Edisi Desember 2025
How Thorndike's Cat Experiment
Proved the Law of Effect
Sumber : https://pin.it/4Cbg14hiC
Penulis : Reyfan Setio & Austin Vinsen
PENJELASAN TOKOH
Edward Lee
Thorndike atau yang lebih dikenal sebagai Edward Thorndike, merupakan seorang
psikolog asal Amerika Serikat. Ia lahir di Massachusetts pada tahun 1874. Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 Thorndike menjadi seorang pelopor di
bidang psikologi pendidikan.
Edukasi
pertama Thorndike dimulai dari Wesleyan University dan Harvard University di mana
ia mengambil program studi filosofi dan psikologi. Ia kemudian mendapatkan
gelar PhD di Columbia University, di mana ia dipengaruhi oleh James McKeen
Cattell dan John Dewey. Hasil dari pengaruh dua tokoh tersebut memberikan
fondasi dasar yang kuat dalam perkembangan psikologi behaviorisme.
Thorndike
dikenal luas karena penelitiannya yang inovatif mengenai proses
pembelajaran. Penelitiannya berfokus pada hubungan antara stimulus dan
respons, yang umumnya dikenal sebagai teori psikologi S-R. Ia melakukan
eksperimennya pada hewan sebagai objek, terutama anjing dan kucing, untuk mempelajari
perilaku dan proses pembelajaran. Tujuan dari eksperimen Thorndike terhadap
hewan adalah untuk memahami bagaimana hewan belajar dan bagaimana pembelajaran
yang dilakukan hewan tersebut dapat diterapkan pada manusia, terutama pada
bidang pendidikan.
Law of
Effect atau hukum akibat merupakan teori pembelajaran dari Thorndike. Melalui
hukum akibat Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti konsekuensi
positif lebih mungkin untuk diulang, namun sebaliknya perilaku yang mendapat
konsekuensi negatif lebih kecil kemungkinannya untuk diulang. Teori ini
didasarkan pada gagasan bahwa pembelajaran adalah proses yang terjadi secara
bertahap, dan terjadi melalui coba-coba. Thorndike percaya bahwa
pembelajaran terjadi ketika ada hubungan antara stimulus dan respons, hubungan
ini dapat menjadi lebih kuat apabila dilakukan pengulangan.
PENJELASAN EKSPERIMEN
Salah satu
eksperimen Thorndike yang dikenal luas adalah eksperimen kotak puzzle dengan
menggunakan kucing sebagai objek. Kucing tersebut akan dimasukkan ke dalam
sebuah kotak dengan mekanisme pengunci, kucing yang dimasukkan ke dalam
kotak puzzle sedang dalam kondisi kelaparan. Mekanisme
pengunci kotak tersebut berupa sebuah grendel yang mengunci pintu kotak, dan
tali di langit-langit kotak yang harus ditarik untuk akhirnya membuka pintu
kotak tersebut. Di depan kotak tersebut diletakkan sebuah tempat makanan
berisikan ikan yang disukai kucing tersebut, membuat kucing tersebut harus
mencari cara untuk keluar dari kotak agar dapat memakan ikan itu.
Saat kucing
baru dimasukkan dan dikunci di kotak tersebut, kucing tersebut hanya mencoba
meraih ikan dari sela-sela kotak puzzle, berharap dapat meraih ikan
yang disediakan agar bisa dimakan, namun tetap gagal. Kucing tersebut akhirnya
mulai mencoba-coba dengan mencakar dan bermain di kotak tersebut sebelum
akhirnya menemukan mekanisme yang bisa di gerakan dan menemukan grendel yang
mengunci pintu tersebut. Grendel tersebut akhirnya berhasil dibuka, menyisakan
tali yang membuka pintu tersebut, namun kucing tersebut tidak langsung menarik
tali di langit-langit karena awalnya hanya dimainkan seperti dicakar-cakar.
Pada akhirnya kucing tersebut berhasil menarik tali tersebut, membuka kotak puzzle
yang mengunci kucing itu dan berhasil keluar dan memakan ikannya.
PEMBUKTIAN LAW OF EFFECT
Berdasarkan
penjelasan dari subjudul sebelumnya, hukum akibat bisa dijelaskan secara
singkat sebagai pembentukan perilaku berdasarkan konsekuensi. Dalam eksperimen
ini, kucing yang pada awalnya hanya mencakar-cakar kotak puzzle dan
mencoba untuk meraih ikan tersebut perlahan mulai mengurangi aksinya karena
tidak menghasilkan konsekuensi yang diinginkan. Setelah kucing tersebut mulai
mengoperasikan mekanisme pengunci kotak tersebut dan melihat pintu mulai bisa
dibuka, maka kucing tersebut berhenti mencakar cakar kotak dan mulai
bereksperimen dengan mekanisme yang ada di kotak tersebut, menunjukkan
perubahan perilaku dari hasil coba-coba (trial and error).
Setelah kucing tersebut menyelesaikan kotak puzzle pertama, Thorndike menguji ulang kucing tersebut dengan beberapa kotak puzzle lainnya dengan mekanisme yang berbeda. Kucing tersebut menunjukkan hilangnya ketertarikan untuk mencakar kotak puzzle dan lebih mengarah pada mencoba mekanisme di kotak tersebut. Hasilnya, semakin kucing tersebut diuji dengan kotak puzzle lainnya, waktu yang diperlukan kucing tersebut untuk memecahkan puzzle box tersebut semakin berkurang, menunjukkan perubahan yang signifikan.
REFERENSI
Main, P
(2023, June 08). Thorndikes Theory. Retrieved from https://www.structural-learning.com/post/thorndikes-theory
Chance, P. (1999). Thorndike's puzzle boxes and the origins of the experimental analysis of behavior. Journal of the experimental analysis of behavior, 72(3), 433-440. https://doi.org/10.1901/jeab.1999.72-433
No comments:
Post a Comment