Monday, October 21, 2013

White VS Black



Sinopsis Black Swan
Adegan dibuka dengan mimpi seorang balerina, Nina Sayers yang berhasil tampil di panggung pementasan Swan Lake. Ia berlatih di kelompok balet yang kala itu sedang mencari pemeran utama untuk pementasan Swan Lake. Ia berharap mendapatkan peran utama, tapi tampaknya Thomas, sang pelatih tidak berpihak kepadanya. Ia pun sempat menemukan Beth, balerina senior yang marah-marah di ruangan pribadi. Beth ternyata didepak Thomas karena faktor bisnis. Ketika Beth pergi dari ruangan pribadinya sendiri, Nina masuk dan mencuri lipstik Beth. Yakin dirinya tak masuk finalis pemeran utama, dia berusaha bertemu Thomas untuk memuluskan kariernya. Namun Thomas berkata bahwa pemeran utama adalah Veronica. Rupanya itu semacam tes, Thomas ternyata sudah lama memperhatikan bakat Nina, namun Nina kurang gairah dan kaku. Thomas berusaha membakar gairah seksual Nina dengan ciuman tiba-tiba, tapi Nina malah menggigitnya. Keesokan hari, Nina percaya dia bukan sosok orang yang dicari Thomas. Apalagi dia sudah berlaku tak sopan pada pelatihnya itu. Namun siapa sangka, dia ternyata yang menjadi pemeran utama. Nina menceritakan kepada ibunya, Erica. Erica adalah single mother dan mantan balerina, Ia tampak protektif pada anaknya. Nina diperlakukan bagai anak kecil, sekaligus bersikap sangat keras.

Nina tumbuh menjadi seorang yang perfeksionis, ambisius, sekaligus rapuh. Dia dilatih oleh Thomas yang juga ambisius. Lily adalah penari yang didatangkan Thomas dari luar kota. Sifatnya ekstrovert, namun Nina tak pernah membuka ruang untuk pertemanan. Sampai di suatu malam saat ia sangat suntuk dengan pengekangan ibunya, ia ke klub malam bersama Lily. Malamnya ia mengajak Lily ke apartemen dan bercumbu, namun pada keesokan harinya, Lily malah tak merasa menginap. Nina hidup dengan prasangka buruk dan pencitraan negatif terhadap dirinya dan orang lain. Tidak heran apa yang dia duga menjadi semacam kenyataan. Ia diliputi oleh ketakutan sehingga memunculkan halusinasi menakutkan. Ia ingin mengakhirinya dengan cara mengembalikan barang-barang yang ia ambil dari Beth. Beth yang kecelakaan sampai lumpuh itu ia kunjungi di rumah sakit. Namun Beth malah menyiksa dirinya sendiri. Nina mengalami puncaknya saat tiba di apartemen, ketika menyaksikan "hantu" Beth. Ia pun tanpa sadar mencederai ibunya sendiri. Hal itu membuat dia harus terbaring dan Erica mengatakan pada Thomas kalau Nina tak bisa tampil.

Namun Nina bersikeras tampil. Ia datang dan semua orang terkejut karena diam-diam Thomas sudah lama menjadikan Lily sebagai pemain cadangan. Nina masih depresif ketika tampil. Ia pun sempat jatuh saat di panggung hingga membuat Thomas marah. Ketika peran White Swan-nya selesai, ia tiba di ruangannya, namun menemukan Lily yang siap tampil memerankan Black Swan. Keduanya bertengkar dan secara tak sengaja Nina pun membunuh Lily. Nina memerankan Black Swan karena begitulah skenario seharusnya. Ia mendapatkan aplause penonton, namun semua orang tak menyadari kalau perutnya cedera. 
Sekian selintas sinopsis film Black Swan, mari kita bahas sedikit mengenai arketip-arketip kepribadian Nina Sayers berdasarkan kajian teori Psikologi Analitik Carl Gustav Jung.
Arketip, dalam teori Jung merupakan imaji-imaji yang berasal dari alam bawah sadar kolektif. Arketip sendiri tidak dapat direpresentasikan secara langsung namun, ketika diaktifkan, dapat dinyatakan lewat beberapa model, diantaranya lewat mimpi, fantasi, dan delusi. Terdapat beberapa arketip yang seringkali dibahas dalam teori Jung antara lain persona, shadow, anima, animus, great mother, wise old man, hero, dan self. 


