
Di Anchorage, ia menjadi sosok
terpandang di kalangan tetangganya dan dikenal sebagai jawara berburu setempat. Tahun 1977, ia dipenjara karena mencuri gergaji mesin, didiagnosis menderita bipolar, dan
diberi resep obat litium untuk mengendalikan peralihan suasana hatinya. Pada tanggal 13 Juni 1983, Cindy Paulson (17) berhasil
melarikan diri ketika Hansen hendak memasukkan Paulson ke pesawat miliknya. Sebelumnya,
Ia diperkosa, disiksa dan dilecehkan secara seksual. Meski Hansen sempat
berulang kali berurusan dengan hukum, kelakuan baik dan pekerjaannya sebagai
tukang roti disertai alibi kuat dari temannya John Henning membuatnya tidak
dijadikan tersangka serius. Kasus ini pun ditutup.
Detektif Glenn Flothe adalah bagian dari tim yang menyelidiki penemuan beberapa jasad di dalam dan
sekitar Anchorage, Seward, dan Lembah Matanuska-Susitna. Jasad pertama ditemukan tahun 1981 oleh pekerja
konstruksi dekat Eklutna Road. Jasad yang dijuluki "Eklutna Annie"
oleh para penyidik ini tidak pernah teridentifikasi. Pada tahun yang sama,
jenazah Joanna Messina ditemukan di tambang kerikil dekat Seward. Pada tahun
1982, sisa-sisa jasad Sherry Morrow (23) ditemukan di kuburan dangkal dekat sungai Knit. Agen Federal Bureau of Investigation Roy Hazelwood membuat pemrofilan psikologis kriminal
berdasarkan tiga jasad tersebut. Hazelwood menduga pembunuhnya adalah pemburu
yang mahir dengan rasa percaya diri rendah,
pernah ditolak perempuan, dan berniat menyimpan "suvenir" dari hasil
membunuhnya, seperti perhiasan korban. Ia juga menduga pembunuhnya gagap.
Dengan profil ini, Flothe menyelidiki beberapa tersangka potensial sampai ia
menemukan Hansen cocok dengan profil tersebut dan memiliki pesawat.
Pada tanggal 27 Oktober 1983, penyidik menemukan
perhiasan yang dimiliki orang-orang hilang ini dan sejumlah senjata api di ruang tersembunyi di loteng rumah Hansen.
Penemuan terbesar mereka adalah peta penerbangan dengan tanda-tanda x kecil
yang tersembunyi di balik pagar tempat tidurnya. Tanda x menunjukan lokasi
pembuangan tubuh korban Hansen.
Perilaku Hansen dapat dikatakan abnormal jika ditinjau dari sudut pandang psikologi. Mengapa abnormal? Apakah yang dimaksud dengan perilaku abnormal? Menurut Trull dan Prinstein (2013) suatu perilaku dapat dikatakan abnormal saat perilaku tersebut menyimpang dari norma-norma sosial, terdapat distres subyektif, dan adanya ketidakmampuan (disability) atau ketidakberfungsian (dysfunction).
1. Menyimpang dari norma-norma sosial

2. Adanya distres subyektif
Pada saat pindah ke Anchorage, Alaska, Hansen disegani oleh lingkungan sekitarnya, pembawaan dirinya yang terlihat teratur, hangat, sopan, seorang ayah yang baik, suami yang membantu istrinya bekerja di toko roti, ditambah lagi Ia dikenal sebagai jawara dalam berburu dan menorehkan rekor juara berburu skala internasional . Dibalik semua hal positif tersebut, terdapat sisi lain pribadi Hansen yang tanpa segan menculik, memperkosa, melecehkan, dan menyiksa bahkan membunuh para korbannya dengan cara-cara yang brutal. Banyak dari antara korbannya mengalami luka lebam disekujur tubuh sebelum dilepaskan untuk ditembak dari jarak jauh saat mereka lari, seperti saat Ia berburu binatang buas di hutan Alaska. Disadari atau tidak, banyak orang-orang seperti Hansen disekeliling kita, dari penampilan luar mereka tampak seperti orang yang penuh pesona namun jauh dalam pribadinya terdapat banyak problema dan pergolakan batin yang disalurkan dengan cara menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Orang-orang dengan distres subyektif biasanya tidak menyadari kalau mereka "bermasalah", atau, kalaupun mereka tahu, mereka tidak merasa bahwa perilakunya "bermasalah".
3. Terdapat ketidakmampuan (disability) atau ketidakberfungsian (dysfunction)

Mengacu pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV-TR (DSMIV-TR) Robert Hansen dapat dikatakan mengalami:
Axis I : Mood Disorder (Bipolar Disorder)
Axis II : Personality Disorder (Anti Social)
Axis IV : Problems with primary support group, problems related to the social environment
Axis V : GAF10
(namun tidak 100% mutlak karena ketidaklengkapan data)
Menurut Anda, mengapa Robert Hansen berperilaku seperti demikian? Silakan kalau ada yang ingin menambahkan ... :)
Reference:
Trull, T. J., Prinstein, M. J. (2013). The science and clinical psychology. Wadsworth: Cengage Learning.
Krammer, G. P., Bernstein, D. A., Phares, V. (2010). Introduction to clinical psychology. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Wikipedia. Biography Robert Christian Hansen. Retrieved on Tuesday, 1st October 2013.
Noted by: Shanty
No comments:
Post a Comment