Robert Christian Hansen lahir pada 15
Februari 1939 di Estherville, Iowa, dari pasangan Christian dan Edna Hansen. Sepanjang masa kecil dan
remajanya, Hansen merupakan sosok yang pendiam dan penyendiri, dan memiliki
hubungan disfungsional dengan ayahnya yang selalu mendominasi keluarga. Ia
sering ditindas
oleh teman-temannya di sekolah karena wajahnya berjerawat dan kegagapan bicaranya. Pada tanggal 7 Desember 1960, ia ditahan karena
membakar habis garasi bus sekolah milik Dewan Pendidikan Pocahontas County. Ia
ditahan selama 20 bulan dari total masa hukuman 3 tahun. Istrinya menuntut perceraian saat Hansen dipenjara. Selama sekian tahun berikutnya, ia beberapa kali
ditahan karena pencurian kecil. Tahun
1967, ia pindah ke Anchorage, Alaska, bersama istri keduanya yang
dinikahi tahun 1963 dan dikaruniai dua anak.
Di Anchorage, ia menjadi sosok
terpandang di kalangan tetangganya dan dikenal sebagai jawara berburu setempat. Tahun 1977, ia dipenjara karena mencuri gergaji mesin, didiagnosis menderita bipolar, dan
diberi resep obat litium untuk mengendalikan peralihan suasana hatinya. Pada tanggal 13 Juni 1983, Cindy Paulson (17) berhasil
melarikan diri ketika Hansen hendak memasukkan Paulson ke pesawat miliknya. Sebelumnya,
Ia diperkosa, disiksa dan dilecehkan secara seksual. Meski Hansen sempat
berulang kali berurusan dengan hukum, kelakuan baik dan pekerjaannya sebagai
tukang roti disertai alibi kuat dari temannya John Henning membuatnya tidak
dijadikan tersangka serius. Kasus ini pun ditutup.
Detektif Glenn Flothe adalah bagian dari tim yang menyelidiki penemuan beberapa jasad di dalam dan
sekitar Anchorage, Seward, dan Lembah Matanuska-Susitna. Jasad pertama ditemukan tahun 1981 oleh pekerja
konstruksi dekat Eklutna Road. Jasad yang dijuluki "Eklutna Annie"
oleh para penyidik ini tidak pernah teridentifikasi. Pada tahun yang sama,
jenazah Joanna Messina ditemukan di tambang kerikil dekat Seward. Pada tahun
1982, sisa-sisa jasad Sherry Morrow (23) ditemukan di kuburan dangkal dekat sungai Knit. Agen Federal Bureau of Investigation Roy Hazelwood membuat pemrofilan psikologis kriminal
berdasarkan tiga jasad tersebut. Hazelwood menduga pembunuhnya adalah pemburu
yang mahir dengan rasa percaya diri rendah,
pernah ditolak perempuan, dan berniat menyimpan "suvenir" dari hasil
membunuhnya, seperti perhiasan korban. Ia juga menduga pembunuhnya gagap.
Dengan profil ini, Flothe menyelidiki beberapa tersangka potensial sampai ia
menemukan Hansen cocok dengan profil tersebut dan memiliki pesawat.
Pada tanggal 27 Oktober 1983, penyidik menemukan
perhiasan yang dimiliki orang-orang hilang ini dan sejumlah senjata api di ruang tersembunyi di loteng rumah Hansen.
Penemuan terbesar mereka adalah peta penerbangan dengan tanda-tanda x kecil
yang tersembunyi di balik pagar tempat tidurnya. Tanda x menunjukan lokasi
pembuangan tubuh korban Hansen.
Perilaku Hansen dapat dikatakan abnormal jika ditinjau dari sudut pandang psikologi. Mengapa abnormal? Apakah yang dimaksud dengan perilaku abnormal? Menurut Trull dan Prinstein (2013) suatu perilaku dapat dikatakan abnormal saat perilaku tersebut menyimpang dari norma-norma sosial, terdapat distres subyektif, dan adanya ketidakmampuan (disability) atau ketidakberfungsian (dysfunction).
1. Menyimpang dari norma-norma sosial
Perilaku Robert Hansen mulai dari pencurian kecil-kecilan, merusak fasilitas umum, menculik, memperkosa, dan membunuh dapat dikatakan menyimpang dari norma-norma sosial dalam masyarakat. Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada
awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan
norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. . Pencurian, perusakan, pelecehan seksual, dan pembunuhan yang Hansen lakukan dapat dilihat sudah menyimpang dari norma-norma dalam
masyarakat berisi tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku
yang pantas atau wajar.
2. Adanya distres subyektif
Pada saat pindah ke Anchorage, Alaska, Hansen disegani oleh lingkungan sekitarnya, pembawaan dirinya yang terlihat teratur, hangat, sopan, seorang ayah yang baik, suami yang membantu istrinya bekerja di toko roti, ditambah lagi Ia dikenal sebagai jawara dalam berburu dan menorehkan rekor juara berburu skala internasional . Dibalik semua hal positif tersebut, terdapat sisi lain pribadi Hansen yang tanpa segan menculik, memperkosa, melecehkan, dan menyiksa bahkan membunuh para korbannya dengan cara-cara yang brutal. Banyak dari antara korbannya mengalami luka lebam disekujur tubuh sebelum dilepaskan untuk ditembak dari jarak jauh saat mereka lari, seperti saat Ia berburu binatang buas di hutan Alaska. Disadari atau tidak, banyak orang-orang seperti Hansen disekeliling kita, dari penampilan luar mereka tampak seperti orang yang penuh pesona namun jauh dalam pribadinya terdapat banyak problema dan pergolakan batin yang disalurkan dengan cara menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Orang-orang dengan distres subyektif biasanya tidak menyadari kalau mereka "bermasalah", atau, kalaupun mereka tahu, mereka tidak merasa bahwa perilakunya "bermasalah".
3. Terdapat ketidakmampuan (disability) atau ketidakberfungsian (dysfunction)
Ketidakberfungsian sosial (social dysfunction) pada diri Robert Hansen dapat dilihat antara lain dari hubungan dengan lawan jenisnya, mulai dari ketidakpercayaan diri untuk mendekati lawan jenisnya pada saat masih remaja, kemudian perceraiannya dengan istri pertama, dan hubungan yang dingin dengan istri keduanya. Selain itu, Hansen juga memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ayahnya. Hansen juga tidak mampu berperilaku secara normatif dalam lingkungan sosialnya yang dapat dilihat dari pelanggaran-pelanggaran hukum yang Ia lakukan.
Mengacu pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV-TR (DSMIV-TR) Robert Hansen dapat dikatakan mengalami:
Axis I : Mood Disorder (Bipolar Disorder)
Axis II : Personality Disorder (Anti Social)
Axis IV : Problems with primary support group, problems related to the social environment
Axis V : GAF10
(namun tidak 100% mutlak karena ketidaklengkapan data)
Menurut Anda, mengapa Robert Hansen berperilaku seperti demikian? Silakan kalau ada yang ingin menambahkan ... :)
Reference:
Trull, T. J., Prinstein, M. J. (2013). The science and clinical psychology. Wadsworth: Cengage Learning.
Krammer, G. P., Bernstein, D. A., Phares, V. (2010). Introduction to clinical psychology. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Wikipedia. Biography Robert Christian Hansen. Retrieved on Tuesday, 1st October 2013.
Noted by: Shanty
No comments:
Post a Comment