        Persona
Merupakan sisi kepribadian yang ditunjukan manusia kepada dunia sekitarnya. Nina, adalah pribadi yang ambisius, perfeksionis, dan rapuh. Ia juga tergambar sebagai pribadi yang pendiam, pemalu, cenderung menarik diri. Ia selalu ingin menampilkan kesempurnaan dalam setiap gerakan baletnya, Ia berharap menjadi seorang balerina yang tidak terkalahkan, tidak tercela dan mampu memerankan apa saja dengan sempurna. Nina juga ingin dilihat sebagai penari balet yang profesional, segala cara Ia lakukan agar dapat memerankan White Swan dan Black Swan, mulai dari mendekati pelatihnya, menjauhkan diri dari rekannya, Lily, yang Ia anggap sebagai saingan terberatnya, sampai mencuri barang-barang peninggalan seniornya, Beth, karena berharap dengan memiliki barang-barang Beth maka Ia juga akan sempurna seperti Beth dalam menjadi balerina. Nina, juga dapat dikatakan tidak sehat secara psikologis. Kenapa? Karena menurut Jung, orang yang sehat secara psikologis adalah mereka yang mampu menyeimbangkan antara tuntutan masyarakat dengan siapa diri mereka sebenarnya. Nina terlalu jauh terjatuh dalam persona yang Ia bangun, sehingga membuatnya mengalami berbagai fantasi dan delusi, misalnya Ia benar-benar merasa menjadi black swan yang bersayap dan memiliki kepribadian yang bertolak belakang dengan white swan.

      Shadow
Merupakan arketip kegelapan dan represi, merepresentasikan kualitas-kualitas yang tidak ingin diakui manusia namun berusaha disembunyikan dari orang lain, bahkan dari diri sendiri. Shadow dalam diri Nina muncul terutama saat dirinya merasa tertekan dan berusaha keras memerankan dua karakter sekaligus, yang bertolak belakang pula, white swan dan black swan. Tekanan semakin dirasakan ketika merasa dirinya memiliki saingan berat seperti Veronica dan Lily. Hubungannya dengan Erica, ibunya, juga membuatnya semakin merasa tertekan. Shadow yang muncul antara lain dalam bentuk-bentuk agresivitas dan fantasi yang dilakukan Nina, misalnya membayangkan bercinta dengan Lily, membunuh Lily dengan pecahan kaca, melihat Beth melakukan tindak agresif saat di rumah sakit, menyerang Ibunya yang Ia kira sebagai Beth. Semua tindakan agresivitas yang Ia lakukan, Ia proyeksikan sebagai tindakan agresif orang lain terhadap dirinya. Nina berusaha lari dari kenyataan, Ia berusaha menjiwai karakter black swan, tertalu menjiwai sehingga Ia larut dalam segala bentuk agresivitas yang Ia lakukan, namun terlalu berat untuk mengakui bahwa Ia yang melakukan semua tindak agresivitas tersebut sehingga Ia memproyeksikannya kepada orang lain dan melihat kebalikannya, yaitu orang lain melakukan sesuatu hal yang negatif kepada dirinya. Menurut Jung, memang lebih mudah memproyeksikan sisi gelap kepribadian kita pada orang lain, untuk melihat dalam diri mereka keburukan dan kejahatan yang kita tolak untuk kita lihat dalam diri kita sendiri.

