya dimana anak-anak membuat kerajinan tangan menggunakan stick es krim berwarna-warni.
- Anak-anak dan mahasiswa kemudian kembali menari bersama, lalu dilanjutkan dengan bermain dan menari bersama, sebelum akhirnya masuk ke penutupan.
Setiap pertemuan pasti diakhiri dengan
perpisahan. Sempat terlihat sedikit rasa sedih dan sesal karena kunjungan kali
ini adalah kunjungan penutupan, namun tim mahasiswa mengingatkan bahwa
penutupan ini bukanlah berarti pertemuan yang terakhir. Jika takdir
mengizinkan, maka kita pasti akan bertemu kembali.
>>> Klik untuk foto liputan kegiatan kegiatan <<<
Tuesday, June 27, 2017
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Kami dari keluarga besar Program Studi Psikologi Universitas Bunda Mulia mengucapkan
SELAMAT
HARI RAYA IDUL FITRI 1438 H
MOHON MAAF
LAHIR DAN BATIN
*****
May God send his Love like Sunshine
in his warm and gentle ways
to fill every corner of your Heart
and filled your Life with a lot of
Happiness like this EID DAY.
Wishing you EID MUBARAK
in his warm and gentle ways
to fill every corner of your Heart
and filled your Life with a lot of
Happiness like this EID DAY.
Wishing you EID MUBARAK
Subscribe to:
Posts (Atom)
Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?
Edisi Oktober 2024 Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental? Penulis: Gabriella Jocelyn & V...
-
American Psychological Association atau yang biasa sering kita dengar dengan sebutan APA tentunya tidak asing lagi terutama bagi mereka y...
-
Ketika mewawancarai calon karyawan untuk suatu posisi tertentu, teknis suatu pekerjaan kadang menjadi masalah. Kita ambil contoh ketika kit...
-
Saat ini, kita hidup dalam era global ekonomi persaingan dengan negara-negara lain sangat ketat. Setiap negara di dunia, sekarang ini mempu...