Tuesday, March 4, 2014

Dukungan Keluarga dan Terapi yang Bagi Penderita Skizofrenia


Dukungan Keluarga dan Terapi yang Tepat Bagi Penderita Skizofrenia
(artikel oleh: Irna Christina, Evelin Intan, Jessica Johan, Pendi)

Berdasarkan acuan DSMIV-TR, Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi dalam durasi paling sedikit selama 6 bulan dengan satu bulan fase akif simptom yang diikuti munculnya delusi, halusinasi dan pembicaraan yang tidak terorganisir dan adanya perilaku yang katatonik serta adanya simptom negatif. Tipe-tipe Skizofrenia diantaranya adalah Skizofrenia Paranoid Disorganism,Catatonic, Undifferentiated.

Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa berat (psikosis) di Indonesia adalah 0.46 persen atau sejuta orang. Penderita Skizofrenia khususnya di Indonesia seringkali mengalami perlakuan buruk dan perlakuan tersebut nahasnya dilakukan oleh anggota keluarga penderita tersebut. Penderita Skizofrenia tidak dipedulikan dan dianggap sebagai aib bagi keluarganya. Banyak penderita Skizofrenia yang hidupnya dalam pasungan.

Kementerian Kesehatan menduga ada 20.000 penderita gangguan jiwa berat dipasung di Indonesia karena keluarga malu dan khawatir orang lain terluka. Padahal hal tersebut memperparah kondisi mental dan fisik para penderita. Banyak penyakit susulan yang dapat terjadi terkait dengan kebersihan. Contoh penyakit susulan yang dapat terjadi adalah daya tahan tubuh menurun, kelainan otot karena pemasungan dalam jangka panjang dan luka-luka fisik.

Dari sekian banyak alternatif pengobatan atau intervensi bagi penderita skizofrenia, obat yang paling mujarab bagi mereka adalah dukungan dari keluarga, keluarga harus memberikan perhatian lebih dan bantuan bagi penderita skizofrenia. Berikut adalah langkah-langkah untuk memperkuat keterampilan mereka dalam mengatasi skizofrenia :

·         Pelajari seluk beluk penyakit skizofrenia.
·         Bantu agar penderita mau menyadari atau mengakui penyakitnya.
·         Pelajari tanda awal kambuh dan faktor pemicunya.
·         Hindari situasi yang sering menimbulkan stres.
·         Melakukan kegiatan yang menyenangkan dan membuat terlibat dalam kegiatan.
·         Terlibat dalam pertemuan group sesama penderita gangguan jiwa yang mulai pulih.
·         Melakukan latihan agar bisa santai.
·         Melakukan kegiatan pekerjaan rumah.
·         Merawat binatang peliharaan.
·         Melakukan kegiatan kebajikan sederhana.


Terdapat beberapa terapi yang dapat digunakan untuk membantu penyembuhan penderita skizofrenia yaitu :

Terapi biologis
1.      Terapi menggunakan obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan yang dapat meredakan gejala-gejala yaitu: chlorpromazine (thorazine) dan fluephenazine decanoate (prolixin). Walaupun penggunaan obat-obatan dapat membantu dengan cepat, tetapi obat-obatan ini memiliki dampak negatif yaitu mulut kering, pandangan mengabur, sulit berkonsentrasi, sehingga banyak orang menghentikan pengobatan mereka.
2.      Terapi elektrokonvulsif
Terapi ini dengan mengalirkan listrik kedalam tubuh penderita skizofrenia tetapi dengan menggunakan tegangan yang kecil sehingga mengurangi efek samping dari aliran listrik tersebut. Aliran listrik ini di gunakan unruk merangsang otak dari penderita skizofrenia. Yang terpenting dalam terapi ini adalah rangsangan ke otak penderita skizofrenianya bukan aliran listriknya.

Terapi psikologis
1.     Asosiasi bebas
 Terapi ini mendorong penderita untuk membebaskan pikiran dan perasaan dan mengucapkan apa  saja yang ada dalm pikirannya tanpa penyuntingan atau penyensorannya.
2.      Social learning program.
Terapi ini mendorong penderita skizofrenia untuk melakukan perlakuan yang normal dan baik sehingga mereka akan mendapatkan token dan token tersebut dapat di gunakan untuk ditukarkan dengan hadiah.
3.      Social skill training
Melatih penderita skizofrenia dalam keterampilan dan keahlian dalam sosial seperti percakapan, organisasi dan sebagainya sehingga mereka dapat berbaur dengan masyarakat umum.
4.      Terapi kelompok
Mengumpulkan beberapa penderita skizofrenia agar mereka dapat bertukar pikiran dengan fasilitator menjadi penengah dan pengarah dalam kelompok tersebut.
5.      Terapi keluraga
Yang paling penting dalam terapi keluarga adalah peran dari keluarganya. Keluarga disini harus memberikan sugesti dan emosi-emosi yang positif.


REFERENSI:
http://id.berita.yahoo.com/di-indonesia-ada-18-ribu-penderita-gangguan-jiwa-224011109.html





No comments:

Post a Comment

Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis: Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?

Edisi Oktober 2024  Melepaskan Beban Emosional dengan Katarsis:  Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?  Penulis: Gabriella Jocelyn & V...