  
Great Mother
Merupakan konsep ibu yang sudah ada sebelumnya yang selalu bersosialisasi dengan perasaan positif dan negatif. Erica, yang juga mantan balerina, merupakan sosok ibu yang perfeksionis, protektif, dan juga ambisius. Nina, merasa diperlakukan sebagai anak kecil dan tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Disatu sisi, Ia ingin melepaskan diri dari kekangan ibunya yang ia rasa sangat menyiksa, sampai-sampai Ia tidak berani untuk keluar malam karena larangan ibunya. Namun disisi lain Ia ingin seperti ibunya, seorang balerina yang perfeksionis dan profesional, ibunya juga selalu melindunginya dan merawatnya dengan cinta kasih. Terdapat ambivalensi dalam pandangan Nina terhadap figur ibunya. Hal ini seperti yang dilihat Jung pada ibunya sendiri yang memiliki dua kepribadian yang berlawanan, yang satu penuh kasih dan pemeliharaan, sementara yang lain misterius dan kejam.

     
Wise Old Man

Wise old man ditemui Nina dalam diri Thomas, sang pelatih. Seorang yang juga ambisius, terkesan memanipulasi Nina untuk kepentingan pribadinya. Nina, disatu sisi melihat Thomas sebagai pribadi yang dapat memotivasi dirinya agar lebih sempurna dalam memerankan karakter black swan. Namun disisi lain juga menghancurkan dirinya terutama mengaduk-aduk emosinya terkait dengan seksualitas yang dibangkitkan Thomas dalam diri Nina. Selain itu juga dengan adanya Thomas, rasa persaingan Nina terhadap Veronica dan Lily semakin meruncing, yang berakibat fatal terhadap Nina diakhir cerita.


      Hero
Arketip Hero ditampilkan dalam mitologi dan legenda sebagi pribadi yang kuat, kadang separuh dewa, yang berjuang melawan kesukaran besar untuk menaklukan kejahatan. Nina yang mengharapkan dirinya sempurna seperti Beth, Ia berlatih dengan keras dan sekuat tenaga, selain itu Ia juga nekad mencuri barang-barang milik Beth agar dapat tampil seperti Beth. Nina berlatih dan berlatih agar tidak tersaingi oleh Lily. Pada akhirnya Ia berhasil memerankan white swan dan black swan dengan sempurna dan mendapat apresiasi dari penonton, namun Ia roboh karena ambisinya yang terlalu besar. Nina tewas dengan perasaan agung mengenai kesempurnaan (dikutip dan diedit seperlunya dari Lintang, Evelin, Desi Lustiyani, dan Elsa, 2013)


Self
Jung percaya bahwa setiap pribadi memiliki sebuah kecenderungan warisan untuk bergerak menuju pertumbuhan, penyempurnaan dan kelengkapan, Ia menyebut sifat bawaan ini sebagai self. Self mencakup jiwa sadar dan bawah sadar, dan menyatukan elemen-elemen psike yang bertentangan. Self juga terkait dengan realisasi diri. Nina, sepanjang karirnya sebagai balerina, berusaha untuk mencapai kesempurnaan, hanya sangat disayangkan kesempurnaan yang berusaha keras dicapainya berujung pada kematian. 

Teori mengenai arketip-arketip yang dikemukakan oleh Jung telah banyak menarik minat berbagai kalangan, mulai dari profesional hingga orang biasa. Studinya mengenai agama dan mitologi masih digunakan sampai saat ini dan sudah banyak pengembangannya terutama dalam kajian ilmu Psikologi disamping bidang ilmu lainnya. Yang paling menarik adalah pembahasan mengenai shadow, setiap manusia memiliki sisi gelap, baik disadari atau tidak, diterima atau disembunyikan, dapat berdamai dengan sisi gelap kita masing-masing merupakan satu langkah penting menuju pribadi yang sehat secara psikologis.



Referensi:

Feist, J., Feist, G. J. (2008). Theories of personality, 6th ed. New York: McGraw-Hill

Black swan plot. Retrieved from Wikipedia on Friday, 18th October 2013.


Noted By: Shanty

NB: Lintang, Evelin, Desi Lustiyani, dan Elsa merupakan mahasiswi Psikologi Angkatan 2012.


2 comments:

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...