Akhir-akhir ini kalian sering dengar istilah star syndrome gak? Dimana seseorang merasa dirinya populer dan terkesan “sombong” karena namanya lagi hangat dibicarakan masyarakat. Kalau pernah, bisa jadi orang tersebut mengalami star syndrome.
Star sydrome?Apaan tuh? Kok baru dengar ya?
Jadi
star syndrome ini merupakan kondisi
dengan gejala ketidaknormalan yang terjadi akibat seseorang merasa terkenal,
populer, hebat, atau memiliki kekuasaan sehingga membuat orang tersebut lupa
diri. Menurut M. Onggo,
(Lesmono, Yulianto, &
Hagijanto, 2021) “star syndrome merupakan istilah
yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang baru terkenal atau berhasil
di mata publik dan menjadi lebih fokus pada dirinya sendiri. Sebenarnya star
syndrome sendiri merupakan faktor pengaruh lingkungan, seperti mendapatkan
tekanan yang besar, contohnya opini publik terhadap mereka yang terkena star
syndrome. Hal tersebut membuat penderitanya takut mengecewakan opini atau
takut tidak dihargai sehingga mempengaruhi mentalnya”. M. Poernomo (Lesmono, Yulianto, & Hagijanto, 2021)
juga berpendapat bahwa “dulunya star
syndrome hanya ditemui di kalangan selebriti namun seiring maraknya penggunaan
media sosial saat ini dapat membuat siapa pun bisa terkena star syndrome, terutama tipe orang yang
sedang berusaha mencapai sesuatu. Ketika mereka berhasil mendapatkannya, inilah
awal atau pemicu seseorang bisa terkena star syndrome. Seperti banyak
ditemui dari para influencer baru
yang sering menciptakan aktivitas-aktivitas untuk memburu ketenaran agar
menaikan rating dirinya”. Dengan kata
lain, mereka yang terkena star syndrome akan menghalalkan segala cara
agar tetap mendapat pujian.
Dilansir dari artikel Royal Society for Public Mental Health (2017) yang
berjudul “Instagram Ranked Worst
for Young People’s Mental Health”, Instagram
dinilai sebagai media sosial yang memiliki dampak paling negatif. Salah satu
hal negatifnya adalah body image, dimana orang akan berlomba-lomba untuk menampilkan sisi
terbaik dirinya. Hal ini mengakibatkan dirinya tidak ingin dikritik oleh orang
lain sehingga
mereka yang tidak pernah mendapatkan kritik akan merasa dirinya yang paling
sempurna dan dari sinilah
timbulnya star syndrome.
Kasus Marion Jola
Dilansir dalam Youtube
TRANS7 OFFICIAL (2020),
penyanyi
Marion Jola atau yang sering disapa Lala mengaku bahwa dirinya sempat mengalami
star syndrome di awal karirnya dalam dunia industri musik Indonesia.
Dalam kanal Youtube
TRANS7 OFFICIAL,
Lala mengatakan bahwa dirinya selalu ingin terlihat tampil bagus dan aktif di
media sosial. Selain itu Lala juga mengaku galau jika fans tidak menyukainya
bahkan untuk pergi ke warung
pun Lala merasa tidak percaya diri jika tidak mengunakan make up. Namun semua itu berhasil dilalui oleh Lala dan sekarang
Lala bersyukur dapat kembali
menjadi dirinya
sendiri.
Ciri-Ciri Seseorang Mengalami Star
Syndrome
Gejala
star syndrome terjadi karena adanya perubahan drastis yang terjadi dalam
kehidupan seseorang. Hal ini biasanya terjadi kepada orang-orang yang baru
terkenal atau mendadak kaya (Liliana, 2020).
Ciri-ciri
orang dengan gejala star syndrome yaitu tampil sempurna adalah
kewajiban agar tidak kalah dengan orang lain, hanya mau bergaul dengan orang
yang memiliki tingkatan atau strata yang sama, sering mengacuhkan dan
merendahkan orang lain, rela melakukan apapun untuk mendapatkan perhatian dari
orang lain, takut dan cemas bila ada hal yang kurang tepat, dan tidak bisa
menerima kritikan dari orang lain.
Star
syndrome harus diwaspadai dan ditangani dengan
baik. Jika star syndrome tidak ditangani dengan baik, maka dapat berakhir
dengan rasa kesepian hingga depresi (Liliana, 2020). Hal ini dikarenakan tidak
selamanya ketenaran atau kekayaan akan bertahan lama. Selain itu, jika korban star
syndrome mendapat kritikan yang negatif, hal ini menjadi pemicu stres.
Mencegah Star Syndrome
Star
syndrome
yang tidak segera ditangani dapat meningkatkan resiko terjadinya
depresi. Orang
yang menderita star syndrome kemungkinan akan sulit mendapatkan simpati
dari orang lain karena selalu dituntut sempurna oleh sekitarnya. Biasanya orang
lain tidak melihat makna lain dari diri penderita selain ketenaran maupun
kepopuleran dirinya.
Namun, star
syndrome dapat dicegah dari diri sendiri dengan
cara sadar serta mawas diri dan juga
dapat
dicegah dari lingkungan sekitar untuk mengingatkan korban star syndrome
agar sadar diri. Meskipun hal tersebut sulit untuk dilakukan namun tidak
menjadikan hal tersebut tidak mungkin bisa dilakukan.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari
star syndrome, antara lain:
1. Mengenali diri
sendiri lebih dalam.
2. Hindari
membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
3. Membiasakan
diri untuk menjadi pribadi yang rendah hati.
4. Bergaul dengan
orang lain agar dapat mengubah perspektif menjadi lebih terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Lesmono, L., Yulianto,
Y. H., & Hagijanto, A. D. (2021). Perancangan fotografi sebagai media
penciptaan kesadaran pada bahaya star syndrome. Jurnal DKV Adiwarna, 1(18).
Liliana, V. (2020). Apa
itu star syndrome?. https://www.sehatq.com/forum/apa-itu-star-syndrome-q26157.
Royal Society for Public Health. (2017). Instagram ranked worst for young people’s mental health. https://www.rsph.org.uk/about-us/news/instagram-ranked-worst-for-young-people-s-mental-health.html
Siregar, A. W. (2021). Selalu merasa jadi bintang!
Kenali cara menghindari star syndrome di kalangan mahasiswa. Retrieved
April 07, 2022. https://suarausu.or.id/selalu-merasa-jadi-bintang-kenali-cara-menghindari-star-syndrome-di-kalangan-mahasiswa/
Priyambodo, Apriliandi Damar.
(2021). Pengaruh buruk star syndrome terhadap kesehatan mental.
Retrieved April 23, 2022. https://gayahidup.skor.id/entertainment/sk-01396597/pengaruh-buruk-star-syndrome-terhadap-kesehatan-mental
OFFICIAL, T. 2020. Marion jola : Dari star syndrome hingga tampil sensual. Youtube, https://youtu.be/qaIEN47lZ10
No comments:
Post a Comment