Dukungan
Keluarga dan Terapi yang Tepat Bagi Penderita Skizofrenia
(artikel oleh: Irna Christina, Evelin Intan, Jessica Johan, Pendi)
Berdasarkan acuan DSMIV-TR, Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi dalam durasi paling
sedikit selama 6 bulan dengan satu bulan fase akif simptom yang diikuti
munculnya delusi, halusinasi dan pembicaraan yang tidak terorganisir dan adanya
perilaku yang katatonik serta adanya simptom negatif. Tipe-tipe Skizofrenia diantaranya adalah Skizofrenia Paranoid Disorganism,Catatonic, Undifferentiated.
Berdasarkan
hasil riset Kesehatan Dasar
(Riskesda) Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa
berat (psikosis) di Indonesia adalah 0.46 persen atau sejuta orang. Penderita Skizofrenia khususnya
di Indonesia seringkali mengalami perlakuan buruk dan perlakuan tersebut
nahasnya dilakukan oleh anggota keluarga penderita tersebut. Penderita
Skizofrenia tidak dipedulikan dan dianggap sebagai aib bagi keluarganya. Banyak
penderita Skizofrenia yang hidupnya dalam pasungan.
Kementerian
Kesehatan menduga ada 20.000 penderita gangguan jiwa berat dipasung di
Indonesia karena keluarga malu dan khawatir orang lain terluka. Padahal hal
tersebut memperparah kondisi mental dan fisik para penderita. Banyak penyakit
susulan yang dapat terjadi terkait dengan kebersihan. Contoh penyakit susulan
yang dapat terjadi adalah daya tahan tubuh menurun, kelainan otot karena
pemasungan dalam jangka panjang dan luka-luka fisik.
Dari sekian banyak alternatif pengobatan atau intervensi bagi penderita skizofrenia, obat
yang paling mujarab bagi mereka adalah dukungan dari keluarga,
keluarga harus memberikan perhatian lebih dan bantuan bagi penderita
skizofrenia. Berikut adalah langkah-langkah untuk memperkuat keterampilan
mereka dalam mengatasi skizofrenia :
·
Pelajari seluk beluk
penyakit skizofrenia.
·
Bantu agar penderita
mau menyadari atau mengakui penyakitnya.
·
Pelajari tanda awal
kambuh dan faktor pemicunya.
·
Hindari situasi yang
sering menimbulkan stres.
·
Melakukan kegiatan yang
menyenangkan dan membuat terlibat dalam kegiatan.
·
Terlibat dalam
pertemuan group sesama penderita gangguan jiwa yang mulai pulih.
·
Melakukan latihan agar
bisa santai.
·
Melakukan kegiatan
pekerjaan rumah.
·
Merawat binatang
peliharaan.
·
Melakukan kegiatan
kebajikan sederhana.
Terdapat beberapa terapi yang dapat digunakan untuk membantu penyembuhan penderita
skizofrenia yaitu :
Terapi biologis
1. Terapi
menggunakan obat-obatan
Ada
beberapa obat-obatan yang dapat meredakan gejala-gejala yaitu: chlorpromazine
(thorazine) dan fluephenazine decanoate (prolixin). Walaupun penggunaan
obat-obatan dapat membantu dengan cepat, tetapi obat-obatan ini memiliki dampak
negatif yaitu mulut kering, pandangan mengabur, sulit berkonsentrasi, sehingga
banyak orang menghentikan pengobatan mereka.
2. Terapi
elektrokonvulsif
Terapi
ini dengan mengalirkan listrik kedalam tubuh penderita skizofrenia tetapi
dengan menggunakan tegangan yang kecil sehingga mengurangi efek samping dari aliran
listrik tersebut. Aliran listrik ini di gunakan unruk merangsang otak dari
penderita skizofrenia. Yang terpenting dalam terapi ini adalah rangsangan ke
otak penderita skizofrenianya bukan aliran listriknya.
Terapi psikologis
1.
Asosiasi bebas
Terapi
ini mendorong penderita untuk membebaskan pikiran dan perasaan dan mengucapkan
apa saja yang ada dalm pikirannya tanpa penyuntingan atau penyensorannya.
2.
Social learning program.
Terapi
ini mendorong penderita skizofrenia untuk melakukan perlakuan yang normal dan
baik sehingga mereka akan mendapatkan token dan token tersebut dapat di gunakan
untuk ditukarkan dengan hadiah.
3.
Social skill training
Melatih penderita skizofrenia dalam keterampilan dan keahlian dalam sosial
seperti percakapan, organisasi dan sebagainya sehingga mereka dapat berbaur dengan
masyarakat umum.
4.
Terapi kelompok
Mengumpulkan beberapa penderita skizofrenia agar mereka dapat bertukar
pikiran dengan fasilitator menjadi penengah dan pengarah dalam kelompok
tersebut.
5.
Terapi keluraga
Yang
paling penting dalam terapi keluarga adalah peran dari keluarganya. Keluarga
disini harus memberikan sugesti dan emosi-emosi yang positif.
REFERENSI:
http://id.berita.yahoo.com/di-indonesia-ada-18-ribu-penderita-gangguan-jiwa-224011109.html
No comments:
Post a Comment