Edisi Desember 2024
Apa itu OCD?
Ayo Kita Kenali OCD Bersama-sama!
Penulis : Chelsea Christy Setiawan
Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar atau bahkan bisa saja merasa asing dengan kata OCD. Nah, maka dari itu disini saya mengajak kita semua untuk bersama-sama mengenal dan memahami apa sih itu OCD.
OCD memiliki kepanjangan Obsessive Compulsive Disorder yang artinya sebuah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi atau kompulsi, atau keduanya. Obsesi adalah gambaran, pikiran, atau dorongan yang terus-menerus dan mengganggu; kompulsi adalah perilaku berulang atau tindakan mental yang membuat seseorang merasa terdorong untuk melakukannya guna mencegah atau mengurangi tekanan atau untuk mencegah suatu kejadian atau situasi yang ditakuti.
OCD merupakan gangguan mental keempat yang paling umum setelah depresi, penyalahgunaan alkohol/zat, dan fobia sosial, dengan prevalensi seumur hidup dalam survei komunitas sebesar 1,6%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan OCD sebagai salah satu dari 10 kondisi yang paling merugikan karena hilangnya pendapatan dan menurunnya kualitas hidup.
Usia rata-rata timbulnya OCD adalah akhir masa remaja untuk pria dan awal 20-an untuk wanita. Namun, OCD juga dapat muncul pada orang yang lebih tua, baik setelah riwayat kondisi yang panjang yang sebelumnya tidak terdiagnosis atau dengan gejala yang timbul lebih baru. OCD terjadi dengan prevalensi titik sekitar 1% dari populasi. Anak-anak dan remaja juga dapat mengalami OCD, dengan prevalensi sekitar 0,25% pada anak usia 5-15 tahun.
Tentunya ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami OCD, seperti :
Biologi. OCD mungkin merupakan akibat dari perubahan kimia alami tubuh atau jamur otak.
Genetika. kemungkinan OCD memiliki komponen genetik. Namun gen spesifiknya belum dapat diidentifikasi.
Dipelajari. Ketakutan obsesif dan perilaku kompulsif dapat dipelajari dari pengamatan secara bertahap dan dipelajari dari waktu ke waktu. Seseorang yang OCD mungkin secara sadar mengamati dan mempelajari perilaku kompulsif dari anggota keluarganya.
Gejala gangguan OCD dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
OCD Obsesif
OCD dengan perilaku obsesif biasanya didorong dengan pikiran yang sebenarnya tidak diinginkan dan dapat menyebabkan penderitanya merasa cemas jika tak dilakukan. Lebih tepatnya, OCD obsesif lebih menekankan pikiran dan keinginan penderitanya. Beberapa contoh tindakan obsesif yang menjadi ciri-ciri OCD adalah sebagai berikut:
Merasa takut secara berlebihan terhadap kontaminasi kuman, virus, atau kotoran.
Kesulitan dalam menghadapi ketidakpastian. Misalnya, Anda akan merasa khawatir secara berlebihan ketika menduga-duga apakah kompor telah dimatikan atau belum.
Berperilaku agresif secara umum.
Memiliki keinginan untuk menata barang atau benda tertentu dengan tepat dan simetris.
OCD Kompulsif
Sedikit berbeda dengan obsesif, tindakan kompulsif dalam OCD adalah berkaitan dengan perilaku penderitanya yang dilakukan berulang kali. Perilaku kompulsif ini biasanya bertujuan untuk mengurangi rasa cemas karena penderitanya memiliki pemikiran obsesif tersebut dan sering kali tindakan kompulsif dari OCD ini bersifat tidak masuk akal. Beberapa contoh tindakan kompulsif dari OCD adalah sebagai berikut:
Mencuci tangan berulang kali dan secara berlebihan.
Mengatur barang atau benda secara simetris.
Memeriksa pintu yang sudah dikunci berulang kali.
Mengulang kata-kata tertentu saat sedang berbicara dengan pelan.
Menghitung suatu hal untuk memastikannya berada pada pola tertentu.
Lalu, apakah gangguan OCD ini dapat disembuhkan? Tentu saja bisa disembuhkan walau tidak hilang secara total serta membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama. Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang dapat menghabiskan 10 tahun atau lebih berjuang melawan OCD sebelum mereka mendapatkan bantuan yang tepat.
Ada beberapa terapi yang biasa dijadikan sebagai langkah penanganan pasien OCD untuk mengurangi gejalanya. Pasien OCD akan disarankan oleh dokter untuk menjalani terapi psikologis atau psikoterapi. Psikoterapi ini dilakukan oleh psikiater dengan membimbing pasien untuk mengenali perasaan, pikiran, serta kondisi yang dialaminya. Dengan begitu, pasien dapat berperilaku positif dalam menangani masalah yang dihadapi.
Salah satu psikoterapi yang biasa dilakukan untuk pengobatan OCD adalah terapi perilaku kognitif atau CBT. Selain itu, pengobatan OCD juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan. Beberapa jenis obat yang biasa diresepkan untuk penderita OCD yaitu antidepresan, antipsikotik, dan sejenisnya.
Kesimpulan
OCD atau Obsessive Compulsive Disorder merupakan sebuah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi atau kompulsi, atau keduanya. OCD dapat dialami oleh berbagai kalangan usia dari anak-anak sampai orang yang lebih tua. Penyebab OCD bisa dari faktor biologis, genetika ataupun dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Gejala gangguan OCD dapat dibagi menjadi dua yaitu OCD Obsesif dan OCD Kompulsif. Ada beberapa penanganan atau pengobatan yang dapat dilakukan seperti psikoterapi (terapi perilaku kognitif) atau mengonsumsi obat-obatan (antidepresan, antipsikotik, dan sejenisnya).
Daftar Pustaka
Attiullah, N., Eisen, J. L., & Rasmussen, S. A. (2000). Clinical features of obsessive-compulsive disorder. Psychiatric Clinics of North America, 23(3), 469-491.
Veale, D., & Roberts, A. (2014). Obsessive-compulsive disorder. Bmj, 348, g2183.
Febrina B.S. (2024). Mengenal “OCD” Obsessive Compulsive Disorder. Hermina Yogya
Lim V. (2024). Obsessive Compulsive Disorder (OCD): Penyebab & Pengobatannya. Siloam Hospitals
No comments:
Post a Comment